27/03/2018
NEVER GIVE UP! TETAP SEMANGAT MENYUSUI!
Oleh: dr. Asticaliana
Hamil, melahirkan, dan menyusui merupakan fase hidup yang disebut-sebut sebagai medan jihad seorang wanita. Hal ini karena, dalam setiap fase tersebut banyak rintangan, penuh ujian, dan kesakitan. Sehingga, ketika seorang wanita mampu bersabar dan bersyukur hingga berhasil melaluinya, itu adalah suatu prestasi yang luar biasa.
Saat fase hamil dan melahirkan yang bertaruh nyawa berhasil dilalui, tibalah wanita pada fase menyusui. Menyusui bukan hanya tentang bagaimana kita memberi minum/makan bayi kita. Akan tetapi menyusui juga merupakan proses bonding/membangun keterikatan hati antara ibu dan bayi. Prosesnya tidak semudah yang dibayangkan. Mengapa? Hal ini karena menyusui butuh mujahadah atau perjuangan yang sungguh-sungguh. Ada banyak rintangan yang harus dihadapi dan harus bisa ditaklukkan. Rintangan-rintangan itu bahkan muncul sejak permulaan masa ini tiba, yaitu setelah bayi lahir dari Rahim ibu nya.
Masalah-masalah yang sering dikeluhkan para bunda, terutama yang baru pertama kali menjadi ibu, antara lain: asi belum keluar bahkan beberapa hari setelah melahirkan, puting payudara datar sehingga bayi kesulitan menyusu, bayi bingung putting, bayi sering gumoh/mudah tersedak, perkataan orang-orang disekeliling tentang mitos atau tradisi menyusui masa lampau, ibu harus bekerja dan meninggalkan bayinya di rumah, dan lain sebagainya.
Berbagai masalah di atas tentu punya solusi, solusi yang mengutamakan agar ibu bisa tetap menyusui bayi dengan ASI Eksklusif selama 6 bulan bahkan mampu seterusnya meng-ASI-hi sampai minimal 2 tahun.
Berikut ini beberapa tips agar ibu bisa tetap semangat meng-ASI-hi buah hati tersayang:
1. Niat yang lurus
Segala sesuatu berawal dari niatnya. Apa niat kita menyusui anak? Apakah hanya sekedar pengugur kewajiban, toh sudah jadi ibu dan ASI mengalir lancar? supaya anak kenyang, agar anak gemuk, atau apa? Lalu bagaimana yang ASI nya tidak langsung mengalir lancar? Apakah harus menyerah, lalu anak diberikan susu formula?
Menyusui adalah suatu amal baik. Menyusui juga merupakan kewajiban. Anak yang kita lahirkan, sesungguhnya adalah amanah Sang Pencipta. Menyusui bukan sekadar memberi ASI agar anak kenyang. Namun, proses menyusui pun dapat bernilai ibadah jika niatnya benar dan lurus. Kita tentu ingin anak yang lahir dari Rahim kita menjadi anak yang sehat, cerdas, dan sholih/sholihah. Oleh karena itu, niatkan menyusui sebagai ibadah dalam upaya kita menunaikan kewajiban kepada Allah untuk menjaga amanah-NYA dan memberikan hak kepada anak agar dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Sehingga, ASI yang mengalir ke dalam tubuh anak merupakan ASI yang berkah. Dengan niat yang lurus, InsyaAllah akan diberikan kemudahan.
2. Tekad yang kuat
Tekad yang kuat artinya “ngotot” atau keras kepala dalam menyusui. Apapun yang terjadi selagi masih ada jalan yang bisa ditempuh agar bisa menyusui dan bukan karena indikasi medis yang membahayakan bayi, maka harus tetap teguh untuk memberi ASI. Jangan hanya karena permasalahan kecil, misal puting datar atau ASI tidak segera keluar setelah melahirkan lantas langsung menyerah pada susu formula dan malas memberi ASI, segera cari bantuan agar tetap bisa menyusui.
3. Yakin, percaya diri, dan prasangka baik.
Ketiga sikap ini penting dimiliki seorang ibu yang baru melahirkan dan ingin menyusui anaknya secara langsung dengan ASI. Adanya tiga sikap ini dalam diri ibu akan memberikan motivasi diri yang tetap kuat meskipun terjadi hal diluar dugaan yang menyebabkan si ibu tidak mampu segera memberi ASI. Misalnya, setelah melahirkan ASI tidak segera mengalir dari payudara ibu. Ibu harus punya keyakinan bahwa ASI akan segera keluar, percaya diri akan mampu menyusui sampai anak usia 2 tahun, orang lain bisa mengapa saya tidak, dan selalu berprasangka baik pada Allah bahwa pada setiap kesulitan akan ada kemudahan setelahnya.
4. Browsing informasi/membaca buku seputar menyusui.
Di era digital ini, kita lebih mudah memperoleh informasi. Banyak informasi yang bisa kita dapatkan melalui internet. Termasuk informasi seputar menyusui.
Browsing informasi dan atau membaca buku ini penting dilakukan karena menyusui pun membutuhkan ilmu. Dengan mengumpulkan, membaca, dan mempelajari tentang seluk beluk menyusui, kita akan tahu bagaimana Teknik menyusui yang benar, pentingnya ASI bagi bayi, tahu berbagai persoalan yang sering terjadi pada ibu menyusui dan cara mengatasinya, mitos dan fakta menyusui, dan berbagai hal lain terkait proses menyusui. Sehingga ketika tiba saatnya, ibu lebih siap dan sudah tahu apa-apa saja yang harus dilakukan bila menemui kendala.
5. Libatkan suami.
Ajak suami turut serta dalam perjuangan menyusui. Samakan visi dan minta dukungan suami. Bila perlu ajak suami sama-sama membaca dan mempelajari tentang seluk beluk menyusui, berdiskusi dengan baik. Intinya, saat tidak ada support dari orang lain disekitar kita, suami harus bisa menjadi satu-satunya orang yang menyokong dan menguatkan kita.
6. Abaikan perkataan negatif orang-orang sekitar.
Orang-orang yang berbicara negatif pasti ada, entah itu dari keluarga terdekat, tetangga, teman, atau siapapun. Sering orang berpendapat tanpa tahu ilmunya, tanpa ada bukti, atau tidak tahu realita yang kita hadapi. Contohnya, “ih.. kok bayinya kuning, ASI nya sedikit ya? Tambah susu formula saja” atau “anaknya nangis terus tuh, kasihan loh masih kelaparan itu, kasih pisang aja” atau “gimana sih jadi ibu kok enggak bisa ngurus anak, bayinya kurus gitu kayak kurang gizi.” Waduh.. Hmm.. menjengkelkan memang dan sakitnya tuh di sini. Hehe
Tapi Bunda, kalau ada orang-orang yang bicara hal-hal negatif semacam itu, kasih senyuman manis, jangan dimasukkan ke dalam hati. Dan kalau kita sudah belajar ilmunya (lihat tips nomor 4), bila memungkinkan berikan penjelasan dengan cara yang baik kepada mereka.
7. Serahkan kepada ahlinya
Semasa hamil, bunda bisa datang ke bidan/konselor menyusui/ dokter konsultan laktasi untuk berdiskusi dan berlatih mengenai persiapan menyusui. Atau bisa juga mengikuti kelas pelatihan Laktasi yang biasanya diadakan oleh para bunda penggiat ASI. Bunda juga perlu memilih tempat melahirkan yang ramah ASI, sehingga memungkinkan dilakukannya IMD (Inisiasi Menyusui Dini) segera pasca melahirkan atau bila terjadi hal-hal diluar dugaan, misal melahirkan dengan operasi Caesar, ibu tetap dibimbing agar bisa tetap memberi ASI oleh tenaga medisnya.
Bila ada kendala teknis yang kurang dipahami atau bingung mencari solusi, Bunda dapat berkonsultasi dengan konselor laktasi. Dan apabila ada masalah medis, konsultasikan dengan dokter yang pro ASI (konsultan laktasi) untuk tindakan lebih lanjut.
“Para ibu hendaklah menyus**an anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disus**an oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al Baqarah : 233)
Jika masih ada solusi yang dapat ditempuh agar dapat menyusui, maka susuilah anak-anakmu. Jangan menyerah.
Semoga bermanfaat.
Selamat berjuang Bunda cerdas. Semangat Meng-ASI-hi.
💪🏻😊🤗