15/01/2013
Dunia ini penuh dengan konflik. Kemarahan, kebencian, kesalahpahaman, terorisme, perceraian, perampokan, persaingan, perkelahian, berebut kebenaran [ingin disebut paling benar dan paling suci] dan peperangan ada dimana-mana. Para pemimpin yang diharapkan bisa mengurangi semua ini, ternyata sebagian besar malah memperumit keadaan dan kemudian memicu konflik-konflik baru. Agama yang disebut sebagai satu-satunya jalan keluar juga sama saja. Ia yang diharapkan bisa menjadi penyejuk dan peneduh, pada banyak kasus malah menjadi alat kesombongan, keserakahan, kebencian dan kekerasan.
Dalam bhakti yoga yang tertinggi dan sempurna, tidak diperlukan banyak pertanyaan dan perdebatan. Apalagi perdebatan tentang konsep ketuhanan yang sungguh bodoh, sia-sia dan sangat berbahaya karena menjerumuskan dunia kepada jurang kegelapan. Dalam bhakti yoga yang tertinggi dan sempurna, yang ada hanya welas asih dan kebaikan yang mendalam dan rasa hormat yang tulus kepada semuanya. Baik ke alam svah [Brahman dan Dewa-Dewi], ke alam bvah [sesama mahluk dan alam semesta] dan ke alam bhur [mahluk-mahluk dunia bawah]. Karena Tuhan adalah Om bhur bvah svah.
Matahari adalah simbolik bhakti yoga yang agung, dia menyinari semua tanpa memilih-milih : mau orang baik, mau orang jahat, mau bunga yang harum, mau kotoran sapi, mau tempat suci, mau tempat sampah yang busuk, dll, semua disinari secara sama tanpa syarat.
Welas asih yang tidak terbatas dan tanpa syarat adalah bhakti yoga yang tertinggi dan sempurna. Disaat bhakti yoga ini mencapai puncaknya, ketika cahaya welas asih dan kebaikan laksana matahari yang menyala dan menerangi siapa saja yang ada, bahkan alam semesta-pun akan merespon getaran welas asih seperti ini. Di mana semuanya [manusia, binatang, tumbuhan, batu, air, awan, langit, matahari, dll] serba terhubung, manunggal, sekaligus menyediakan penerangan sempurna di kedalaman bathin kita sendiri.
sumber: Rumah Dharma- Hindu Indonesia