10/09/2017
PARENTING IS A JOURNEY, NOT A COMPETITION
Akhir-akhir ini timeline Instagram dan Twitter banyak membahas parenting gaya Andien, penyanyi kenamaan yg sekarang punya anak bernama Kawa (sekarang berusia 7 bulan). Banyak yang membahas pilihan Andien yg kontroversial dalam membesarkan anaknya, mulai dari pilihan melahirkan dengan gentle birth dirumah sendiri, sampai 'keberanian' ibu muda ini mengeksplorasi kekuatan otot anaknya sangat dini. Kawa di usia 7 hari distimulasi otot lehernya hingga bisa tegak saat tengkurap, usia 3 bulan tampak divideokan sedang diguncang-guncangkan di perut ayahnya, usia 4 bulan diberdirikan, usia 5 bulan dilatih refleks berjalannya, dan usia 5 bulan p**a mulai diiberikan makanan padat sendiri (Baby Led-Weaning/BLW).
Banyak mama-mama muda yang terpesona dengan gaya parenting Mama Andien ini, banjir pujian di tiap foto dan video yang diupload hingga keluhan dari para mama ini mengapa tumbuh kembang anaknya tidak sepesat Kawa. Namun banyak p**a yang mengkritik keras, termasuk sebagian dokter, karena tindakan-tindakan Andien banyak yang tidak sesuai dengan rekomendasi kedokteran dan dunia kesehatan anak.
Pesona Andien sebagai role model sama persis dengan pesona Ibu yang menuai banyak pujian karena membesarkan anak yang pintar seperti Kirana (saat ini usianya sekitar 4 tahun). Banyak para mama yang terpesona pada Kawa dan Kirana dan membandingkannya dengan anak-anaknya sendiri, dan lalu lupa bahwa tiap anak membawa potensi kesuperan sama dalam hal-hal yang berbeda.
Padahal satu fakta yang kita tidak boleh abaikan..
Ada anak-anak seperti Kawa yang dibesarkan dengan sangat menakjubkan oleh ibunya, tapi anak-anak lain yg dibesarkan dengan gaya yang berbeda tidak lantas menjadi kalah akseleratif dan kalah unggul, dan mama-mamanya tidak lantas kalah kekinian dari Andien, hanya karena tidak setuju dan tidak mau melahirkan dengan metode home birth, gentle birth, water birth, lotus birth, dan berbagai istilah lain yang terdengar sangat indah ditelinga dan banyak terbaca di majalah-majalah ibu dan anak masa kini.
Ada anak-anak seperti Kawa yang ibunya datangkan terapis khusus utk melatih refleks berjalan di usianya yg baru 5 bulan dan terapis utk melatih merangkak, tapi anak-anak lain yang dibiarkan tumbuh senatural mungkin, penuh kehati-hatian, yang baru bisa duduk di usia 6 bulan, merangkak di usia 8 bulan, dan berjalan di usia 1 tahun, bukanlah anak-anak yang kalah hebat tumbuh kembangnya, bahkan jika mereka adalah anak2 yang baru bisa duduk di usia 2 tahun dan masih belajar berjalan di usia 6 tahun seperti Aubrey, anak Mamah Grace Melia founder Rumah Ramah Rubella, itu juga bukan anak yang gagal, dia hanya spesial. Tumbuh dengan cara spesial, dan menjadi anak2 hebat yang spesial p**a.
Ada anak-anak seperti Kawa yang mungkin motorik halus dan pencernaannya kuat untuk diberikan makan dengan metode BLW di usia 5 bulan (mudah-mudahan Kawa tidak pernah konstipati dan mengalami kasus-kasus parah pada usus yg diakibatkan oleh pemberian makanan padat sebelum waktunya) namun anak-anaak yang diberi makan sesuai rekomendasi IDAI dengan dimulai dengan tekstur halus (usia 6 bulan dikenalkan dengan puree buah yang dicairkan dengan asip/sufor), usia 8 bulan dikenalkan dengan karbo yang dihaluskan, usia 1 tahun baru dikenalkan dengan masakan biasa) bukan berarti anak-anak yang kurang cepat pintar, ketinggalan jaman dan tidak kekinian.
Jangan sampai kita sebagai ibu berpikir,
"Wah anakku ketinggalan dibandingkan anak ini".
"Hebat bener anaknya dah angkat kepala usia 7 hari!! Anakku usia 3 bulan lehernya belum kuat"
"Aku coba ah ajari jalan anakku sejak dini, kalo Kawa bisa anakku pasti bisa"
(lalu anaknya malah ga nyaman karena dipaksa bisa)
"Itu si Kirana anak mamah Retno kalo diajarin pasti langsung bisa dan langsung nurut, anak-anakku ampun deh.. Banyak banget alasannya kalo dibilangin".
(Padahal Ibu retno ga memvideokan Kirana sedang badmood, hanya memvideokan saat moodnya bagus saja, jadi bukan berarti Kirana selalu good mood sepanjang waktu kan?).
Jangan sampai juga kita memilih keputusan tentang anak hanya karena ingin memenuhi kriteria sebagai mama milenia, mama super, mama kekinian, namun tidak berasal dari hasil belajar dengan benar dari berbagai sumber yang valid dan kompeten. Jika kita ingin menerapkan BLW, terapkanlah bukan karena ingin meniru hidup Andien yang tampak 'gampang' (karena tampak tidak perlu menyiapkan MPASI secara proper dan tidak perlu p**a menyuapi anaknya), tapi terapkanlah karena alasan-alasan yang memang baik untuk anak kita. Alasan-alasan ilmiah yang bisa kita sampaikan dengan rasa tanggungjawab pada orang saat orang bertanya, "Mengapa menerapkan BLW?".
Karena mama yg cerdas adalah bukan mama yang tau segala hal yang lagi ngetrend atau menguasai ilmu-ilmu termutakhir tentang parenting kekinian di Abad 21, melainkan mama yang tau benar mengapa dia memilih melakukan A dan bukan B, memilih metode A dan bukan B, memilih keputusan A dan bukan B, dan bukan karena ikut-ikutan selebgram dan bukan karena terobsesi ingin menjadikan anak-anak kita sebagai Kawa atau sebagai Kirana.
Mudah-mudahan meski sebagai "mamak pencinta gosip" di instagram kita tetap s**a scrolling up and down IG nya mama Andien dengan Kawa, mama Retno dengan Kirana, atau malah Mama Gesi dengan si cantik Aubrey yang survive dengan kondisi istimewanya sebagai penyandang rubella, tidak membuat kita membanding-bandingkan gaya parenting mereka dengan kita, dan tidak p**a membuat kita membanding-bandingkan anak-anak mereka dengan anak-anak kita dirumah. Bukankah kita tidak sedang bekompetisi dan karenanya bukan sedang menetapkan siapa yang jadi juaranya? Bukankah tiap ibu itu istimewa buat anak-anaknya, dan perjalanan sebagai ibu adalah perjalanan istimewa tiap ibu dengan anak-anaknya?
Anak-anak kita tidak butuh ibu juara yang tau segalanya dan mengikuti trend kekinian, anak-anak juga tidak paham apa itu arti ibu milenia dan anak-anak milenia hasil gaya parenting akseleratif, yang anak-anak butuhkan adalah ibu yang berbahagia dengan dirinya dan mentransfer energi kebahagiaannya itu pada anak-anaknya dalam bentuk interaksi yang tulus dan bonding yang berkualitas 🙏.
Percayalah, meski anda tidak merekam kebersamaan dengan si kecil sesering Kirana direkam ibunya misalnya, itu tidak membuat hubungan anda dan anak-anak anda kurang seru atau kurang berkualitas. Meski anak-anak anda tidak sehebat Kawa, tidak sekeren Kirana, mungkin terlihat seperti anak-anak biasa yang sekilas tidak terlihat kelebihannya, namun itu tidak berarti anda membesarkan anak-anak biasa. Jangan pernah kecil hati dengan pencapaian anak-anak sekecil apapun kelihatannya, karena anak-anak hakikatnya seperti ribuan bintang di langit yang bersinar dengan sinarnya masing-masing, kadang kita saja yang melihat ada yang tidak bersinar karena mata kita silau dengan sinar bintang yang lain. Padahal sebenarnya, tiap mereka bersinar.. We just need to see them properly.. 😍😉
Karena menjadi ibu adalah sebuah perjalanan, yuk ah kita rayakan tiap momen dan menikmati semua prosesnya yang tidak sempurna.. Karena dari ketidaksempurnaan itulah, kita semua menjadi ibu pembelajar yang hebat.. 😍👏
Peace, Love and Gaul *halah 😂🤗.
Palembang, 17 Agustus 2017
Agustina Djihadi Bundanya Dzaky & Zidan 😚
================
GIZIDAT
Madu + Ikan Sidat + Temulawak + Probiotik
Formula anak usia 1- 12 tahun untuk:
✅ Menambah nafsu makan anak
✅ Meningkatkan imunitas agar anak tidak gampang sakit
✅ Menambah berat badan anak
✅ Suplemen anak penderita flek / TBC
✅ Meningkatkan daya ingat
✅ Meningkatkan kecerdasan
✅ Mempercepat penyembuhan semua penyakit pada anak terutama demam, flu dan batuk.
Informasi Lebih Lanjut :
Bunda Naili (SMS/WA) : 0812-555-1433 / BBM : DA935983
Order via WhatsApp KLIK Aja: https://goo.gl/UXxprs