10/09/2020
Apakah Memaafkan Sama Dengan Melupakan?
Judul artikel ini sering ditanyakan klien pada saya. Ada yang mengalami suatu pengalaman menyakitkan dan merasa sulit untuk memaafkan. Ada yang merasa sudah memaafkan namun tidak bisa melupakan. Ada yang minta saya untuk membuat ia lupa pada kejadian yang membuatnya trauma atau tidak nyaman, agar bisa memaafkan pelaku. Apakah memaafkan sama dengan melupakan?
Apa yang menyebabkan kita sampai bisa punya masalah, khususnya yang berhubungan dengan emosi negatif?
Sebenarnya semua emosi itu positif. Namun untuk memudahkan penjelasan, saya “mengategorikan” emosi seperti marah, kecewa, dendam, benci, terluka, sakit hati, perasaan bersalah, takut, cemas, khawatir, dan kawan-kawannya sebagai emosi negatif. Emosi negatif adalah emosi yang bila kita rasakan atau alami akan sangat mengganggu diri kita.
Pertanyaannya sekarang adalah, “Dari manakah sebenarnya emosi ini?”
Emosi muncul sebagai hasil pemaknaan. Setiap kejadian sejatinya netral. Tidak ada kejadian yang baik atau buruk. Semua bergantung pada diri kita sendiri. Kita memberi makna pada kejadian berdasarkan persepsi kita. Persepsi dipengaruhi oleh sistem kepercayaan (belief system). Jadi, ujung-ujungnya sebenarnya bicara soal sistem kepercayaan.
Nah, begitu kita memberikan makna pada suatu kejadian atau peristiwa maka emosi yang muncul bisa berupa emosi positif, emosi negatif, atau netral.
Lalu, bagaimana kita bisa melupakan dan memaafkan, atau memaafkan dan melupakan?
Pertama, yang perlu diluruskan adalah kita bisa memaafkan namun kita tidak akan bisa melupakan. Semua yang pernah kita alami tersimpan di memori di pikiran bawah sadar kita.
Yang kita lakukan, khususnya hipnoterapis, adalah menetralisir emosi negatif dengan teknik terapi tertentu. Selama emosi negatif ini tidak berhasil dinetralisir maka kita akan selalu diganggu oleh memori tersebut. Memori ini kadang muncul, kadang hilang. Nanti muncul lagi, lalu hilang lagi. Demikian seterusnya.
Sebelum saya teruskan, ada yang perlu saya jelaskan mengenai memori. Memori adalah data, fakta yang telah dibumbui persepsi, yang disimpan di pikiran bawah sadar kita. Data ini berisi beberapa hal yang berhubungan dengan suatu kejadian atau peristiwa, antara lain:
1.Waktu terjadinya
2.Lokasi kejadian
3.Siapa saja yang terlibat
4.Gambar/image
5.Suara
6.Bau
7.Rasa
8.Sensasi perabaan
9.EMOSI.
Yang membuat masalah sebenarnya bukan komponen 1 sampai 8, tapi yang no 9, emosi. Komponen emosi muncul sebagai hasil dari pemaknaan.
Untuk memaafkan, kita perlu bisa menetralisir emosi ini. Selama emosi tidak berhasil dinetralisir maka kekuatan penolakan, untuk tidak memaafkan, akan sangat kuat. Re-edukasi pikiran bawah sadar, misalnya memberikan pemaknaan baru terhadap kejadian yang tadinya dirasa menyakitkan, baru bisa berjalan efektif, mudah, dan permanen saat emosi ini telah kita bereskan.
Setelah emosi dibereskan kita tetap bisa mengingat semua kejadian atau pengalaman namun sudah tidak lagi terpengaruh. Kita mengingat pengalaman itu hanya sebagai suatu kenangan dengan intensitas emosi yang netral.
Saat emosi berhasil dibereskan, saat inilah kita dinyatakan sembuh. Jadi yang menjadi sumber masalah selama ini adalah emosi (negatif).
Apakah membereskan emosi harus dengan menggunakan hipnoterapi?
Tentu tidak. Ada banyak teknik yang bisa digunakan guna menetralisir emosi. Cara yang umumnya digunakan orang adalah dengan berusaha mengikis emosi ini sedikit demi sedikit seiring dengan perjalanan waktu. Mereka berkata, “Time will heal the wound” atau “Waktu yang akan menyembuhkan luka ini”.
Ada lagi yang mencoba dengan memberikan pemaknaan ulang, secara sadar. Ada yang menggunakan pendekatan spiritual, dengan doa. Ada lagi yang curhat, atau menggunakan teknik konseling. Dan masih banyak lagi deh.
Dari pengalaman saya, yang paling mudah, sederhana, tapi sangat cepat adalah dengan menggunakan The Heart Technique®. Bisa juga menggunakan teknik NLP. Dan bila semua cara sudah dilakukan namun tetap belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan maka saran saya, minta bantuan hipnoterapis kompeten, khususnya yang menguasai dengan baik teknik penanganan abreaksi.
Apa beda masing-masing teknik terapi ini?
Jika menggunakan NLP, kita tidak akan mengotak-atik konten. Kita tidak perlu tahu apa yang terjadi. Pertanyaan yang diajukan tidak pernah, “Mengapa ini terjadi?” tapi “Bagaimana anda membuat emosi ini muncul?”
Di sini yang dicari adalah strategi yang mengakibatkan suatu emosi muncul. Terapi dilakukan dengan mengubah strategi sehingga tidak bisa memunculkan emosi itu lagi.
Bila menggunakan The Heart Technique®, emosi negatif dihilangkan melalui teknik berbasis medan energi dan meridian tubuh. Emosi intens, misal di angka 10, dari skala 0 -10, dapat dengan sangat cepat turun menjadi 0.
Kalau dengan hipnoterapi caranya berbeda lagi. Kita akan menggunakan teknik tertentu untuk menemukan akar masalah dan melepaskan emosi negatif yang selama ini mengganggu hidup klien. Selanjutnya pikiran klien anda direedukasi, memberikan pemaknaan baru, dan memaafkan.
Emosi yang saya maksudkan di sini tentunya emosi negatif yang mengganggu hidup kita. Namun, apakah emosi positif juga bisa dinetralisir atau dihilangkan? Bisa.
The Heart Technique® bisa dengan sangat cepat menetralisir baik emosi positif maupun negatif. Bahkan perasaan cinta juga bisa kita hilangkan dengan sangat cepat. Semua bergantung kebutuhan, situasi, dan kondisi.