04/04/2016
Berbicara mengenai kematian ibu
Hm...
Dikenal dengan "road to maternal death" jalan menuju kematian seorang ibu hamil, ternyata merupakan jalan yang panjang, jalan yang masih mungkin ada kesempatan kita ikhtiar mencegahnya.
Diawali dari kesiapan seorang perempuan menjadi ibu, kesiapan pengetahuannya (edukasi dan informasi segala nya ttg kehamilan, ataupun penundaan kehamilan dengan KB yang sesuai) kesiapan menjadi ibu ini didukung oleh peran keluarga, peran suami, dari persiapan menjelang hamil, kontrol kehamilan dimana, persiapan ekonomi, gizi dan nutrisi. Peran personal ini harus di cover dengan peran aktif pemerintah menyiapkan sarana dan prasarana kesehatan nanti ibu yang ingin kontrol kehamilan, yg ingin bertanya soal kehamilannya harus kemana ia bertanya yang sekarang ada bidan delima dll, obat imunisasinya harus disiapkan, sampai sarana pendukung seperti transportasi dll.
Kemudian kebijakan cover asuransi..jadi ibu hamil nanti kalau melahirkan jangan pusing takut ke RS karena biaya. Lagi2 pemerintah harus berperan aktif..pny kebijakan yang jelas mengenai kemudahan biaya ini.
Komunitas yg siap membantu.. kyk di busway ibu hamil ya prioritas dpt tmp duduk. Termasuk akses layanan kesehatan..
Akses fasilitas layanan kesehatan yg optimal. Lagi2 peran penting pemerintah, direktur RS dan semua pemegang kebijakan untuk menyediakan fasilitas layanan kesehatan yg optimal utk ibu hamil. Obat2nya "ada", kamar operasinya "ada" (gak dirujuk karena lampu kamar operasi rusak sampai 1minggu), dokter2nya "ada", dokter obgyn, anastesi, bidan2nya juga "ada" yg membantu mengawasi dan semua tenaga kesehatan tersebut kesejahteraannya hrs diperhatikan jangan lupa dibayar ya..krn yg dimaksud "ada" disini saat kpn pun dibutuhkan bisa segera "ada" mau jam 1 pagi, jam 3 pagi, atau jam 8 malam, kalau mereka tidak sejahtera risiko "human errorr" meningkat yah org capek disuruh operasi mlm2..petugas kamar operasinya lapar dan pusing mikir biaya sekolah anak disuruh datang dini hari. Makanya kebijakan dan menejemen RS harus bagus sehingga tenaga kesehatan bisa tersedia.
Nah komponen2 ini menjadi satu kesatuan membentuk pelayanan kesehatan. Jadi kalau yang ditilik hanya dokter saja saat ada kematian ibu, itu salah besar, krn dokter, bidan hny "bagian dari pelayanan kesehatan". Mulai dievaluasi dari pemerintah pengambil kebijakan, menejerialnya, direktur rs nya, penyedia fasilitasnya, sampai asuransinya, serta edukasi dan pengetahuan pasien dan informasi yang benar mrngenai kondisi sakitnya juga hrs dievaluasi (jgn menolak di pasang IUD karena kata tetangga nanti tembus ke jantung) berarti ada miss-informasi.
Demikianlah holistik sebuah pelayanan kesehatan. Namun ya sama dimanapun, kalau bank salah pasti teller yg dimarahi, kalau restoran salah antar pesanan pelayannya yg kena, padahal mereka adalah "bagian" dari satu kesatuan. Sama seperti RS lini depannya dokter, perawat, bidan..krn itu diwajibkan menambah selalu ilmu pengetahuannya dengan seminar dan pelatihan biar kualitasnya trs meningkat seiring jam terbangnya.
Semoga kita bisa berpikir dan bertindak menyeluruh supaya masalah yg ada tuntas selesai.