24/09/2025
Karbohidrat, Kenapa Bikin Gemuk?
Kalau orang Indonesia ditanya: “Gimana sih caranya kurus?” jawabannya hampir selalu sama: “Jangan makan nasi putih!” Seolah-olah nasi itu musuh besar, padahal kita semua tahu, tanpa nasi orang Indonesia s**a bingung, kayak ada yang hilang di hati. Tapi apakah benar nasi penyebab utama kita gemuk? Yuk kita bedah sambil tetap santai, biar otak kenyang juga.
Nasi putih memang cepat bikin gula darah naik. Begitu masuk tubuh, nasi langsung dipecah jadi glukosa. Nah, kalau glukosanya nggak dipakai buat energi, misalnya karena setelah makan kita lebih memilih rebahan daripada lari marathon, maka tubuh akan menyimpannya jadi lemak. Inilah alasan kenapa nasi sering dijadikan kambing hitam.
Tapi, jangan salah! Karbohidrat itu sendiri sebenarnya bukan “jahat”. Karbohidrat adalah bahan bakar utama tubuh. Bayangkan tubuh kita kayak motor. Kalau bensinnya nggak ada, ya mogok. Jadi yang bikin masalah itu bukan karbohidratnya, tapi jumlah dan jenisnya.
Kenapa bisa ditimbun jadi lemak? Logikanya sederhana: energi yang masuk lebih banyak daripada yang keluar. Tubuh kita pinter, semua energi berlebih akan ditaruh di tabungan berbentuk lemak. Kalau setiap hari lebih banyak “setor” daripada “pakai”, ya jangan heran saldo lemak makin tebal.
Lalu, apakah semua karbohidrat sama? Tentu tidak. Ada karbohidrat sederhana, seperti gula, nasi putih, roti tawar, yang cepat diserap tubuh. Ada juga karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, kentang dengan kulitnya, quinoa, atau oatmeal, yang pelepasannya pelan-pelan. Karbohidrat kompleks ini lebih bikin kenyang lama dan nggak bikin gula darah roller coaster.
Jadi, bukan berarti harus jadi “anti-nasi”. Yang penting porsi. Coba kurangi nasi putih segunung jadi secukupnya, dan lengkapi dengan protein serta sayuran. Kalau bisa ganti sebagian dengan sumber karbohidrat kompleks, tubuh bakal lebih happy.
Alternatif sehat apa saja sih? Banyak! Ubi, singkong, jagung, oatmeal, quinoa, bahkan nasi merah atau nasi cokelat. Rasanya mungkin perlu adaptasi, tapi tubuh kita akan berterima kasih karena kadar gula darah lebih stabil dan rasa kenyang lebih awet.
Berapa banyak karbohidrat yang sebaiknya kita konsumsi sehari? Menurut panduan gizi, sekitar 45–65% dari total kalori harian kita sebaiknya berasal dari karbohidrat. Kalau kebutuhan energi kita 2000 kalori, berarti sekitar 225–325 gram karbohidrat per hari. Jadi, jangan asal buang nasi, tapi atur porsi dan pilih kualitas.
Yang juga perlu diingat, karbohidrat sehat itu biasanya datang “berpaket” dengan serat, vitamin, dan mineral. Sementara karbohidrat olahan seringnya cuma datang sendiri, kosong, nggak bawa nutrisi tambahan. Jadi pilihlah karbohidrat yang masih “alami” dan minim proses.
Humornya gini: kalau ada yang bilang “Stop makan karbo biar kurus!”, itu sama aja kayak bilang “Stop bensin biar mobil nggak berat.” Hasilnya? Mobil mogok di tengah jalan. Tubuh pun bisa drop kalau benar-benar nol karbo.
Kalau kamu bingung menentukan pola makan, tenang saja. Di Klinik Kiera ada ahli gizi yang bisa bantu kamu bikin strategi sehat sesuai kondisi tubuh. Jadi nggak perlu asal ikut tren diet yang katanya populer tapi belum tentu cocok.
Pola makan yang sehat itu bukan soal meniadakan satu jenis makanan, tapi soal keseimbangan. Dengan memilih karbohidrat yang tepat, tubuh tetap punya energi, tapi nggak bikin timbunan lemak berlebihan.
Ingat, tujuan kita bukan sekadar kurus, tapi sehat jangka panjang. Karena apa gunanya kurus kalau gampang sakit? Lebih baik berat badan stabil, tapi tubuh segar bugar dan kuat.
Akhir kata, mari kita tutup dengan pantun biar gampang diingat:
Makan nasi jangan segunung,
Tambah sayur biar lebih seimbang.
Kalau mau hidup panjang dan agung,
Follow akun ini biar sehat dan tenang!