07/11/2022
"Kau sedang melihat bulan itu, Kawan?"
"Ya, Aku sedang memandanginya."
"Bila kau melihatnya lebih dekat, mungkin Kau tidak akan takjub lagi memandanginya. Permukaan bulan tidak lagi seindah yang dapat Kau pandangi dari sini..."
"Maka biarkan Aku memandanginya dari jarak yang membuat bulan itu tetap indah di mataku."
"Apakah Engkau puas hanya dengan memandanginya, tanpa mendekatinya?!"
"Tidak semua hal yang ingin Kau nikmati harus Kau dekati. Kadangkala, dengan memandanginya saja, itu sudah cukup. Bulan tetaplah bulan, dia ada di langit sana. Namun, keputusan untuk menikmati keindahannya ada di dalam diri kita sendiri. Bulan hanyalah bulan. Keindahan bulan tidak ada pada bulannya, tapi ada di dalam cara kita memandangnya."
"Kau termanipulasi pikiranmu sendiri, Kawan.."
"Mendekati bulan untuk menikmati keindahannya pun adalah bentuk lain dari manipulasi pikiran."
"Tapi, keindahan harus diuji."
"Bukan keindahan yang harus diuji, tapi ketidakpercayaan kita terhadap keindahan itu. Kita seolah-olah menguji keindahan, tapi yang sebenarnya kita uji adalah keraguan kita terhadap keindahan. Sama halnya dalam cinta, kita seolah-olah melakukan sesuatu untuk menguji cinta seseorang kepada kita, tapi yang sebenarnya kita lakukan adalah menguji keraguan kita sendiri terhadap cinta seseorang itu kepada kita.
"Ya,,sekarang Aku mengerti. Nampaknya kita sudah cukup panjang berdebat tentang bulan yang sama, yang kita lihat berdua malam ini."
"Untuk hal yang sama-sama bisa kita lihat saja, kadangkala perdebatan bisa muncul, apalagi untuk hal-hal yang sama-sama tidak bisa kita lihat.Ada kalanya kita bisa melihat rembulan saat pagi.
Ada kalanya kita bisa merasakan hujan saat terik.
Ada kalanya langit tak berbintang saat malam.
Ada kalanya kita tak merasakan hangat sinar matahari ketika pagi.
Ada kalanya orang yang kita benci menjadi begitu peduli.
Ada kalanya orang yang kita cintai membuat kita menangis.
Hidup punya alirannya, yang kadangkala menghancurkan apapun yang kita anggap biasanya.
Pikiran selalu ingin merumuskan polanya, namun aliran hidup terbebas dari semua formula.
Alamiahnya, sungai yang mengalir menuju samudera, bukan samudera yang menyesuaikan diri dengan sungai.