03/10/2017
Seberapa Mahal Bisnis Kangen Water?
Saya tidak ingin membantah, toh saya sendiri menyakini mahal saat pertama kali diedukasi 4 tahun lalu. Apalagi, pendapatan saat itu dibawah 5 juta per bulan, jauh dibawah itu.
Tapi kemudian, saya akhirnya mampu memiliki mesinnya dan bahkan menjalani bisnisnya. Mungkin bagi yang berfikir negatif berkilah, "Itu kan kamu. Nasibmu lagi baik, kalau aku belum tentu seperti itu."
Saya tidak ingin menanggapi, lagi p**a tulisan ini saya buat bagi Anda yang masih menjaga pikiran positif, yang masih meyakini Anda bisa melakukan apa yang dilakukan orang lain, toh sama-sama ciptaan Allah.
Kembali ke judul, seberapa mahal bisnis Kangen Water? Saya ingin kita bersikap adil dalam menilai mahal dan murah.
Contoh, apakah jam tangan Rp 500 ribu murah? Bandingkan dengan jam tangan Rp 5.000.000, mana yang lebih mahal?
Sekali lagi, tolong bersikap adil. Anda tentu tidak akan cepat menjawab, karena tidak tahu kualitas jam tangan yang dimaksud.
Rp 500.000 bisa menjadi mahal bila untuk sebuah jam tangan mainan anak yang setelah diputar-putar 5x langsung rusak.
Tapi Rp 5.000.000 bisa menjadi murah bila untuk sebuah jam tangan rolex original (harga tokonya bisa mencapai ratusan juta).
Artinya sesuatu dinilai mahal atau murah bergantung value yang diberikan barang tersebut.
Bukan dari nominal uang.
Nah sekarang mari kita nilai harga sebuah investasi, bila dengan modal Rp 50.000.000 bisa memberikan keuntungan tiap bulan Rp 30-70 juta setelah 1 tahun dijalankan, termasuk murah atau mahal modal tadi?
Bandingkan dengan investasi Rp 10 juta yang memberikan keuntungan Rp 1 juta/bulan setelah 1 tahun dijalankan, apakah dianggap murah?
Akhirnya, secara jujur Anda memilih mana yang disebut MURAH dan MAHAL. Sekali lagi, bukan dari nominal uang, tapi value yang diberikan.
Mungkin setelah membaca tulisan ini Anda bergumam dalam hati, OK saya tertarik dengan bisnisnya, tapi modalnya dari mana?
Ini juga yang dialami oleh saya dulu dan sebagian besar prospek saya. Awalnya saya berfikir harga mesin menjadi masalah dalam keputusan seseorang untuk bergabung, ternyata BUKAN.
Ini bukan masalah uang, tapi kemampuan melihat masa depan. Seandainya Anda tidak punya uang sepeserpun tapi mampu melihat masa depan, entah kenapa -berdasarkan pengalaman- uang datang sendiri.
Dia seperti kata pepatah, guru datang saat muridnya siap dan modal datang saat pengusahanya siap.
Sekarang perhatikan analogi ini:
Misal Anda punya kenalan seorang pengusaha yang sedang bangkrut. Dia mau menjual rumahnya di Pondok Indah senilai Rp 500 juta.
Anda tahu kan nilai rumah disana? Pastinya diatas Rp 5 M. Nah pengusaha ini menjual murah karena kepepet, butuh dana Rp 200 juta dalam 1 minggu, dan Rp 300 juta 30 hari kemudian.
Nah Anda yang tahu, apa yang akan Anda lakukan?
Kalau Anda mengiklankan artinya sebagai broker, Anda mendapat bagian Rp 12.500.000. Tapi kalau Anda beli, Anda bisa jual minimal 2x lipat dan mendapat keuntungan Rp 500 juta.
Pertanyaan saya, mau jadi broker atau dibeli sendiri untuk selanjutnya dijual?
Bila mau dibeli sendiri, uangnya dari mana? Ingat lho, situasi saat ini Anda tidak punya uang. Tapi peluangnya, Anda bisa menggunakan keuntungan -setidaknya Rp 500 juta- untuk mengubah kehidupan Anda dan keluarga?
Apa yang akan dilakukan?
Saya tidak ingin mengarahkan Anda apalagi mendikte, tapi semua orang -di bisnis apa pun- selalu terobsesi dengan peluang/keuntungan, bukan modal.
Seseorang menjalani bisnis, bukan karena modalnya kecil. Tapi karena peluang yang ditawarkan memberi keuntungan besar dengan resiko terkendali.
Jadi inilah yang saya maksud "melihat masa depan". Saya paham makna "hanya dengan minum air, kulit muka menjadi kencang", bagi saya barang ini akan dicari, diburu, bahkan diperebutkan kelak.
Jadi saya memperjuangkan bisnis ini berikut modalnya yang jauh diatas penghasilan saya tiap bulan saat itu.
Sekarang apa yang saya yakini mulai terbukti, banyak orang yang ternyata mengalami keajaiban dalam kesehatannya hanya dengan minum air ini.
Batal pasang ring, berhenti cuci darah, batu ginjal pecah, bisa hamil setelah 5 tahun kosong, dan masih banyak lagi.
Jadi apakah bisnis ini mahal? Seandainya mahal, mestinya tidak ada yang tertarik. Mestinya tidak ada komisi yang ditransfer tiap bulan dari penjualan mesin.
Tapi faktanya, per bulan September 2017 lalu saja terjual 500 unit di Indonesia!
Artinya ada value yang mungkin belum Anda kenali -yang kami sudah tahu- dari bisnis ini.
Akhirnya saya hanya ingin bertanya, bila bisnis ini mampu mewujudkan IMPIAN Anda lebih cepat, apa yang menghalangi Anda untuk menunda?
Mau sampai kapan menunda disaat setiap hari Anda dan keluarga menghisap polusi yang berdampak kerusakan sel?
(Dampak kerusakan sel, bisa lebih mahal dari pada harga 1 unit Laveluk SD 501)
Bila Anda mulai berfikir untuk segera pasang mesin atau menjalankan bisnisnya dan masih perlu informasi CARA MEMILIKI dengan kondisi finansial sekarang, tak mengapa Anda menghubungi orang yang Anda kenal yang menjalankan bisnis kangen water.
Percayalah, apa yang orang lain bisa lakukan, Anda juga bisa. Lagi p**a, kita punya satu persamaan: bosan jadi orang susah.
Wallahu a'lam.
Depok, 3 Oktober 2017
Ahmad Sofyan Hadi