Instalasi Rehabilitasi Medik RS Dustira

Instalasi Rehabilitasi Medik RS Dustira High Intensity Laser-therapy untuk tulang, syaraf, otot, dan jaringan

17/09/2023

TOS

Membongkar Rahasia Stroke Kuping: Apa Itu Sudden Sensorineural Hearing Loss (SSNHL)Belakangan ini, dunia maya dihebohkan...
23/03/2023

Membongkar Rahasia Stroke Kuping: Apa Itu Sudden Sensorineural Hearing Loss (SSNHL)

Belakangan ini, dunia maya dihebohkan dengan kabar kontroversial mengenai misdiagnosis “stroke kuping”. SSNHL sering disebut sebagai "stroke kuping" karena gejala yang muncul pada SSNHL dapat menyerupai gejala stroke pada otak. Pada SSNHL, terjadi kerusakan tiba-tiba pada saraf pendengaran atau bagian dalam telinga yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal suara ke otak. Gejala utama SSNHL adalah kehilangan pendengaran yang tiba-tiba, biasanya hanya pada satu telinga. Kehilangan pendengaran ini bisa terjadi dalam hitungan jam atau beberapa hari.

Sementara itu, stroke adalah kondisi medis yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau terputus, sehingga mengakibatkan kerusakan pada area tertentu di dalam otak. Gejala stroke dapat bervariasi tergantung pada bagian otak yang terkena, namun beberapa gejala umum meliputi kesulitan bicara atau memahami, kelumpuhan atau kelemahan pada satu sisi tubuh, dan masalah koordinasi.

Meskipun gejalanya berbeda, SSNHL dan stroke dapat memiliki efek yang serupa pada kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan menjalani aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, SSNHL sering disebut sebagai "stroke kuping" karena gejala dan dampaknya dapat menyerupai gejala dan dampak stroke pada otak. Namun, penting untuk dicatat bahwa SSNHL dan stroke adalah kondisi medis yang berbeda dan memiliki penyebab, gejala, dan pengobatan yang berbeda p**a.

Faktor Risiko:
Meskipun penyebab pasti dari SSNHL belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, antara lain:
- Infeksi virus atau bakteri, seperti virus flu, virus herpes, atau bakteri meningitis.
- Trauma pada kepala atau telinga.
- Paparan bising yang berlebihan, seperti pada pekerja pabrik, konstruksi, atau pemusik.
- Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti aminoglikosida, kemoterapi, dan aspirin dalam dosis tinggi.
- Penyakit autoimun, seperti lupus atau sindrom Sjogren.
- Gangguan sirkulasi darah, seperti penyakit jantung atau stroke.
- Faktor risiko lain, seperti hipertensi, diabetes, atau kecanduan merokok.

Gejala Klinis:
Gejala klinis dari SSNHL meliputi kehilangan pendengaran yang terjadi secara tiba-tiba, dalam waktu kurang dari 72 jam. Beberapa gejala yang mungkin terjadi adalah:
• Sensasi telinga tersumbat atau penuh
• Telinga berdengung atau berdesing
• Kesulitan mendengar suara bisikan atau suara lembut
• Gangguan dalam membedakan suara
• Sakit kepala
• Pusing

Diagnosis:
Untuk mendiagnosis Sudden Sensorineural Hearing Loss (SSNHL), diperlukan pemeriksaan fisik dan medis, serta meminta riwayat kesehatan dan gejala pasien. Beberapa pemeriksaan penunjang juga dapat dilakukan untuk membantu mendiagnosis SSNHL, antara lain:
^ Audiometri: Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kehilangan pendengaran pasien. Audiometri dapat dilakukan dengan menggunakan headphone atau speaker, dan pasien diminta untuk mendengarkan berbagai jenis suara dan memberikan respons sesuai dengan instruksi yang diberikan.
^ Tomografi Komputer atau Magnetic Resonance Imaging (MRI)/computerized tomography (CT) scan: Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi kondisi otak, pembuluh darah, atau jaringan lunak lainnya yang terkait dengan SSNHL.
^ Pemeriksaan laboratorium: Pemeriksaan darah dan urin dapat dilakukan untuk mengevaluasi adanya penyakit sistemik yang mungkin menjadi faktor risiko SSNHL.
Pemeriksaan penunjang ini dapat membantu dokter dalam mendiagnosis SSNHL dan menentukan penyebabnya. Namun, penting untuk diingat bahwa SSNHL dapat terjadi tanpa adanya penyebab yang jelas pada sebagian besar kasus. Oleh karena itu, diagnosis SSNHL seringkali didasarkan pada riwayat kesehatan pasien dan hasil pemeriksaan audiometri.

Tatalaksana:
Tatalaksana Sudden Sensorineural Hearing Loss (SSNHL) tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kehilangan pendengaran pasien. Berikut adalah beberapa tatalaksana yang dapat dilakukan untuk SSNHL:
1. Terapi kortikosteroid: Kortikosteroid dapat membantu mengurangi peradangan dan memperbaiki fungsi saraf pendengaran. Terapi kortikosteroid dapat diberikan dalam bentuk pil, suntikan, atau tetes telinga.
2. Obat-obatan vasodilator: Obat-obatan ini dapat membantu meningkatkan aliran darah ke telinga bagian dalam dan memperbaiki fungsi saraf pendengaran. Namun, penggunaan obat-obatan vasodilator masih kontroversial dan belum terbukti secara klinis efektif dalam mengobati SSNHL.
3. Pemasangan alat bantu dengar (ABD): Jika kehilangan pendengaran pasien masih berlangsung, meskipun telah diberikan terapi kortikosteroid atau obat-obatan vasodilator, maka pemasangan ABD dapat menjadi pilihan. ABD dapat membantu memperbaiki kemampuan pendengaran pasien dan meningkatkan kualitas hidup.
4. Terapi rehabilitasi pendengaran: Terapi ini dapat membantu pasien untuk belajar kembali menggunakan pendengarannya, termasuk pengenalan suara dan pembacaan bibir.
Juga yang tidak kalah pentingnya adalah untuk memperbaiki kelancaran sirkulasi aliran darah beserta konduksi impuls syaraf ke otak / organ pendengaran
5. Tindakan operasi: Tindakan operasi mungkin diperlukan pada kasus-kasus tertentu, seperti kelainan pembuluh darah di telinga bagian dalam atau tumor pada telinga bagian dalam.
Penting untuk diingat bahwa penanganan SSNHL harus segera dilakukan dalam waktu 72 jam setelah gejala muncul untuk meningkatkan peluang pemulihan pendengaran.
6. Perubahan gaya hidup seperti menghindari paparan bising yang berlebihan dan mengontrol faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, atau kecanduan merokok dapat membantu mencegah terjadinya SSNHL atau mencegah kehilangan pendengaran lebih lanjut pada kasus SSNHL yang telah terjadi.

Cara Sehat Menjaga Punggung:Tulang punggung keluarga merupakan kunci terciptanya suatu keluarga yang sejahtera. Demikian...
09/01/2023

Cara Sehat Menjaga Punggung:

Tulang punggung keluarga merupakan kunci terciptanya suatu keluarga yang sejahtera. Demikian juga tulang punggung manusia, yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam menjaga kestabilan tubuh kita. Untuk itu, kita harus senantiasa menjaga kesehatan tulang punggung kita.

Kita keseringan bekerja dalam posisi duduk. Maka dari itu penting untuk mengetahui bagaimana cara duduk yang benar. Beberapa tips yang dapat dilakukan jika kita sedang duduk adalah:

1. Duduk tegak dengan punggung lurus dan bahu kebelakang. Bokong harus menyentuh bagian belakang dari kursi. Kita mengetahui bahwa tulang punggung bagian pinggang agak lengkung kedepan, karena itu dapat diletakkan bantal untuk menyangga kelengkungan tulang punggung kita itu.

2. Untuk mengetahui posisi terbaik saat duduk, pertama duduklah di ujung belakang kursi, kemudian membungkuklah dalam-dalam. Lalu angkatlah tubuh sambil membuat lengkungan dengan pusat di pinggang sejauh mungkin kedepan. Kemudian kendurkan posisi tersebut ke belakang sekitar 10-20 derajat. Itulah posisi terbaik duduk Anda.

3. Pusatkan beban tubuh pada satu titik agar seimbang.

4. Posisi lutut mempunyai peranan penting juga. Untuk itu tekuklah lutut sehingga lutut lebih tinggi dari pinggul.

5. Jangan menyilangkan kaki. Sebaiknya digunakan pijakan di bawah kaki namun posisi kaki tetap sejajar dengan lantai.

6. Usahakan istirahat setiap 30-45 menit duduk, dengan cara berdiri dan peregangan untuk sesaat.

7. Tangan dibuat senyaman mungkin di atas meja, namun jangan lupa untuk mengistirahatkan lengan dan siku Anda.

8. Jika ingin mengambil sesuatu yang berada di samping atau di belakang, jangan memuntir punggung Anda. Putarlah keseluruhan tubuh sebagai satu kesatuan.

Pentingnya Aktivitas Fisik dalam Pengelolaan Diabetes Tipe 2 dan COVID-19:Pada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sak...
02/12/2022

Pentingnya Aktivitas Fisik dalam Pengelolaan Diabetes Tipe 2 dan COVID-19:

Pada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, diabetes menjadi salah satu faktor risiko yang signifikan untuk tingkat mortalitas kematian dan progres penyakit menjadi gagal napas akut. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa aktivitas fisik memiliki manfaat kesehatan yang signifikan, termasuk menurunkan angka kematian. Pada pasien diabetes tipe 2, aktivitas fisik telah dikaitkan dengan penurunan tekanan sistolik, penurunan risiko komplikasi terkait diabetes, dan infark miokard. Ulasan ini menyoroti peran aktivitas fisik pada penderita diabetes tipe 2 dan COVID-19.

Jenis Aktivitas Fisik dan Manfaatnya:
Manfaat aktivitas fisik untuk penyakit akut dan kronis telah diteliti, termasuk pengaruh positifnya terhadap kadar glukosa darah pada penderita diabetes tipe 2. Peningkatan dalam sensitivitas insulin juga diamati pada wanita dengan diabetes tipe 2 yang berpartisipasi baik dalam aktivitas fisik intensitas rendah atau intensitas tinggi. Selain itu, sebuah studi review melaporkan bahwa intervensi olahraga juga efektif dalam menghindari peningkatan glukosa darah, berat badan, lipid, tekanan darah, penyakit kardiovaskular dan kematian dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan pada pasien diabetes tipe 2.

Beberapa penelitian telah menyoroti bahwa latihan aerobik meningkatkan kepadatan mitokondria, sensitivitas insulin, enzim oksidatif, kepatuhan dan reaktivitas pembuluh darah, fungsi paru-paru, fungsi kekebalan dan kinerja jantung di antara orang-orang dengan diabetes tipe 2. Pada orang dewasa dengan diabetes tipe 2, interval intensitas tinggi pelatihan memfasilitasi perbaikan cepat dalam kemampuan oksidatif otot rangka, sensitivitas insulin dan kontrol glikemik.

Latihan aerobik dan resistensi telah terbukti meningkatkan otot skelet, jaringan adiposa dan kesehatan hati serta mengontrol sensitivitas insulin, yang terkait dengan penurunan berat badan. Namun latihan aerobik menunjukkan penurunan signifikan yang sedikit lebih besar pada HbA1c (selisih 0,18%) dibandingkan dengan latihan resistensi.

Satu studi tinjauan sistematis menilai dampak latihan resistensi dari berbagai intensitas pada HbA1c, insulin dan kadar glukosa darah pada orang dengan diabetes tipe 2. Setelah latihan resistensi, ada korelasi antara intensitas dan pelatihan resistensi mengakibatkan penurunan HbA1c (p = 0,006) dan kadar insulin (p = 0,015) dalam studi metaregresi. Analisis subkelompok menunjukkan bahwa latihan intensitas tinggi dikaitkan dengan HbA1c yang lebih rendah daripada latihan intensitas rendah hingga sedang.

Aktivitas Fisik dan COVID-19:
Asosiasi positif yang kuat antara tingkat aktivitas fisik dan imunitas tubuh telah ditunjukkan dalam beberapa penelitian. Codo et al menunjukkan beberapa aspek dari respon imun yang berhubungan positif dengan latihan fisik. Pelatihan olahraga dikaitkan dengan imuitas tubuh dan kontrol glikemik yang lebih baik, yang keduanya dapat berperan dalam aktivasi sel kekebalan yang diinduksi SARS-CoV.

Beberapa studi telah mempertimbangkan efek olahraga pada peningkatan mobilisasi sel NK, meningkatkan kemotaksis dan fagositosis neutrofil, dan memodulasi inflamasi/alternatif makrofag yang diaktifkan di jaringan adiposa. Olahraga teratur selama minimal 6 bulan telah terbukti mencegah disfungsi kekebalan/imunosenesensi terkait usia, peradangan kronis tingkat rendah dan meningkatkan efektivitas vaksinasi flu pada pop**asi lansia tanpa menyebabkan bahaya. Karena lansia lebih rentan terhadap infeksi, yang mungkin menyebabkan risiko kesehatan yang signifikan, manfaat olahraga pada fungsi kekebalan mungkin sangat penting di antara mereka yang menderita COVID-19.

Rekomendasi Aktivitas Fisik:
Rekomendasi American College of Sports Medicine (ACSM) berfokus pada aktivitas aerobik intensitas sedang. Secara khusus, mereka merekomendasikan penerapan latihan untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot setidaknya 2 hari per minggu. Exercise and Sports Science Australia menyarankan bahwa pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 atau pradiabetes harus melakukan 210 menit latihan intensitas sedang atau 125 menit latihan intensitas kuat setiap minggu. Latihan ketahanan harus dilakukan dalam 2 atau 3 sesi seminggu. Aerobik dan pelatihan ketahanan juga dapat diselesaikan dalam satu sesi dengan 2–4 set 8–10 repetisi.

Menurut American Diabetes Association, anak dan remaja dengan diabetes tipe 1 atau 2 harus melakukan latihan aerobik intensitas rendah hingga tinggi selama 60 menit atau lebih setiap hari. Orang dewasa dengan diabetes tipe 1 atau 2 dianjurkan untuk melakukan latihan aerobik intensitas sedang hingga tinggi selama 150 menit atau lebih setiap minggu, setidaknya selama tiga sesi per minggu. Untuk lansia dengan diabetes, pelatihan fleksibilitas dan keseimbangan, seperti Yoga dan Tai Chi, direkomendasikan 2-3 hari seminggu untuk meningkatkan fleksibilitas, kemampuan otot, dan keseimbangan.

KESIMPULAN:
Ulasan ini menilai peran aktivitas fisik pada penderita diabetes tipe 2 dalam konteks pandemi COVID-19. Bukti menunjukkan bahwa olahraga dan aktivitas fisik memiliki manfaat kesehatan fisik dan mental di berbagai kondisi kesehatan.

Masa lansia merupakan masa yang akan dihadapi oleh semua orang pada saatnya tiba.Masa lansia yang bahagia merupakan damb...
25/11/2022

Masa lansia merupakan masa yang akan dihadapi oleh semua orang pada saatnya tiba.

Masa lansia yang bahagia merupakan dambaan setiap orang. Walaupun bukan satu-satunya, tetapi sehat adalah keinginan setiap insan manusia apalagi saat usia lanjut dimana fungsi tubuh mulai menurun.

Saatnya kita mempersiapkan masa kini dengan hidup sehat agar masa lansia yang akan datang dapat dihadapi dan dijalani dengan bahagia.

Kebiasaan Salah Penyebab Nyeri Pinggang:Pada usia tua biasanya orang mulai mengeluhkan nyeri pada punggung bawah. Dalam ...
23/11/2022

Kebiasaan Salah Penyebab Nyeri Pinggang:

Pada usia tua biasanya orang mulai mengeluhkan nyeri pada punggung bawah. Dalam istilah kedokteran, keadaan ini disebut dengan low back pain. Nyeri ini dapat disebabkan karena kantung berisi substansi seperti jelly yang terdapat di antara tulang belakang mengalami kebocoran akibat proses penuaan sehingga penyangga tulang belakang tersebut keluar dan menjepit serabut saraf yang berada di sekitar tulang belakang.

Banyak sekali aktivitas-aktivitas yang biasa kita lakukan, yang tanpa sadar sejatinya menjadi pencetus nyeri pinggang, antara lain:
- Membungkuk ketika mengangkat beban berat:
Nyeri pinggang ini paling sering terjadi pada dewasa tua usia 40-50 an dan sering terjadi pada orang dengan kebiasaan banyak membungkuk dan mengangkat barang berat. Nyeri yang timbul tergantung pada serabut saraf yang terkena. Biasanya nyerinya akan menjalar dari punggung bawah, menjalar ke bokong, hingga ke belakang lutut. Nyeri yang dirasakan seperti tertusuk jarum dan dapat p**a terjadi kekakuan.
- Aktivitas berlebihan pada punggung dan pinggang yang tidak terlatih:
Nyeri biasanya dicetuskan oleh kegiatan-kegiatan seperti melakukan aktivitas berlebihan terutama membungkukkan badan, banyak berdiri, banyak berjalan, mengangkat barang berat, batuk, ataupun saat bersin. Terlebih jika Anda tidak biasa melakukan olahraga untuk melatih otot belakang.

Jika demikian, maka penanganan pada nyeri punggung bawah adalah:
•Penderita akan diberikan obat untuk mengurangi nyeri serta pengobatan untuk mengurangi peradangan yang terjadi
•Disarankan untuk memperhatikan kebiasaannya terutama untuk posisi duduk, posisi tidur, dan posisi mengambil barang dari lantai.
•Saat duduk, lengan membantu menyangga badan dan saat akan berdiri badan diangkat dengan bantuan tangan sebagai tumpuan.
•Jika hendak merubah posisi jangan memutar badan. Kepala, punggung, dan kaki harus berubah posisi secara bersamaan.
•Saat hendak mengambil sesuatu dari lantai, posisi lutut ditekuk seperti hendak jongkok dengan punggung tetap dalam posisi lurus.
•Penderita juga dianjurkan untuk beristirahat selama 2-4 hari. Nyeri dapat dibantu dikurangi dengan menggunakan kompres panas ataupun dingin.
•Latihan fisik yang dianjurkan berupa jalan kaki atau berenang.

4 Tips Menjaga Kesehatan Sendi agar Berfungsi dengan Baik Sampai Usia SenjaMenjaga kesehatan sendi sejak dini dapat meri...
20/11/2022

4 Tips Menjaga Kesehatan Sendi agar Berfungsi dengan Baik Sampai Usia Senja

Menjaga kesehatan sendi sejak dini dapat meringankan masalah yang mungkin mengganggu seiring bertambahnya usia.
Sendi adalah tempat dua atau lebih tulang bergabung bersama. Sendi bisa kaku seperti sendi antara tulang di tengkorak; dan bisa digerakkan seperti pada lutut, bahu dan pinggul. Banyak sendi memiliki tulang rawan di ujung tulang tempat mereka bersatu. Tulang rawan yang sehat membantu bergerak dan melindungi tulang dengan mencegahnya bergesekan satu sama lain.

Sendi yang sehat dapat membuat tetap bergerak seiring bertambahnya usia. Meski mungkin tidak dapat sepenuhnya menghindari gangguan kesehatan seperti radang sendi atau mencegah cedera yang mungkin akan terjadi.
Gangguan sendi paling umum terjadi adalah osteoarthritis atau radang sendi yang diakibat tulang rawan sendi yang menipis. Ini disebabkan karena penuaan, obesitas hingga trauma pada persendian karena cedera. Gejala yang ditimbulkan seperti:
• Kaku dan nyeri sendi
• Sendi tidak bisa bergerak bebas
• Sendi membengkak
• Kemerahan pada sendi dan terasa hangat
• Ukuran otot di sekitar sendi menyusut
• Kekuatan otot di sekitar sendi menurun

Ciri sendi sehat:

1. Mudah digerakkan:
Bisa melakukan gerakan sederhana seperti membungkuk dan jongkok dengan mengulanginya beberapa kali. Bisakah dilakukan dengan mudah atau mengalami kesulitan untuk kembali ke posisi tubuh sebelumnya setelah membungkuk dan jongkok. Jika merasakan nyeri dan kaku, periksalah kesehatan sendi kamu ke dokter.

2. Genggaman kuat:
Cara lain untuk mengetahui sendi sehat atau tidak dengan melakukan uji genggaman tangan. Jika tangan bisa menggenggam dengan kuat maka tandanya sendi baik-baik saja. Namun jika genggaman tangan lemah bisa jadi kepadatan tulang di lengan, tulang belakang sampai pinggul bermasalah. Ini karena semuanya berkaitan erat menurut sebuah penelitian kesehatan tulang dan sendi.

3. Pembengkakan tidak terjadi:
Apakah mengalami pembengkakan disertai nyeri setelah melakukan aktivitas seperti biasanya? Jika kondisi itu terjadi makan sendi bermasalah. Ini karena sendi yang bermasalah sangat mudah membengkak meski hanya untuk beraktivitas seperti biasanya saja.

Tips menjaga kesehatan sendi:
1. Terus bergerak
Kunci utama kesehatan sendi adalah terus bergerak dan jangan malas bergerak karena ini akan mengurangi kekakuan pada persendian. Bisa melakukan gerakan-gerakan aktivitas seperti biasanya dengan catatan jangan terlalu lama dalam satu posisi tertentu.
Olahraga secara rutin juga membantu agar terhindar dari risiko radang sendi. Bisa berolahraga secara rutin 30 menit setiap harinya atau minimal 3 kali dalam seminggu.
Selain olahraga, melakukan peregangan setiap hari juga bagus untuk meningkatkan kemampuan menggerakkan sendi. Fungsinya tidak hanya menghindari kekakuan tetapi juga melindungi tulang rawan agar mendapat nutrisi dari cairan sendi.
2. Pertahankan berat badan ideal
Kelebihan berat badan akan meningkatkan tekan pada sendi karena harus menopang beban tubuh, terutama sendi lutut dan kaki. Sendi itu akan mudah lemah dan mengalami gangguan persendian. Dengan berat badan ideal dapat membatasi jumlah tekanan pada sendi dan mengurangi risiko kerusakan sendi.
3. Memperbaiki postur tubuh
Postur tubuh yang salah saat duduk, berdiri atau berjalan akan membuat beban pada sendi meningkat. Perlahan perbaiki postur tubuh yang buruk itu dengan membiasakan duduk dan berdiri tegak. Hindari juga duduk terlalu lama dengan satu posisi dan sebaiknya ganti setiap 30 menit sekali.
4. Mengonsumsi makanan bergizi
Makanan bergizi terutama yang mengandung kalsium dan vitamin D akan membantu menjaga tulang tetap kuat. Misalnya seperti produk olahan susu. Makanan lain yang mengandung omega-3 seperti ikan juga bagus untuk mengurangi peradangan pada persendian. Makanan mengandung protein tanpa lemak dapat membantu membangun otot yang kuat. Makanan lainnya seperti tomat, minyak zaitun, sayuran berdaun hijau, beri, dan kacang-kacangan juga dapat membantu mengurangi peradangan sendi.

Cara menurunkan kolesterol tanpa obat, memanfaatkan bahan alami: 1. Teh Hijau: Katekin dalam teh hijau mampu mengurangi ...
13/11/2022

Cara menurunkan kolesterol tanpa obat, memanfaatkan bahan alami:

1. Teh Hijau:
Katekin dalam teh hijau mampu mengurangi produksi dan penyerapan kolesterol dalam tubuh.

2. Cokelat Hitam:
Jumlah kolesterol jahat bisa menurun setelah mengkonsumsi cokelat hitam dua kali sehari selama satu bulan. Flavonoid atau salah satu jenis antioksidan yang terkandung dalam cokelat hitam juga mampu meningkatkan jumlah kolesterol baik sehingga kesehatan dapat terjaga. Jika ingin mendapat manfaat itu, usahakan untuk mengkonsumsi minimal 70% cokelat hitam.

3. Biji-Bijian Utuh:
Konsumsi 5-10 g biji-bijian utuh, seperti oatmeal, mampu menurunkan jumlah kolesterol jahat. Serat yang terkandung di dalamnya akan dicerna tubuh lebih lama. Artinya, kolesterol bisa terikat dengan darah dan dapat dikeluarkan dari dalam tubuh. Supaya manfaatnya lebih terasa, cobalah untuk mengonsumsi biji-bijian utuh setiap hari. Anda bisa menambahkan makanan bergizi lain supaya kesehatan tubuh lebih terjaga.

4. Stroberi:
Banyaknya polifenol yang terkandung dalam stroberi mampu menurunkan kolesterol sehingga peradangan dan arteri tersumbat bisa dihindari.

5. Alpukat:
Lemak tak jenuh tunggal dan serat dalam alpukat mampu menurunkan kolesterol secara keseluruhan.

Multiple Myeloma:Multiple myeloma adalah kanker yang menyerang sel plasma di sumsum tulang. Sel plasma adalah salah satu...
09/11/2022

Multiple Myeloma:

Multiple myeloma adalah kanker yang menyerang sel plasma di sumsum tulang. Sel plasma adalah salah satu jenis sel darah putih yang berfungsi membentuk antibodi. Umumnya, kanker ini menimbulkan gejala berupa nyeri tulang, terutama di tulang belakang dan tulang panggul.
Multiple myeloma merupakan salah satu jenis kanker darah. Kondisi ini terjadi saat sel-sel plasma yang tidak normal (abnormal) tumbuh dan berkembang secara berlebihan dan mengganggu sel-sel yang sehat di sekitarnya.

Sel-sel kanker ini juga memproduksi antibodi abnormal. Selain tidak bisa berfungsi untuk melindungi tubuh, penumpukan antibodi abnormal tersebut bisa merusak organ tertentu, seperti ginjal.

Penyebab Multiple Myeloma:
Multiple myeloma terjadi saat sel plasma abnormal (myeloma) di sumsum tulang tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat. Sel plasma abnormal tersebut juga merusak sel-sel sehat, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan sel keping darah (trombosit).
Dalam keadaan normal, sel-sel plasma akan menghasilkan antibodi yang berfungsi melindungi tubuh (protein M). Saat sel-sel plasma menjadi myeloma, antibodi yang diproduksi tidak bekerja sebagaimana mestinya. Protein M akhirnya menumpuk dan merusak beberapa organ, seperti ginjal, tulang, dan sistem saraf.
Penyebab multiple myeloma belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini sering kali terkait dengan MGUS (monoclonal gammopathy of undetermined significance). Diperkirakan, 1 dari 100 penderita MGUS akan terkena multiple myeloma.

Gejala Multiple Myeloma:
- Nyeri tulang, terutama di tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang panggul
- Rentan mengalami patah tulang
- Rentan mengalami penyakit infeksi
- Kaki terasa lemas hingga mati rasa (kebas)
- Mudah timbul memar di kulit, mimisan, atau gusi berdarah
- Mual dan muntah
- Hilang nafsu makan
- Berat badan turun drastis
- Anemia
- Sakit perut dan sembelit
- Sering lelah dan lemas
- Sakit kepala
- Pandangan kabur
- Linglung

Diagnosis Multiple Myeloma:
Untuk mendiagnosis multiple myeloma, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi tanda perdarahan, seperti memar dan tanda infeksi, seperti demam.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berikut:
- Tes darah, untuk mendeteksi anemia, hiperkalsemia, kadar protein M, kadar albumin, beta-2 microalbumin (B2M), lactat dehydrogenase (LDH), perubahan genetik, serta untuk mengetahui fungsi ginjal
- Tes urine, untuk mendeteksi keberadaan protein M di dalam urine
- Pemindaian dengan foto Rontgen, MRI, CT scan, atau PET scan, untuk mengetahui struktur tulang dan mendeteksi kerusakan akibat multiple myeloma
- Aspirasi sumsum tulang, untuk memeriksa jumlah dan gambaran sel plasma di sumsum tulang, serta keberadaan sel kanker di sumsum tulang

Pemeriksaan penunjang tersebut juga bertujuan untuk mengetahui tingkat keparahan kondisi pasien. Dengan mengetahui tingkat keparahannya, dokter dapat memberikan jenis pengobatan yang sesuai kepada pasien.

Pengobatan Multiple Myeloma:
Multiple myeloma tidak bisa disembuhkan. Namun, pengobatan tetap diperlukan untuk mengendalikan perkembangan sel-sel kanker, mencegah komplikasi, dan meredakan gejala.
Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan multiple myeloma:
- Obat-obatan:
Bentuk obat-obatan untuk menangani multiple myeloma dapat beragam, mulai dari obat minum hingga suntikan. Beberapa jenis obat yang bisa diberikan oleh dokter adalah:
• Terapi target, seperti bortezomib dan carfilzomib, untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker (myeloma)
• Biological drug therapy, seperti thalidomide dan lenalidomide, untuk meningkatkan sistem imun (kekebalan tubuh) pasien sehingga bisa melawan sel myeloma
• Kemoterapi, untuk membunuh sel-sel yang tumbuh terlalu cepat termasuk sel myeloma
• Kortikosteroid, seperti prednisone dan dexamethasone, untuk mengatur sistem imun yang mengontrol peradangan

Selain obat-obatan yang disebutkan di atas, dokter juga akan memberikan beberapa obat pendukung, seperti:
• Obat untuk mencegah kerusakan tulang, seperti bifosfonat
• Obat untuk meredakan nyeri, seperti paracetamol
• Obat untuk menambah darah dan mengatasi anemia, seperti erythropoietin
• Radioterapi
Radioterapi adalah terapi menggunakan pancaran sinar berenergi tinggi, yaitu X-ray, untuk menghancurkan dan menghentikan pertumbuhan sel myeloma. Terapi ini biasa digunakan bila ingin menghancurkan sel myeloma di area tubuh yang spesifik.
• Transplantasi sumsum tulang atau stem cell:
Transplantasi sumsum tulang adalah prosedur penggantian sel-sel abnormal di sumsum tulang dengan sel-sel sumsum tulang yang sehat. Sel sumsum tulang sehat tersebut bisa berasal dari stem cell pasien atau stem cell dari pendonor.

Komplikasi Multiple Myeloma:
- Gangguan pada tulang, seperti nyeri tulang, tulang keropos, dan tulang patah
- Mudah terkena infeksi
- Anemia dan trombositopenia
- Gagal ginjal

9 Pemicu Asam Urat, Bukan Cuma Daging dan Alkohol: Asam urat merupakan radang sendi yang membuat orang sulit bergerak at...
05/11/2022

9 Pemicu Asam Urat, Bukan Cuma Daging dan Alkohol:

Asam urat merupakan radang sendi yang membuat orang sulit bergerak atau beraktivitas. Lonjakan asam urat tidak hanya mengancam lansia, anak-anak dan orang dewasa muda pun berisiko alami gout.
Perlu diketahui, menurut Kementerian Kesehatan (Kemkes), asam urat dalam darah dikatakan normal apabila:
laki-laki: 3,4-7,0 mg/dL
perempuan: 2,4-6,0 mg/dL
anak-anak: 2,0-5,5 mg/dL

Jika melebihi batas normal, maka terjadilah kondisi yang dinamakan asam urat tinggi. Asam urat tinggi biasanya ditunjukkan dengan beberapa gejala berikut:
- Nyeri sendi tak tertahankan: umumnya di jempol kaki, dapat juga timbul di pergelangan kaki, lutu, siku, hingga jari tangan.
- Pembengkakan di area dan sekitar sendi: mincul karena jaringan pelapis sendi bernama sinovium membengkak atau peningkatan volume pelumas sendi (cairan synovial) saat terjadi peradangan.
- Kulit memerah karena aliran darah meningkat di area yang meradang
- Benjolan keras (tophi): dapat merusak sendi secara permanen

Pemicu asam urat:
Daging-dagingan dan minuman beralkohol merupakan pemicu umum asam urat. Selain itu, ada beberapa pemicu lain yang perlu Anda waspadai, yaitu:

1. Daging dan makanan laut tertentu
Daging-dagingan dan makanan laut tertentu memiliki kandungan purin yang tinggi.
Diketahui, purin adalah hasil metabolisme protein yang dapat membentuk kristal asam urat dan bisa menumpuk pada sendi-sendi tangan serta ginjal atau saluran kencing.
Daging dan makanan laut yang memiliki kadar purin tinggi, antara lain:
- daging merah, seperti daging sapi, domba, dan babi
- daging organ, seperti hati dan ginjal
- beberapa jenis ikan teri
- ikan sarden
- kerang
- ikan trout
- tuna.
Kendati demikian, tidak semua makanan tinggi purin dapat menyebabkan asam urat. Sayuran seperti kacang polong, buncis, lentil, asparagus, bayam, dan jamur juga mengandung purin, namun bisa dikonsumsi dalam jumlah sedang, tidak berpengaruh pada risiko asam urat.

2. Alkohol:
Minuman beralkohol seperti bir, anggur, atau whiskey diketahui dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Semakin banyak alkohol yang Anda minum, semakin besar risiko serangan asam urat.
Sebaiknya batasi atau hindari konsumsi alkohol untuk mencegah asam urat dan berbagai penyakit kronis lainnya.

3. Minuman dan makanan tinggi fruktosa:
Fruktosa merupakan sejenis gula yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Minuman tinggi fruktosa, seperti jus buah dan minuman ringan manis, terbukti meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
Konsumsi makanan tinggi fruktosa, seperti kue dan permen, juga dikaitkan dengan peningkatan risiko asam urat.

4. Obesitas:
Kelebihan berat badan atau obesitas sering dikaitkan dengan pemicu asam urat. Jika Anda termasuk dalam kategori orang dengan berat badan berlebih segera lakukan diet dan olahraga rutin untuk menurunkan kadar asam urat serta mencegah kekambuhan.

5. Konsumsi obat-obatan tertentu:
Konsumsi obat-obatan seperti pirazinamid (obat anti-tuberkulosis), obat diuretik atau HCT, dan salisilat dapat mengakibatkan pembuangan asam urat sangat berkurang.
Hal ini bisa terjadi akibat ketidakmampuan ginjal dalam mengeluarkan asam urat yang berlebih dari dalam tubuh.
Selain itu, aspirin dalam dosis rendah juga dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
Sebuah studi menunjukkan bahwa risiko lonjakan kadar asam urat meningkat setelah dua hari mengonsumsi aspirin dosis rendah.
Meski demikian, Anda tidak dapat menurunkan dosis aspirin tanpa konsultasi dengan dokter. Terlebih, aspirin sering dijadikan sebagai obat untuk mengatasi masalah jantung dan stroke.

6. Olahraga terlalu berat:
Aktivitas fisik yang berat dan melelahkan, termasuk olahraga berlebihan dapat mengakibatkan peningkatan kadar asam urat.
Olahraga terlalu berat dikatakan dapat menimbulkan penumpukan asam laktat di otot sehingga pembuangan asam urat terhambat.

7. Dehidrasi:
Dehidrasi dapat menyebabkan kadar asam urat yang lebih tinggi karena penurunan frekuensi buang air kecil. Padahal, saat kencing seseorang juga dapat membuang asam urat yang berlebih dalam tubuhnya.
Untuk menurunkan risiko asam urat, Anda dianjurkan untuk mencukupi kebutuhan air. Menurut Kemkes, orang dewasa dianjurkan mengonsumsi air putih sekitar 8 gelar berukuran per hari atau total 2 liter.
Jika Anda berolahraga atau menghabiskan waktu di lingkunan yag panas, seperti lapangan atau sauna, usahakan untuk menambah asupan air. Selain minuman, asupan cairan juga dapat diperoleh dari buah dan sayur.

8. Perubahan suhu:
Hubungan antara perubahan suhu dengan lonjakan asam urat mungkin terdengar asing bagi sebagian orang.
Nyatanya, suhu tinggi (panas) dan kelembapan rendah dapat memicu lonjakan asam urat. Hal itu karena suhu tinggi menyebabkan dehidrasi, yang diketahui pemicu asam urat.
Kendati demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut terkait hubungan perubahan suhu dengan risiko asam urat.

9. Stres:
Bagi sebagian orang, stres bisa memicu berbagai gangguan kesehatan, termasuk lonjakan kadar asam urat.
Demi mencegah risiko asam urat, Anda dapat melakukan manajemen stres dengan meluangkan waktu untuk latihan yoga atau meditasi, konsultasi dokter, atau melakukan hobi.

Address

Jalan Drive Dustira 1/Cimahi
Cimahi

Opening Hours

Monday 09:00 - 12:00
Tuesday 09:00 - 12:00
Wednesday 09:00 - 12:00
Thursday 09:00 - 12:00
Friday 09:00 - 11:00

Telephone

+62816669410

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Instalasi Rehabilitasi Medik RS Dustira posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Practice

Send a message to Instalasi Rehabilitasi Medik RS Dustira:

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram