Mbah Bayu

Mbah Bayu Konsultasi Spiritual

04/12/2025

Manfaat Mustika

Setiap mustika memiliki tingkatan dalam pandangan manfaat dan ahlul ghoib, dari tingkat terendah hingga paling puncak (wilayah). Semakin tinggi pangkat kedudukan mustika semakin kuat p**a power dan wibawanya.

Seperti dalam masa Walisongo, siapapun bangsa ghoibnya, baik tingkat raja, ratu atau paling sakti sekalipun, mereka enggan melawan pusaka golok Cawangnya Mbah Kuwu Cakra Buana. Sebab pusaka ini bersifat kesaktian wilayah. Ghoib tingkat manapun tidak ada yang berani beradu kesaktian, apalagi sampai mengganggunya.

Juga keris Sengkelat milik sunan Ampel Denta, semua pemimpin ghoib tidak ada satupun dari mereka yang berani melawan, bahkan tatkala pusaka ini diserahkan ke raja Blambangan, semua ahli waskita ghoib di sekitarnya langsung tunduk dan akhirnya menjadi pengikut sang raja.

Sama halnya dengan pusaka Ganesha milik prabu Siliwangi, semua bangsa Mulk dan Siluman, dari negeri Barat sampai Timur, mereka acapkali melihat auranya saja para ghoib sudah banting setir untuk menghindarinya.

Mengapa power mustika atau pusaka Wilayah begitu ditakuti semua ahlul ghoib?..

Dalam kesenjangan derajat, baik manusia maupun bangsa Jin atau ghoib, semua sama. Seperti halnya penguasa dunia (President) setiap ucapannya akan didengar, satu gerakan tangan, sudah menjadi isyarat yang harus diperhatikan semua ummat di dunia. Kekuasaan semua ini disebut Wilayah.

Sama halnya dengan kedudukan mustika, setiap kekuasaan memiliki pengaruh masing- masing, seperti kekuasaan ghoib tingkat rendah hanya sebatas mencari manfaat. Sedangkan kekuasaan tingkat tinggi , walau mustika tadi cukup ditaruh di dalam rumah, dari auranya ini sudah bisa dilihat oleh semua bangsa ghoib dunia.

Hanya saja sifat mustika cenderung dengan istilah jalur manfaat (lebih focus) daripada multifungsi. Kenapa sifat mustika bersandar pada manfaat? Inilah jawabannya.

Dari zaman Pewayangan hingga Walisongo, jalur silsilah Anfus (penguasa bumi/kesaktian) lebih mengutamakan kekuasaan pribadi (manfaat). Baru setelah lahirnya baginda Nabi Mihammad SAW, jalur silsilah akhirnya terbagi dua.

- Anfus (kepemimpinan/kesaktian)
- Anwas (keagamaan/Tauhid)

Dari keduanya mulai bersatu di zaman Pertengahan lahirnya para Waliyullah hingga terjaga sampai Walisongo.

Dari banyaknya kehidupan manusia dibumi, akhirnya mustika atau pusaka menjadi satu ikhtiar diri bagi semua masyarakat dan mereka menyesuaikan kebutuhannya masing- masing. Dari mulai jalur Kesaktian, duniawi, mahabbah, kethabiban, keselamatan, pengobatan, multifungsi، derajat, wibawa, penakluk, penghancur musuh hingga manfaat lain mulai terjalurkan secara sempurna.

Ini salah satu mustika Wilayah Waliyulloh (duniawi) guru dari semua guru thoreqoth Suryalaya, Ki Tholkha Kalisapu. Beliau seorang Wali Kamil Mukammil yang mencetak jutaan ahli Thoreqoth dunia.

Bagi yang berminat dengan mustika ini langsung ke...............

Wa : 081280320803

02/12/2025

Mengenal dunia penarikan dan pemberian mustika.
Penarikan mustika dalam kitab klasik disebut maghromun (perubahan) membuktikannya terlahir dari dua cara, olah nafas dan asma' penyemayatan badan. Unsur ini disebut pemula, tidak memiliki manfaat, apalagi jalur atau koidah. Hanya sebatas kebanggan diri.

Alasannya?

Mustika penarikan tidak terdeteksi kepemilikan dan amalan kunci, sifatnya pemaksaan dan bukan hasil pemberian atau tukar minyak, sifatnya liar. Kedudukan mustika penarikan hanya di alam jin atau ghoib. Karena alam seatasnya tidak bisa ditarik kecuali lewat hubungan bangsa asma' dan tukar minyak.

Mengenal alam Jin, terbagi menjadi 2 kelompok.
1. Abyad (golongan putih) sifatnya sangat herhati- hati dan tidak asal memberi kecuali saling kenal satu sama lain (Thobaqo anthobaq)

2. Aswad (golongan hitam) kelompok ini terbagi menjadi 3 golongan.
- S**a mengganggu manusia (bernama Marjin)
- S**a menipu manusia (bernama Tibbir)
- S**a datang memberi janji palsu. (bernama Zalambur)

Jin Marjin. Sifatnya s**a memberi semangat pada manusia, menaikkan sifat nafsu akalnya dan memberi kebanggaan diri tanpa manfaat sehingga seolah ia mumpuni dibidangnya, padahal ia lagi terperosok sangat jauh ke dunia kerusakan, seperti s**a memberi amalan, mustoka tanpa kunci dan jalur dan ilmu pengobatan tanpa sanad.

Jin Tibbir, s**a datang dalam bisyaroh menunjukkan harta karun atau hal- hal yang sama sekali tidak ada pembuktiannya. Sifatnya s**a mengecoh manusia biar meyakini segala sesuatunya walau tidak jelas dan terbukti.

Jin Zalambur. S**a belajar ilmu bathin tanpa guru sampai meninggalkan istri dan anaknya (kurang terjamin). S**a boros tanpa manfaat dan selalu mengarahkan manusia pada jalan amarah.

Adapun pengambilan mustika yang benar terbagi menjadi 7 kategori.

1. Lewat tirakat

Sifat tirakat disini banyak cara dan ragam, dimulai dari berpuasa tarukurruh, ngerowot, lepas atau tidak tidur sama sekali. Hasil yang didapatkan mustika tirakat dari bangsa Al Mulk atau khos sampai khusus.

2. Lewat pengenalan bangsa Alam (memahami sifat alam mereka)

Disini terbagi menjadi 3 tingkatan
- Hubungan bathin (mengandalkan amalan, tirakat dan hubungan) hasilnya khos.
- Hubungan Asma' (mengandalkan amalan, huhungan bathin, prasarana yang disesuaikan bangsa mereka dan tirakat) hasilnya khusus.
- Hubungan Alam. (Mengandalkan hubungan bathin, sarana minyak yang memadahi, pahamnya sirrul asma' dan kedekatan yang terjaga antara kita dan bangsa ghoib yang di tuju) hasilnya Khususul khusus.

3. Lewat pembelajaran ilmu Sirrul Asma' dan bangsa Alam.

Disini terbagi menjadi 2 kategori.

- Luasnya ilmu hingga mencapai hubungan bathin yang sepadan. Biasanya bangsa Ruh akan meminta persyaratan seperti minyak dan lainnya sebagai hubungan bathin hingga mencapai satu perwujudan di alam mereka. Hasil yang didapatkan adalah mustika Ghoibul Alam. Sifatnya diantara alam Al Mulk dan alam Khusus (mereka yang menghantarkan kita tanpa kita tahu alam apa namanya).

- Luasnya ilmu bangsa Sirrul. Asma' dan ditunjang dengan tirakat dan prasarana memadahi, seperti minyak Gahru, Ladzin Ambar, Al Mustaqy dll. Hasilnya sudah terbilang cukup buat pegangan wasilah kita. Alam dari mustika ini antara Al Mulk dan Azraq.

4. Azrak.

Pendalaman dan hubungan bathin yang kuat, lewat pengasahan tirakat, penjiwaan sirrul alam, penataan tingkah laku sesuai isi amalan dan prasarana yang menunjang. Baik diambil secara langsung atau lewat wasilah tirakat, hasilnya pasti dari alam Azrak. Sifafnya sudah mencapai kedudukan menengah keatas secara pandangan ahli Hikmah. Mustika ini sudah bisa disebut penakluk bagi mustika sebawahnya.

5. Maqomat.

Matangnya suatu penanaman ilmu Sirrul Asma' yang dijadikan tingkah laku setiap waktu, menjadikan kedekatan kita dengan bangsa Nur/ ruh terjaga begitu sangat dekatnya sehingga kerap dibawa ke alam mereka (alam nabi Hidir atau Thuroby). Disini pengambilan mustika maqomat terbagi menjadi 2 cara.

- Bisa lewat tirakat dan hubungan yang sangat dekat.
- Bisa memakai sarana minyak Gahru (tukar menukar) karena di alam bangsa ruh, gahru sangat diminati semua bangsa astral. Hasil dari mustika yang kita ambil dari alam Thiroby (maqomat)

6. Sulthonul Alam.

Mustika ini hanya bisa diambil karena kedekatan bathin yang kuat, pahamnya sirrul malaikat dan sarana minyak gahru yang memadahi (minimal 400 hingga 500ml) hasil yang didapat mustika Sulthonul Alam.

7. Wilayah......Maaf kami tidak bisa menjabarkannya disini karena banyak sir asror yang wajib ditutupi secara khalayak umum

Nah dari pembedaran diatas. Saya pribadi pernah mengambil mustika Sulthonul Alam (mustika tingkat) ke- 2. Dari sulthan Trenggono Demak. Lewat sarana minyak Gahru 400ml. Untuk bertujuan penakluk dan tameng badan dari segala fitnah, marabahaya serangan ilmu hitam dan cobaan hidup yang berkepanjangan. Alhamdulillah lewat wasilah mustika ini semua bisa diatasi atas ijin Allah.

Inilah penampakkan dari mustika Sulthonul.Syahid..milik Sulthan.Trenggono..

Bagi yang berminat bisa langsung ke....

Wa : 081280320803

01/12/2025

Sejarah mustika Wilayatul Alam Syeikh Sanusi Goa Mujarrob (multifungsi)

Inilah salah satu mustika yang saya pakai untuk membuat keilmuan Mujarrobul Ghorri atau Goa Mujarrob. Mustika ini bersifat wilayatul Alam atau tertinggi dari mustika sebawahnya. Benda langka ini sudah bersamaku selama 16 tahun lamanya.

Kisah didapatnya mustika ini melibatkan orang- orang khos, yaitu (dua) guruku sendiri sewaktu masih dalam didikan Kyai Nur Ali, Sumur Pondok. Tepatnya pada tahun 2009.

Malam itu saya dan kakakku dipanggil oleh Kyai Nur Ali, untuk menemaninya ke goa Mujarrob Tasik, atas panggilan hawatif dari Syeikh Sanusi, yang beliau terima.

Disini tugasku hanya mencari mobil dan membayarnya p**ang pergi. Sepanjang perjalanan kami bertiga tidak berbicara sepatah katahpun, semuanya bertasbih dan beristighfar untuk mensucikan diri karena akan bertandang ke tempat Wali tertua di Jawa Barat. Jangan sampai su'ul adab dan ditolak olehnya.

Sampai ditempat tujuan sekitar pukul 01 dini hari, kami bertiga langsung jalan kaki menuju goa Mujarrob. Malam itu hujan baru saja reda, areal pemakanan terlihat sepi pengunjung. Tiada satupun terlintas seseorang, malam itu benar- benar sangat sepi.

Setelah sampai didepan mulut goa, Kyai Nur Ali, membacakan wushul, menyebut nama Syeikh Sanusi dengan sebutan nasab yang jelas, Assyeikh Amir Ahmad Syah Jalaluddin, bin Amiruddin Abdullah Khon, bin Abdul Mulki, bin Muhammad Shohib Khon, bin Ali Qoli Qosim bin Alwi dan seterusnya, dengan diucapkan memakai literatur bangsa Sirrul Asma'. Seperti 'Alaltholfin, Al Makhin, Daeaumin, Hamithokhotsyin, Syamhaqin, Malsyakhin, Hathothimin, Mahathin, Barokhin, Syaltamukhin, dan seterusnya.

Kurang lebih pembacaan Siryani ini berlangsung 30 menitan dan setelahnya kami bertiga dengan dibantukan senter besar, memasuki mulut goa. Namun baru saja kami masuk dari arah depan yang sangat gelap tiba- tiba se ekor ular yang sangat besar melewati samping dinding. Ukurannya tidak lazim, lebih besar dari pohon kelapa. Melihat kejadian ini saya hanya melirik ke Kyai Nur Ali, beliau terlihat sangat tenang seolah tidak terjadi apa apa.

Lalu kami bertiga mulai masuk lebih dalam ke arah depan goa mengikuti langkah Kyai Nur Ali. Sampai di altar depan, kami disambut curahan air dari celah atap goa, laksana air ember yang disiramkan, semua menjadi basah kuyup.

Dari sini Kyai Nur Ali, mengajak kami berdua untuk menaiki anak tangga dan ternyata diatasnya terdapat (dua) goa, saling beriringan, setiap goa memiliki nama masing- masing, yaitu Gorru Abd, Qodir Al Jaelani dan Gorru Sanusi Khon. Disinilah kami disuruh duduk dan mulai mengikuti bacaan Kyai Nur Ali.

Namun baru saja 15 menitan, mataku mulai berkunang- kunang dan setelah itu tidak ingat apa-apa.

Baru aku tersadar setelah dibangunkan oleh Kyai Nur Ali, ternyata kakakku juga sama, jatuh pingsan setelah beberapa puluh menit mengikuti dzikir bersama.

Setelah keluar dari goa, kami langsung ke musholla untuk melaksanakan sholat subuh dan setelahnya mencari warung makan, dari sini kyai Nur Ali, baru cerita, kalau saya dan kakakku sudah pingsan lebih dari 4 jam.

Lalu beliau bercerita bahwa pertemuannya dengan Syeikh Sanusi, memang bukan untuk kami dan kakakku tapi terkhusus buat pribadinya untuk menerima ilmu bangsa Ruhaniyyah sehingga sifat pingsan bagi kami adalah privacynya.

Dari obrolan ini kyai Nur Ali, sangat bahagia sekali sehingga tanpa tedeng aling- aling, beliau berkata pada kami:

"Salam dari Syeikh Sanusi buat kalian berdua, ini ada titipan darinya, diambil langsung dari mahkota kebesarannya"

Lalu Kyai Nur Ali, menyerahkan satu pusaka Naga Raja buat kakakku dan mustika Wilayah buatku. Lalu beliau menuliskan pada secarik kertas, tatacara dan asma' kunci dari masing- masing pusaka dan mustika.

Sebelum p**ang dari bilik warung makan, Kyai Nur Ali, berkata:

"Tolong setelah ini kamu syukuran menyembeleh sapi. Masak yang enak dan bagikan ke tetenggamu sebagai makna syukur atas didapatnya mustika pilih tanding dari raja Thoreqoth sulthonul Abdal"

Kisah syukuran sapi kami mulai melaksanakannya sebelum pemberangkatan Haji 2009, atau tepatnya 4 hari setelah kedapatan mustika Wilayah.

Sejak mustika ini kami rawat, alhamdulillah kemudahan dan kewaskitaan mulai terasa, kepekaan bathin kian kuat dan manfaat lain dari mustika ini, powernya tidak pernah turun sewaktu digunakan untuk pengisian keilmuan atau mensyarati orang lain.

Inilah penampakkan mustika Wilayah Goa Mujarrob.

Salam Wilayah.

29/11/2025

Mengulas mustika Sulthonul Alam Sunan Gunung Jati (Sulthonul Mahabbah/ raja asihan)

Kisah didapatnya mustika ini mungkin sepadan dengan apa yang kujalani saat itu. Perjalanannya antara hidup dan mati. Semua ini terjadi pada tahun 2007. Dimana saat itu hidupku tertuntut oleh perjalanan Thoreqoth yang diberikan sang Guru kepadaku.

Sejak tahun 2005, saya mulai dibina untuk belajar berpuasa lepas (tanpa makan dan minum, berkata dan tidur). Dan pelajaran ini akhirnya menjadi satu kewajiban bagi semua santriku kala itu, siapapun yang ikut denganku wajib di didik dalam makna tirakat berpuasa lepas hingga beberapa hari lamanya.

Kembali ke cerita awal.. Dua tahun saya selalu mengejar berpuasa lepas, dari mulai 3 hari berturut- turut hingga satu minggu lamanya dan lambat laun mampu ke 21 hari.

Pada tahun 2007, hidupku carut marut, ekonomiku tidak stabil, makanpun terkadang hanya cukup buat istri dan anakku saja. Setiap hari saya sebatas menunggu keajaiban Allah, dipanggil kembali untuk bekerja setelah 4 bulan pabrik diliburkan.

Melihat pola hidupku masih seperti ini (nganggur berkepanjangan) akhirnya saya minta ijin kepada istriku untuk bertirakat ke gunung Ciremai. Malu memang malu kala itu, namun apa daya hidupku merasa kurang berarti dihadapan keluargaku sendiri. Dengan hanya membawa Rp. 2000 rupiah. (Kala itu 2000 cukup untuk naik mobil menuju terminal Kuningan) saya berangkat sendiri.

Alhamdulillah ditengah perjalanan, tepatnya dilampu merah, ada mobil L300 mau menuju arah Kuningan, disini saya minta ijin untuk menumpang sampai tujuan dan si supir mempersilahkannya.

Sesampai di kaki gunung Ciremai, tepatnya di Palatungan atau diatas Goa Maria, saya turun dari mobil dan jalan kaki menuju arah Musholla milik Syeikh Hasan (murid dari Raden Fattah, Demak) disinilah saya mulai manjalankan tirakat lepas. Namun setelah melewati hari ke 21. Kakiku sulit digerakkan alias kaku hingga tidak mampu untuk berdiri.

Ada rasa sedih teringat akan istri dan anak dirumah, namun apa daya kaki tak mampu untuk berdiri, tiada satupun manusia yang lewat, apalagi sampai datang menengokku, hanya pasrah menunggu ketidak pastian hidupku.

Sebulan telah berlalu dan badanku semakin tidak mampu kugerakkan secara bebas, saya hanya mampu bersandar pada tembok musholla dan pada malam ke 39 aku kedatangan seorang aki tua yang entah datangnya dari mana, dia mendadak singgah dan menanyakan nama dan asalku. Namun karena mulutku sulit kugerakkan, saya hanya bisa diam atas pertanyaannya. Dari sini si aki sepertinya sangat paham akan kondisiku. Lalu beliau secara reflek memijat kakiku hingga sedikit demi sedikit bisa kugerakkan.

Sebelum si aki pergi, beliau berkata lembut padaku;

"Pulanglah besok, cukup sudah tirakatmu disini. Datanglah setelah kamu sehat kerumahku di gunung Jati, ini peganglah mustika "Sulthonul Alamku, fainsya Allah dengan wasilah ini, kamu akan banyak disenangi hingga memudahkanmu mencari rijki atau kepercayaan khalayak luas".

Lalu setelah itu beliau pergi dan besoknya entah darimana, ada seorang pemuda yang berlari kecil kebelet pipis (kencing) dan setelahnya beliau sangat terkejut melihatku duduk tanpa tenaga. Lalu beliau mendekatiku dan menanyakan asal usulnya. Saya hanya bisa memberi aba- aba, untuk meminta balpoint, karena mulutku masih sulit untuk berkata.

Paham dengan keinginanku, ia langsung membuka tasnya dan memberikan balpoint serta buku kecil,
Disitu saya sedikit paham kalau orang itu adalah supir pembawa sayuran. Sebab dibuku banyak sekali catatan aneka sayur mayur.

Setelah tanya jawab lewat tulisan, dia langsung membopongku dan membawanya ke mobil Gerobak. Disini sang kenet menemaniku dibelakang dan memberiku air minum serta roti. Setelah perutku di isi, mulutku mulai bisa berkata lagi. Sesampainya dirumah, saya langsung menemui istri dan langsung merebahkan diri ke kasur.

Beberapa hari badanku mulai sakit hingga kurang lebih satu mingguan tenagaku kian pulih. Setelah dirasa cukup sehat, hari itu saya mendatangi guruku, menceritakan semua kejadian yang ada di kaki bukit Ciremai sambil menyodorkan mustika pemberian orang tak dikenal. Setelah guruku melihatnya beliau sangat kagetØ›

"Masya Allah, ini mustika milik kanjeng Sunan Gunung Jati" terangnya.

"Nanti malam kamu saya antar ziarah ke makbarahnya Sunan Gunung Jati"

Malam itu saya berdua datang berziarah dan setelahnya guruku pergi entah kemana. Kurang lebih dua jam beliau datang dan berkata:

"Sungguh beruntung kamu.mendapatkan mustikanya Kanjeng Sinuhun, tadi saya baru mendapat ilafat, untuk asma' kunci dari mustika ini, baca saja amalan ini.................sambil aku mencatatnya.

Dari kejadian ini kurang dari satu bulan perubahanku sangat drastis sekali, kepercayaan orang begitu besarnya sampai- sampai mereka seolah berebut untuk membantu perekonomianku.

Inilah penampakkan Mustika Tingkat ke- 2 setelah Wilayatul Alam.

Bagi yang berminat dengan mustika ini bisa langsung japri.

Wa : 081280320803

27/11/2025

Mengenal tingkatan mustika secara kedudukan alam.

Mustika yang selama ini kita kenal tidak hanya sebatas pemberian atau pengambilan dari banga jin dan ghoib semata, tapi banyak tingkatan alam secara pandangan ilmu Hikmah. Walau dalam bentuk (mustika) terkadang mirip antara satu sama lain, tapi secara kedudukan bangsa ghoib, tingkatan alam ini akan menentukan suatu khasiat atau manfaat yang bisa kita rasakan khususnya dalam faedah bathiniyyah.

Semakin tinggi tingkatan mustika, para ghoib bawahan akan menghormati kita sebagai pemiliknya, seperti halnya pandangan kita pada sosok ratu ghoib dari pantai selatan, mungkin benak kita selama ini bahwa ratu Kidul, adalah ratunya para lelembut, padahal bila ratu Kidul, dihadapkan pada kasta seatasnya, seperti Ratu Kalinyamat, ratu Kidul, akan sembah sungkem kepadanya.

Juga sebaliknya ratu Kalinyamat, dia akan sungkem (tunduk) kepada Ratu Sejagat, karena kedudukannya lebih tinggi darinya.

Sama halnya dengan sifat mustika, setiap alam memiliki kedudukan yang menjadikan mustika sebawahnya tunduk dan tidak berani melawan dan inilah tingkatan tertinggi sampai bawah.

1. MUSTIKA WILAYATUL ALAM.

Mustika ini berada diantara Bahroini Yaltaqiyan (dua aliran yang menyatu) dan alam Wilayatutthurob. Dikepalai oleh nabi Hidir As, yang sifatnya menguasai dunia dari barat ke timur. Setiap sudut alam Wilayah dijaga oleh bangsa Nur Waqish, Mahda'in, Rokisyh dan Hayuqin. Kedudukannya antara bumi dan langit, memiliki 6 mahkota (manfaat)

1. Mustika Wilayatus Syahid
2. Mustika Wilayatul Ilmi
3. Mustika Wilayatil Maqomath
4. Mustija Wilayatud Darojat
5. Mustika Wilayatul Mahabbah
6. Mustika Wilayatul Dunya.

2. MUSTIKA SILTHONUL ALAM.

Mustika ini keberadaanya diantara alam Ahutiyyah, dikepalai oleh Kanjeng nabi Sulaiman As. Setiap sudutnya dijaga para bangsa Nur Zuba'ah, Syat- syakh, Hauzakh, Thoikal dan Marroh. Kedudukannya meliputi alam bumi, jin dan Ahmar. Kekuasannya mencangkup 4 penjuru angin. Mustika ini memiliki 4 tingkat.

1. Sulthonus Syahid
2. Sulthonul Ilmi
3. Sulthonul Mahabbah
4. Sulthonut darojath

3. MUSTIKA SULTHONUL MAQOMATIL ALAM

Mustika para bangsa Wali, keberadaannya diantara alam Sufliyyah, dihuni oleh bangsa Ruh, Amusy, Haghilin, Ghodifin, Dahlikh, Arzad, Syamhaq, Malsyakh, Halthof dan Khodarusy. Kekuasannya meliputi bangsa bumi, jin dan lelembut. Kedudukannya dari Timur sampai ujung terbenamnya matahari. Mustika ini memiliki 4 tingkat.

1. Sulthonul maqomatul ilmi
2. Sulthonul maqomatul Darojat
3. Sulthonul maqomatul Dunya
4. Sulthonul maqomatul 'am (multi)

4. MUSTIKA DAROJATUL ALAM

Mustika para Wali dan pertapa sakti, sifatnya khoarik (memiliki kelebihan) dan manfaatnya sangat luas, kekuasaanya antara Barat dan Timur (separoh dunia) kedudukannya alam Qif, dijaga oleh bangsa Ruh alam sirrul asma' Barhasy, Birsyan, Bazjal dan Qozmaz, mustika ini memiliki 4 tingkat.

1. Darojatus Sulthan
2. Darojatul Ghony
3. Darojatul Mahabbah
4. Darojatul 'Am (multi)

Bersambung...

27/11/2025
25/11/2025

Mustika Darojatul Alam (Syeikh Dzatul Kahfi)

Setiap kebaikan yang kita jalani secara ihlas akan menunai kemuliaan dikemudian hari, itulah kisah didapatnya mustika ini.

Pada tahun 1994, saya pernah bersedih hati tatkala berziarah ke gurunya Mbah Kuwu Cakra Buana dan Sunan Gunung Jati, yaitu Syeikh Dzatul Kahfi.

Disana tempatnya kurang terurus pada waktu itu, cungkupnya masih terbuat dari seng dan alasnya hanya tambalan semen tanpa ada tikar apalagi karpet.

Pada waktu itu awalnya saya ingin melaksanakan tirakat puasa lepas (tanpa makan dan minum) dan bicara selama 7 hari, guna mendekatkan diri kepada Allah, agar anak pertamaku menjadi orang yang bermanfaat di dunia dan akherat, setelah saya ijin sama juru kuncen, malam harinya badanku terasa sakit akibat alas semennya banyak yang rusak.

Setelah selesai tirakat, saya tidak langsung p**ang, masih menginap dua karena ada unek- unek yang harus saya sampaikan kepada juru kuncen.

Malam itu seperti biasa, juru kuncen akan datang ke makbaroh disetiap pukul 22.00 atau lebih, sengaja sudah saya siapkan aneka makanan dan kopi panas yang kubeli di bawah sebagai makna syukurku atas selesainya tirakat.

"Wuih tumben, sudah berbuka dari tirakatnya mas Idris" jelas juru kuncen.

Saya langsung menyalaminya dan mengajaknya untuk makan bersama. Setelah itu kita berdua ngobrol sepanjang malam, salah satunya saya menyinggung tempat makbaroh yang tanpa memiliki alas atau karpet.

Mendengar pertanyaanku, beliau hanya diam tanpa menjawab, baru beberapa menit kemudian pak juru kuncen menghelai nafas panjang sambil berkata lirih.

"Dari dulu saya berharap semoga makbaroh ini ada yang ngasih tikar. Kasian orang yang datang kesini jadi kurang nyaman" jelasnya.

Beberapa tahun kemudian setelah hidupku sedikit mapan, saya dan santriku membeli karpet tebal (dua) mobil dan kusedekahkan untuk makbaroh Syeikh Dzatul Kahfi.

Betapa bahagianya juru kuncen setelah tahu saya yang memberi karpet, beliau selalu memelukku erat- erat sambil tak henti- hentinya berucap terima kasih.

Satu minggu dari kejadian itu, tepatnya malam jumat, saya kedatangan seorang tamu kyai kerumah, memakai jubah dan ikat kepala, sangat sopan tutur bahasanya. Beliau mengenalkan dirinya bernama Kahfi, asal negeri sebrang.

Dari pertemuan ini beliau memberi cindramata berupa tasbih dan mustika dan sebelum p**ang, tamu ini berucap.

" Saya akan selalu datang kemari" terangnya.

Satu bulan dari kedatangan kyai Kahfi, entah dipikirkan atau tidak! Yang jelas sejak itu saya selalu bermimpi bertemu dengan beliau, entah disuatu alam lain yang belum saya kenal atau terkadang di makbarohnya Syeikh Dzatul Kahfi.

Dari mimpi yang terus- terusan hadir, akhirnya saya ceritakan kepada guruku. Dan beliau sangat terkejut.

" Masya Allah itu Syeikh Dzatul Kahfi, yang asli" jelasnya.

" Beliau sangat berterima kasih sekali kamu sudah mensedekahkan karpet buat pesareannya. Sungguh beruntung sekali kamu diberi mustika miliknya?" Jelas guruku.

Dan inilah penampakkan mustika alam derajat yang diberikan kepadaku.

Bagi yang berminat..
Wa. 081280320803

23/11/2025

Mengulas keagungan mustika Azrak (Mbah Kuwu Cakra Buana)
Alam Azrak, bagian tingkat ke- 4 dalam silsilah derajat atau kedudukan (pangkat) , sedangkan bangsa Ghoib atau Al Mulk, tingkat ke- 2. Adapun tingkat ke- 3 dari sifat alam adalah Fasolikh atau tempatnya para ahli Soleh.

Alam Azrak, menurut istilah para Auliya, dinamakan sebagai alamul Masyrik atau terbitnya matahari. Alam ini lebih identik dengan sifat karomah atau kesaktian secara pandangan orang umum.

Alam ini di kepalai oleh Wali Adzom (khoarik/memiliki kesaktian) Sulthan Haji Abdus Somad Cakra Buana, atau Mbah Kuwu Cakra Buana. Yang bergelar Dzatul Masyrik (bersatu padu). Dan tidak ada pengganti Wali lain sampai yaumul Qiamah.

Alam Azrak, disebut juga sebagai keterimanya bathin seseorang (berhubungan) baik lewat tirakat yang cukup lama atau s**a berkasih sayang. Di alam sana setiap pusaka atau mustika sudah memiliki tuah, manfaat, asma' kunci dan dijaga oleh para ponggawa pilihan kecuali kita berminat, biasanya untuk menghasilkan mustika tersebut dengan cara barter (tukeran) minyak mahal lewat wushul.

Dulu sewaktu saya mengalami perubahan hidup disela kecintaanku pada thoreqoth Syadaliyyah, (hanya tertuju atas keagungan Af'alullah). Beberapa kali kesana lewat bangsa ruh dan ternyata setiap mustika atau pusaka, boleh diminta (dijual) seperti transaksinya suku Baduy kota Arab, tukar menukar hasil panen dengan kendaraan mewah atau perlengkapan lain.

Nah rata- rata di alam Azrak, satu mustika di tukar dengan minyak Gahru asli, antara 300ml sampai 1 ltr, harga yang sangat fantastis buat (satu) mustika/pusaka.

Pada thn 2008, dimana diriku lagi mengalami mahbub illallah. Saya pernah diberi minyak Gahru oleh sahabatku, seorang Jendral bintang 2. Untuk diambilkan mustika dari alam Azrak dan waktu itu bethasil. Dari kejadian ini sahabatku selalu memintaku untuk terus mengambil mustika dengan beraneka manfaat lewat sarana tadi dan salah satunya mustika Azrak bisa kita miliki, walau tidak terlalu banyak seperti sahabatku.

Inilah penampakkan mustika Azrak, dari Mbah Kuwu Cakra Buana.

Bagi yang ingin memiliki, kami siap mengambilkan dengan cara tukar minyak khususiyyah.

Konsul produk dan pribadi..
Wa : 081280320803

22/11/2025
22/11/2025

Rajah pribadi pesanan saudara Arif Rizal.

Bagi yang ingin memiliki rajah pribadi bisa langsung ke Wa : 081280320803


berat

Testimoni keilmuan Goa Mujarrob khusus dari sedulur malaysia.
12/11/2025

Testimoni keilmuan Goa Mujarrob khusus dari sedulur malaysia.

Address

Jalan Syech Bayanillah
Cirebon
1542

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Mbah Bayu posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram