22/11/2025
https://utas.to/el6yvb
Di tengah dunia yang makin bising, rakus, dan kehilangan arah, Īśā Upaniṣad
kembali berbicara — tidak dengan teriakan, tetapi dengan kejernihan yang
menghentak.
Di era ketamakan global, tekanan sosial, dan kecanduan validasi digital,
pesan ini terdengar lebih relevan daripada ribuan tahun lalu.
ketika masyarakat mengalami krisis makna.
Ritual-ritual Veda menjadi semakin rumit, mahal, dan kosong makna;
spiritualitas bergeser menjadi formalitas.
Orang awam hidup hanya untuk mengejar kesenangan dan kekayaan,
sementara para pertapa ekstrem menolak dunia sepenuhnya.
Dua ekstrem yang berbeda, namun sama-sama kehilangan inti:
memahami diri.
Dalam era kita hari ini—
ritualisme modern yang berupa gaya hidup pencitraan, kompetisi digital,
materialisme tanpa arah—
pesan ini kembali terasa relevan dan menohok.
Buku ini mengurai Īśā Upaniṣad dengan bahasa tajam dan modern:
• bagaimana keserakahan merusak batin dan masyarakat,
• bagaimana bekerja tanpa diperbudak ambisi,
• bagaimana melihat manusia lain sebagai perpanjangan diri,
• bagaimana detachment menjadi antidot krisis mental modern,
• bagaimana pencerahan bukan sekadar mistik, tetapi kejernihan hidup yang
praktis.
Teks ini membongkar delusi kepemilikan dan ambisi yang membuat manusia
modern hidup seperti bayangan tanpa arah.
Ia tidak menawarkan kenyamanan —
hanya kejujuran pahit:
penderitaan lahir dari cengkeraman kita pada hal-hal yang fana.
Buku ini singkat, keras, dan tidak sopan pada ego.
Bacalah kalau ingin berhenti membohongi diri sendiri.
https://utas.to/el6yvb
Ini bukan buku untuk mereka yang ingin merasa nyaman.Ini buku untuk mereka yang berani mengakui bahwa manusia modern sedang membunuh dirinya sendiri—perlahan...