25/10/2025
Mengapa Trauma "Tersimpan" di Tubuh?
Saat ancaman datang, otak kita memiliki sistem pertahanan primitif yang disebut fight, flight, or freeze (lawan, lari, atau diam). Dalam situasi traumatis, seringkali respons "lawan" atau "lari" tidak mungkin dilakukan (misalnya pada anak yang dilecehkan, korban kecelakaan, atau seseorang yang diintimidasi). Ketika itu terjadi, sistem saraf memilih opsi terakhir: freeze atau shutdown (mati rasa).
Pada saat "freeze" inilah, energi survival yang seharusnya dikeluarkan untuk melawan atau lari menjadi terjebak di dalam tubuh.
pengalaman traumatis tidak hanya menjadi "kenangan di kepala", tetapi tercetak sebagai sensasi fisik, emosi, dan reaksi naluriah di seluruh tubuh.
Trauma yang tidak diproses akan "berbicara" melalui tubuh dan perilaku, seringkali tanpa disadari kaitannya dengan peristiwa masa lalu.
Trauma bisa muncul sebagai penyakit atau rasa sakit yang tidak jelas penyebab medisnya:
路 Nyeri Kronis: Sakit punggung, migrain, nyeri sendi tanpa sebab yang jelas.
路 Gangguan Pencernaan: sakit perut, mual.
路 Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh: Mudah sakit, kondisi autoimun.
路 Sensasi Fisik Tertentu: Sesak napas, dada berdebar-debar (palpitasi), tegang otot kronis, gemetar.
路 Kelelahan Kronis: Tubuh terus-menerus merasa lelah karena energi yang terkuras untuk tetap waspada.
---------
Yuk kenali diri kamu apakah ada luka batin? Kepahitan? Segera proses luka batin mu demi masa depan yang cerah..
Terapi fisik untuk melepaskan luka batin ini hanya salah satu untuk membantu melepaskan luka batin/kepahitan yang tersimpan dalam tubuh, karena sakit yang amat sangat saat diterapi melebihi rasa sakit luka batinmu sehingga memberikan kelegaan.
Kamu juga bisa mencoba dengan cara konseling kepada psikolog atau melalui pihak medis seperti psikiater.