03/12/2016
Hari ke-5
Antioksidan diperlukan untuk melindungi membrane sel dari kerusakan akibat serangan radikal bebas yang berasal dari luar tubuh ataupun yang diproduksi oleh tubuh sendiri. Kelebihan radikal bebas dengan lemak, protein, asam nukleat seluler, termasuk karbohidrat sehingga terjadi kerusakan local dan disfungsi organ tertentu. Dalam metabolism lemak, antioksidan membantu proses oksidasi lemak sehingga kolesterol dan hasil metabolit lain menjadi mudah melewati dinding arteri.
Di dalam tubuh terdapat sistem pertahanan antioksidan alami yang membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas atau stress oksidaif. Sistem atioksidan utama yang diproduksi tubuh atau lebih dikenal dengan antioksidan endogen terdiri dari tiga jenis enzim, antara lain enzim superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase (GSH), dan katalase. Aktivitas radikal bebas yang tinggi dalam tubuh dapat menghancurkan mekanisme pertahanan tubuh sehingga enzim antioksidan alami pun akan rusak. Dalam situasi ini, kerusakan oksidatif akan terjadi dan mengenai setiap bagian sel yang terpapar termasuk protein sel, lemak, dan inti sel.
Antioksidan, seperti flavonoid, vitamin C, vitamin E, dan selenium dapat melindungi sel dari serangan radikal bebas selama proses detoksifikasi berlangsung. Ketidakcukupan asupan vitamin C dan E dapat menurunkan aktivitas enzim sitokrom P450.
Flavonoid terbukti mempuyai efek biologis yang sangat kuat sebagai antioksidan, menghambat penggumpalan keeping-keping sel darah, merangsang produksi nitrit yang dapat melebarkan pembuluh darah, dan juga menghambat pertumbuhan sel kanker.
Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan dan mempunyai bioktivitas sebagai obat. Senyawa-senyawa ini dapat ditemukan pada batang, daun, bunga, dan buah yang merupakan zat warna merah, ungu, dan biru serta sebagian zat warna kuning. Manfaat flavonoid, antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, meningkatkan aktivitas vitamin C, antiinflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotic. Bahan makanan sumber flavonoid adalah apel dengan kulit, brokoli termasuk batang, bayam termasuk batang, teh hitam, dan teh hijau.
Hasil penelitian terhadap hewan percobaan diketahui bahwa vitamin E mempunyai kemampuan antioksidan dan dapat meningkatkan angka Status Antioksidan Total (SAT) hati mencit yang telah terpapar aflatoksin. Dari 3,85 mmol/L naik menjadi 5,28 mmol/L dab dari 2,39 mmol/L naik jadi 4,75 mmol/L. penelitian lain menjelaskan bahwa mencit yang terpapar aflatoksin dan diberi vitamin E 2 mg per hari selama 45 hari menunjukan bahwa antioksidan vitamin E dapat meningkatkan SAT. Sumber vitamin E terdapat pada kacang-kacangan, sayur yang berkecambah, serta pada buah-buahan tertentu, seperti stroberi, avokad, dan kiwi hijau.
Pada pemberian vitamin C, angka SAT menunjukan peningkatan dari 3,85 m mol/L naik jadi 4,62 mmol/L dan dari 2,39 mmol/L naik jadi 3,62 mmol/L. Ini menunjukan bahwa vitamin C mempunyai kemampuan antioksidan, tetapi tidak sebaik vitamin E. Antioksidan vitamin C hanya mampu meningkatkan angka SAT hati mencit yang terpapar aflatoksin dosis rendah. Bahan makanan sumber vitamin C adalah semua bahan-bahan dan sayuran yang berwarna merah dan orange serta hijau.
Selenium merupakan unsur enzim glutation peroksidae yang terdapat pada sebagian besar jaringan tubuh. Diperkirakan asupan selenium melalui makanan telah mencukupi kebutuhan.
(sumber : DETOK is Easy, Rita Ramayulis, DCN., M.Kes., Penebar Plus, 2014, hal. 21-23)
=============================
INGIN DETOK MUDAH ?
Baca disini www.fiforlifsolusisehat.com
Happy Detox Ladies!
Jika bermanfaat LIKE & SHARE ke teman dan saudara ya
FIFORLIF,
Super Fiber dengan kandungan serat tinggi, rekomendasi dari BOYKE DIAN NUGRAHA, membantu membersihkan racun dalam usus, memberikan nutrisi untuk tubuh dan menurunkan berat badan.
Konsultasi & Pemesanan :
SMS/WA : 0878-8713-0969
PIN BBM : 5ED6B540