27/04/2021
enis-Jenis Stroke
Stroke Iskemik, yaitu saat pembuluh darah arteri yang menyuplai darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan. Dikutip dari situs Web MD, penyempitan pada pembuluh darah terjadi saat simpanan lemak di arteri pecah dan menyebar hingga ke otak. Selain itu, penyempitan bisa terjadi ketika aliran darah yang terganggu–akibat detak jantung yang tidak teratur; membentuk bekuan atau gumpalan darah. Sebagian besar kasus stroke termasuk dalam kategori iskemik.
Stroke Hemoragik, yaitu saat pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan perdarahan. Kondisi ini termasuk stroke berat. Ada sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan perdarahan di otak, seperti hipertensi yang tidak terkendali, melemahnya dinding pembuluh darah, dan pengobatan dengan pengencer darah.
Stroke Ringan (transient ischemic attack atau TIA) terjadi saat ada hambatan pada aliran darah ke otak. Dikutip dari situs Alodokter, stroke ringan terjadi karena adanya endapan kolesterol yang mengandung lemak (aterosklerosis) di dalam arteri yang menghantarkan oksigen dan nutrisi ke otak. Gejala stroke ringan hanya berlangsung selama beberapa menit dan tidak menimbulkan kerusakan permanen. Orang yang pernah mengalami gejala stroke ringan umumnya berisiko untuk mengalami gejala stroke berat.
Gejala-Gejala Stroke
Gejala stroke biasanya terjadi tiba-tiba dan menyerang satu bagian tubuh. Gejala itu kemudian memburuk dalam waktu antara 24-72 jam. Dikarenakan setiap bagian otak mengendalikan bagian tubuh yang berbeda-beda, gejala stroke yang timbul tergantung pada bagian otak mana yang mengalami stroke. Itu sebabnya, gejala stroke bisa jadi bervariasi antara penderita yang satu dengan yang lain. Dikutip dari situs Halodoc, berikut gejala stroke yang mudah dikenali:
Salah satu sisi wajah terlihat menurun, tidak mampu tersenyum karena mulut atau mata terkulai.
Tidak mampu mengangkat salah satu lengan karena terasa lemas atau mati rasa. Tungkai pada sisi lengan tersebut juga akan terasa lemas.
Ucapan tidak jelas, kacau, atau tidak mampu berbicara sama sekali meski penderitanya dalam kondisi sadar.
Mual dan muntah.
Sakit kepala hebat yang datang tiba-tiba, disertai kaku pada leher dan pusing berputar (vertigo).
Kesadaran menurun.
Sulit menelan (disfagia), sehingga mengakibatkan tersedak.
Gangguan keseimbangan dan koordinasi.
Hilangnya penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan ganda.
10 Penyebab Penyakit Stroke
10 Penyebab Penyakit Stroke yang Sering Terjadi, Waspadalah!
1. Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi
Anda disebut memiliki tekanan darah tinggi bila tekanan darah Anda rata-rata di atas 140/90. Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya stroke, terutama hemoragik. Hipertensi dapat terjadi akibat ginjal bermasalah, gaya hidup tidak sehat, atau konsumsi obat-obatan tertentu.
2. Kebiasaan Merokok
Kandungan nikotin pada rokok dapat mendorong tekanan darah Anda naik. Selain itu, asap rokok dapat memicu penumpukan lemak di arteri leher utama dan mengentalkan darah sehingga Anda berisiko terhadap penggumpalan darah.
3. Penyakit Jantung
Orang yang memiliki penyakit jantung berisiko tinggi terhadap stroke. Kondisi jantung bermasalah yang meningkatkan risiko terjadinya stroke termasuk gagal jantung, cacat jantung, infeksi jantung, serta detak jantung yang tidak normal.
4. Diabetes
Penderita diabetes umumnya juga memiliki tekanan darah tinggi yang membuatnya berisiko terkena stroke. Diabetes merusak pembuluh darah sehingga risiko terjadinya stroke lebih besar. Jika seseorang mengalami stroke saat kadar gula darah di tubuhnya sedang tinggi, kerusakan pada otaknya pun akan lebih berat.
5. Kegemukan atau Obesitas
Berat badan berlebih merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Orang yang kegemukan atau obesitas juga cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Untuk menurunkan risiko stroke, Anda harus menjaga berat badan tetap normal.
6. Konsumsi Obat Tertentu
Dalam situs Web MD disebutkan ada beberapa jenis obat yang dapat meninggikan risiko seseorang terkena stroke. Contohnya obat pengencer darah (antikoagulan), terapi pengganti hormon, serta pil KB yang mengandung estrogen dosis rendah.
7. Usia
Setiap manusia memiliki kemungkinan untuk terkena stroke. Bahkan bayi di dalam kandungan pun bisa mengalami stroke. Namun, risiko terkena stroke akan meningkat seiring dengan pertambahan usia. Setelah seseorang mencapai usia 55 tahun, risiko tersebut akan berlipat ganda tiap 10 tahun.
8. Riwayat Keluarga
Bila ada anggota keluarga ada yang memiliki tekanan darah tinggi, menderita diabetes, atau sakit jantung, Anda pun bisa jadi memiliki risiko untuk terkena stroke. Sebagian kasus stroke disebabkan kelainan genetik yang menghambat laju aliran darah ke otak.
9. Jenis Kelamin
Pria memiliki risiko terkena stroke pada usia yang lebih muda dibandingkan perempuan. Namun, karena perempuan cenderung terkena stroke pada usia lanjut, kemungkinan untuk pulih lebih kecil dan risiko untuk meninggal lebih besar.
10. Sleep Apnea
Sleep apnea adalah gangguan tidur serius yang menyebabkan kadar oksigen secara perlahan berkurang saat penderitanya sedang tidur. Dikarenakan kadar oksigen berkurang, organ-organ tubuh pun (termasuk otak) tidak mendapat suplai oksigen yang cukup. Masalah ini berbahaya karena penderita sleep apnea bisa tiba-tiba berhenti bernapas saat sedang tidur.
Dalam situs Halodoc dijelaskan, serangan stroke dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi yang bisa berakibat fatal. Berikut contoh komplikasi yang terjadi pada penderita stroke:
Deep vein thrombosis, yaitu penggumpalan darah di tungkai yang mengalami kelumpuhan.
Hidrosefalus, yaitu menumpuknya cairan otak di dalam rongga jauh di dalam otak (ventrikel). Untuk membuang cairan yang menumpuk itu, dokter bedah saraf biasanya akan memasang selang di dalam otak.
Disfagia atau gangguan pada refleks menelan sehingga makanan dan minuman bisa masuk ke dalam saluran pernapasan.
Cara Menghindari Stroke
10 Penyebab Penyakit Stroke yang Sering Terjadi, Waspadalah!
Stroke dapat dihindari dengan mempraktikkan gaya hidup sehat. Cukup ikuti panduan menghindari stroke dari Kementerian Kesehatan RI berikut:
Konsumsi Makanan yang Sehat
Mengonsumsi makanan yang bergizi sudah tentu dapat berdampak positif bagi tubuh. Perbanyak asupan makanan sehat seperti sayur dan buah-buahan yang mengandung banyak serat sehingga dapat membantu melancarkan aliran darah.
Kurangi konsumsi makanan berlemak yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dan berisiko memicu terjadinya penyumbatan di pembuluh darah. Batasi juga mengonsumsi makanan kemasan yang memiliki kandungan garam tinggi. Jumlah garam yang tinggi merupakan salah satu pemicu timbulnya masalah pada pembuluh darah.
Stop Merokok
Bukan hanya perokok aktif yang berisiko terhadap stroke. Perokok pasif pun memiliki risiko yang tak kalah besar untuk terkena stroke. Alasannya, zat-zat beracun yang masuk ke dalam tubuh dapat memicu penumpukan lemak di arteri dan mengentalkan darah.
Aktif Bergerak
Praktikkan gaya hidup aktif secara fisik. Banyak-banyaklah bergerak dan lakukan olahraga secara rutin. Berolahraga bermanfaat bagi tubuh karena dapat membuat peredaran darah menjadi lancar sehingga menurunkan risiko terjadinya stroke. Dengan rajin berolahraga, Anda juga menjauhkan diri dari kondisi kegemukan dan risiko diabetes.
Kelola Stres dengan Baik
Stres merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Stres yang timbul terus-menerus dapat mengakibatkan tekanan darah menjadi tidak stabil dan cenderung tinggi. Saat sedang stres, aliran darah di tubuh menjadi lebih cepat dan tidak terkendali. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan di aliran darah. Karena itu, Anda perlu memiliki strategi pengelolaan stres yang baik untuk menurunkan risiko serangan stroke.