02/08/2025
Jin Pura-Pura Masuk Islam: Strategi Tipuan dalam Ruqyah
Iman Itu Tidak Bisa Diperankan
Salahudin Sunan
Dalam dunia ruqyah, kita tidak hanya berhadapan dengan sihir, ‘ain, atau jin fasik. Ada p**a ujian yang lebih halus, lebih canggih, dan lebih berbahaya: tipuan spiritual dari makhluk yang tahu cara bicara agama.
Berapa banyak peruqyah yang merasa lega setelah mendengar jin mengucap syahadat?
Berapa banyak pasien yang berhenti terapi karena merasa "jin sudah masuk Islam"?
Namun sayangnya, bukan semua yang mengucap "la ilaha illa Allah" itu jujur.
Bahkan dalam tubuh yang terus sakit, ada jin yang lihai berpura-pura jadi "saudara seiman" hanya untuk bertahan hidup. Ini bukan fiksi. Ini kenyataan yang sering terjadi di lapangan.
Fenomena yang Sering Terjadi
Banyak peruqyah atau pasien yang menyaksikan jin mengucapkan syahadat dengan lantang. Bahkan ada yang menangis, memohon ampun, dan mengatakan ingin kembali ke jalan Allah. Tetapi apa yang terjadi setelahnya?
▪︎. Jin tetap tinggal dalam tubuh pasien.
▪︎. Gangguan tidak kunjung sembuh.
▪︎. Pasien jadi terlalu percaya diri dan berhenti ruqyah.
▪︎. Jin bahkan memengaruhi pasien untuk merasa "sudah bersih" padahal belum.
Intinya: Syahadat yang diucapkan jin belum tentu mencerminkan keimanan.
Mengapa Jin Melakukan Ini?
a. Strategi Bertahan (Defensive Escape)
Ketika jin diserang dengan ayat-ayat tauhid dan ruqyah syar’iyyah, mereka terdesak. Maka mereka memainkan strategi bertahan: berpura-pura tunduk dan taubat, agar tekanan berhenti.
b. Mendapat Simpati dari Peruqyah atau Pasien
Jin bisa berakting seperti makhluk lembut, mengaku tertarik pada Islam, minta dibimbing, bahkan menyampaikan salam. Ini membuat peruqyah/pasien menjadi lunak dan mengendurkan bacaan ruqyah.
c. Agar Tidak Dimusnahkan
Mereka tahu Islam tidak membolehkan membunuh tanpa sebab. Maka mereka "mengamankan diri" dengan topeng keislaman, agar dianggap saudara seiman dan tidak dibinasakan.
Namun sayangnya, mereka masih tetap makhluk yang membohongi, mencelakai, dan menguasai tubuh manusia tanpa izin.
Dalil dan Realita: Iman Itu Tak Sekedar Lisan
Allah sudah menyingkap tabir ini dalam Al-Qur’an:
قَالَتِ ٱلۡأَعۡرَابُ ءَامَنَّاۖ قُل لَّمۡ تُؤۡمِنُواْ وَلَـٰكِن قُولُوٓاْ أَسۡلَمۡنَا وَلَمَّا یَدۡخُلِ ٱلۡإِیمَـٰنُ فِی قُلُوبِكُمۡۖ
"Orang-orang Arab Badui berkata: 'Kami telah beriman.' Katakanlah: 'Kalian belum beriman, tetapi katakanlah: Kami telah tunduk (secara lahiriah), karena iman belum masuk ke dalam hati kalian".(Al-Hujurat: 14).
Kalau manusia yang kelihatan saja bisa berpura-pura beriman, apalagi jin yang tak tampak, yang lidahnya penuh tipu daya?
Sayang sekali banyak peruqyah yang terus membimbing jin untuk bersyahadat setiap kali mereka meruqyah bahkan dengan pasien yang sama. Sungguh miris!
Sebagai peruqyah atau pendamping ruqyah, kita harus tetap tegas, kritis, dan tidak terburu-buru percaya. Berikut ini sikap yang seharusnya dijaga:
▪︎. Jangan langsung percaya saat jin mengucap syahadat.
▪︎. Jangan berhenti ruqyah hanya karena jin mengatakan "sudah bertaubat".
▪︎. Lanjutkan terapi sampai semua reaksi sirna dan gejala hilang.
Cara Menguji Jin Pura-Pura Masuk Islam: Panduan Lengkap
Menghadapi jin yang mengaku sudah bertaubat atau masuk Islam tidak cukup dengan percaya begitu saja. Iman itu bukan sekedar syahadat, tapi harus terbukti dengan:
▪︎. Keluar dari tubuh manusia
▪︎. Tidak menyakiti
▪︎. Tidak berbohong
▪︎. Tidak kembali lagi
Karena itu, peruqyah harus membekali diri dengan cara-cara menguji kebenaran pengakuan jin, agar tidak tertipu dan tidak menghentikan ruqyah sebelum waktunya.
1. Bacakan Ayat-Ayat Tauhid dan Ancaman untuk Orang Munafik
Tujuan:
Untuk mengguncang kedustaan jin dan menyibak kepalsuan keislamannya.
Amalan:
Bacakan ayat-ayat yang menyatakan sifat orang munafik dan bahaya dusta dalam agama.
Contoh:
إِذَا جَاۤءَكَ ٱلۡمُنَـٰفِقُونَ قَالُوا۟ نَشۡهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ یَعۡلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُۥ وَٱللَّهُ یَشۡهَدُ إِنَّ ٱلۡمُنَـٰفِقِینَ لَكَـٰذِبُونَ (1) ٱتَّخَذُوۤا۟ أَیۡمَـٰنَهُمۡ جُنَّةࣰ فَصَدُّوا۟ عَن سَبِیلِ ٱللَّهِۚ إِنَّهُمۡ سَاۤءَ مَا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ (2).ذَ ٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ ءَامَنُوا۟ ثُمَّ كَفَرُوا۟ فَطُبِعَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ فَهُمۡ لَا یَفۡقَهُونَ (3).
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata, Kami mengakui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar rasul Allah. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti".( Al-Munafiqun:1-3).
Ulangi bagian:
وَٱللَّهُ یَشۡهَدُ إِنَّ ٱلۡمُنَـٰفِقِینَ لَكَـٰذِبُونَ
"...dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta".
sambil menekan bagian tubuh yang reaktif.
Atau baca juga:
Al-Baqarah: 8–10 (tentang orang yang berkata "kami beriman" padahal tidak). Terus ulang-ulang ayat berikut:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن یَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡیَوۡمِ ٱلۡـَٔاخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِینَ (8) یُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَمَا یَخۡدَعُونَ إِلَّاۤ أَنفُسَهُمۡ وَمَا یَشۡعُرُونَ (9) فِی قُلُوبِهِم مَّرَضࣱ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضࣰاۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِیمُۢ بِمَا كَانُوا۟ یَكۡذِبُونَ (10).
"Di antara manusia ada yang mengatakan, Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta".(Al-Baqarah: 8-10).
2. Minta Jin Keluar sebagai Bukti Keislamannya
Tujuan:
▪︎. Mengukur konsistensi antara syahadat dan perbuatan.
Kalimat Peruqyah:
"Kalau engkau betul telah masuk Islam, maka engkau tahu bahwa Islam melarang berbuat zalim. Maka keluarlah dengan tenang dari tubuh ini, dan jangan kembali. Buktikan keislamanmu dengan tidak lagi menyakiti tubuh ini. Jika engkau tetap tinggal, maka engkau adalah pendusta!"
Apa yang Harus Diperhatikan:
▪︎. Jin yang benar-benar taubat tidak akan menolak keluar.
▪︎. Jika jin berkelit, marah, atau menyalahkan pasien, kemungkinan besar itu jin penipu atau munafik.
3. Minta Jin Bersumpah dengan Nama Allah, Lalu Lanjutkan Ruqyah
Tujuan:
Menggugurkan kepercayaan palsu dan memancing reaksi keras dari jin munafik.
Katakan:
"Bersumpahlah dengan nama Allah, bahwa engkau benar-benar telah masuk Islam, dan engkau tidak akan kembali mengganggu manusia ini.”
Setelah itu, lanjutkan ruqyah dengan ayat-ayat berat, seperti:
▪︎. Ayat Kursi
▪︎. Al-Hashr: 21–24
▪︎. Ash-Shaffat: 1–10
Kenapa ini efektif:
▪︎. Jin yang benar-benar jujur akan tetap tenang dan keluar.
▪︎. Jin yang berdusta akan bereaksi keras saat bersumpah, atau akan menghindar, gugup, atau menolak menyebut nama Allah secara benar.
Tips Tambahan:
▪︎. Jangan tergesa percaya meski jin tampak "lembut" atau "nangis-nangis".
▪︎. Jangan buat kesepakatan atau kompromi dengan jin.
▪︎. Jangan ajarkan Islam kepada jin, kecuali setelah mereka keluar dari tubuh manusia.
▪︎. Jangan biarkan jin tinggal dengan dalih "ingin belajar", karena jin tidak diizinkan bermukim dalam jasad manusia meski dengan alasan agama.
"Jangan tertipu oleh jin yang bersyahadat, tapi tidak bertindak seperti muslim. Jin yang benar-benar beriman akan tunduk pada syariat, bukan tinggal dalam tubuh tanpa hak".
Bila engkau percaya pada akting mereka, engkau berhenti meruqyah sebelum waktunya. Tapi bila engkau menguji mereka dengan cahaya Allah, maka kebenaran akan terungkap, dan tipu daya mereka akan runtuh. Iman yang sejati akan membuat jin keluar, tidak mencelakai, dan tidak kembali.
Jangan Tertipu oleh Sandiwara Ruhani
Ruqyah bukan sekedar teknik. Ini medan jihad ruhani yang penuh tipu daya. Musuh kita bukan hanya jin yang kuat, tetapi juga jin yang cerdas dan pandai bersandiwara.
Tetaplah istiqamah.
Jangan biarkan syahadat di lidah jin menipu semangat di hatimu.
Keimanan bukan peran yang bisa dimainkan baik oleh manusia, apalagi oleh jin.
Semoga Allah menjaga peruqyah-peruqyah yang jujur, dan membimbing setiap kita untuk lebih tajam mata hatinya dalam membedakan cahaya dari bayangan, kebenaran dari tipu daya.
Republish: Ruqyah QHI Klaten
WA 081578739566
Dedi Saputra, CAHTM