07/11/2025
Thib Nabawi menuntun ilmu kedokteran dalam bingkai tauhid
Thib Nabawi ( Pengobatan Nabi) memiliki tiga tujuan utama:
• Hifzh as-Sihhah – memelihara dan menjaga kesehatan sebelum sakit.
• ‘Ilaj al-Maradh – mengobati penyakit ketika muncul gejala.
• I’adat al-I‘tidal – mengembalikan keseimbangan tubuh dan jiwa setelah sakit.
Ruang lingkupnya mencakup:
• Pengobatan jasmani melalui bekam, herbal, dan nutrisi alami atau 'Ghidza'
• Pengobatan ruhani melalui doa, dzikir, dan ruqyah syar‘iyyah.
• Etika kesehatan, melalui pola atau cara makan, kebersihan, dan adab hidup sehat.
Dengan demikian, Thib Nabawi tidak hanya membahas penyakit dan obatnya, tetapi juga cara hidup sehat sesuai sunnah Rasulullah ﷺ.
Rasulullah ﷺ menekankan gaya hidup sehat seperti makan secukupnya, tidur teratur, menjaga kebersihan, dan berolahraga.
Thib Nabawi juga menjadikan Tauhid dan ketergantungan kepada Allah adalah yang utama. Segala kesembuhan berasal dari Allah. Obat hanya perantara.
Pengobatan harus halal, thayyib, dan dilakukan dengan niat ibadah.
Namun walaupun bersumber dari wahyu, Thib Nabawi tidak menolak sains. Justru, ia mendorong penelitian empiris untuk memahami hikmah medis di balik sunnah Nabi.
Ciri ilmiahnya antara lain:
• Bersifat empiris dan rasional, dapat diuji melalui penelitian modern.
• Memiliki dasar etik dan teologis yang kuat.
• Menjaga keseimbangan antara sains dan spiritualitas.
• Mendorong pengembangan ilmu kesehatan yang berakhlak.
Thib Nabawi juga berdiri di atas beberapa prinsip universal yang menjadikannya selaras dengan ilmu kesehatan modern.
Nabi ﷺ menggunakan bahan alami seperti madu, habbatus sauda, dan zaitun yang kini terbukti memiliki kandungan farmakologis tinggi.
Thib Nabawi tidak menolak modernitas, tetapi menuntun agar ilmu kedokteran dikembangkan dalam bingkai tauhid dan kemanusiaan. Dengan demikian, Thib Nabawi dapat menjadi dasar bagi terbentuknya ilmu kedokteran Islam yang beretika, ilmiah, dan berorientasi pada kemaslahatan umat.
Wallahulam
Abi avip