18/11/2021
Sejak Covid-19 merebak pada awal 2020, kesehatan mental sudah menjadi kekhawatiran banyak kalangan di bidang kesehatan. Banyak pasien Covid-19 menunjukkan gejala depresif, kecemasan, dan stres pasca-trauma, baik yang menjalani isolasi di rumah sakit maupun di rumah.
Sejumlah riset kesehatan mental Covid-19 menemukan pikiran negatif dan pengalaman buruk berkaitan dengan isolasi dalam jangka waktu lama. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial sehingga membutuhkan sosialisasi. Perasaan sendiri atau terisolasi bisa menambah tekanan mental pasien.
Bukan hanya pasien positif Covid-19, masyarakat pada umumnya juga menghadapi ancaman kesehatan mental karena adanya pembatasan sosial yang bertujuan menekan angka penularan virus corona. Situasi yang serba membatasi gerak sehari-hari dapat menimbulkan perasaan tertekan atau stres.
Awalnya, orang akan merasa bosan ketika harus banyak berdiam diri di rumah. Lama-kelamaan, kebosanan itu bisa berkembang menjadi depresi dan gangguan kecemasan. Terlebih bila ada pemicu seperti terkena pemutusan hubungan kerja atau usahanya terkena dampak pandemi. Untuk itu, pemerintah memiliki gugus tugas kesehatan mental Covid-19 yang bertugas membantu masyarakat yang rentan atau telah mengalami gangguan mental selama pandemi.
Sumber :
Selain berbahaya buat kesehatan fisik, wabah yang telah berlangsung lebih dari setahun ini mengancam kesehatan mental.