Griya Hipnoterapi Malang

Griya Hipnoterapi Malang Griya Hipnoterapi Malang siap membantu Anda, mengatasi masalah terkait aspek emosi, pikiran, perilaku

Workshop ๐“๐ก๐ž ๐‡๐ž๐š๐ซ๐ญ ๐“๐ž๐œ๐ก๐ง๐ข๐ช๐ฎ๐žยฎHari Minggu, 9 November 2025, telah diselenggarakan workshop ๐“๐ก๐ž ๐‡๐ž๐š๐ซ๐ญ ๐“๐ž๐œ๐ก๐ง๐ข๐ช๐ฎ๐žยฎ (๐“๐‡๐“) ber...
10/11/2025

Workshop ๐“๐ก๐ž ๐‡๐ž๐š๐ซ๐ญ ๐“๐ž๐œ๐ก๐ง๐ข๐ช๐ฎ๐žยฎ

Hari Minggu, 9 November 2025, telah diselenggarakan workshop ๐“๐ก๐ž ๐‡๐ž๐š๐ซ๐ญ ๐“๐ž๐œ๐ก๐ง๐ข๐ช๐ฎ๐žยฎ (๐“๐‡๐“) bertempat di ๐‡๐จ๐ญ๐ž๐ฅ ๐’๐จ๐ฅ๐š๐ซ๐ข๐ฌ, ๐Œ๐š๐ฅ๐š๐ง๐ , dibawakan oleh Certified Trainer ๐๐ฎ๐ซ๐ง๐จ๐ฆ๐จ, ๐’๐“., ๐‚๐‡๐ญยฎ, ๐‚๐“.

Kegiatan edukasi dan pemberdayaan masyarakat ini didukung oleh ๐€๐๐ข ๐–. ๐†๐ฎ๐ง๐š๐ฐ๐š๐ง ๐ˆ๐ง๐ฌ๐ญ๐ข๐ญ๐ฎ๐ญ๐ž ๐จ๐Ÿ ๐Œ๐ข๐ง๐ ๐“๐ž๐œ๐ก๐ง๐จ๐ฅ๐จ๐ ๐ฒ (๐€๐–๐†๐ˆ) dan ๐€๐ฌ๐จ๐ฌ๐ข๐š๐ฌ๐ข ๐‡๐ข๐ฉ๐ง๐จ๐ญ๐ž๐ซ๐š๐ฉ๐ข ๐Š๐ฅ๐ข๐ง๐ข๐ฌ ๐ˆ๐ง๐๐จ๐ง๐ž๐ฌ๐ข๐š (๐€๐‡๐Š๐ˆ).

Seperti biasanya setelah menjelaskan materi terkait dengan swaterapi THT beserta dengan pejelasan secara detail protokolnya. Saya lakukan demo di depan kelas, bagaimana menggunakan protokol THT untuk membereskan satu masalah trauma yang masih mengandung emosi negatif yang intens dan mengganggu hidup yang dialami oleh salah seorang peserta.

๐˜“๐˜ช๐˜ท๐˜ฆ ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฐ dilakukan pada seorang peserta yang mengalami trauma akibat melihat kecelakaan yang dialami oleh Ayahnya di bulan April 2023 di kota Lumajang.
Sejak saat itu, peserta ini tidak berani dan sangat tidak nyaman untuk bepergian ke kota Lumajang. Bahkan mendengar kata Lumajang saja sudah tidak nyaman. Termasuk melihat dan mendengar berita-berita terkait dengan kecelakaan lalu lintas.

Emosi yang dirasakan oleh peserta ini saat saya meminta untuk mengingat kembali kejadian trauma ini, intensitas emosinya ada di skala 10 (dari 0-10) baik emosi takut, sedih, dan marah kepada pelaku yang menabrak Ayahnya.

Sampai di tahap 4 dari protokol THT dilakukan, semua emosi sudah bisa netral di skala 0. Hingga di akhir protokol THT selesai dilakukan, peserta ini merasakan kelegaan yang luar biasa serta perasaan haru karena tidak menyangka trauma ini bisa disembuh dalam waktu yang singkat dengan The Heart Techniqueยฎ.

Demikianlah adanya...
Demikianlah kenyataannya...

GriyaHipnoterapiMalang.com

๐‹๐ข๐ฆ๐š ๐ญ๐š๐ง๐๐š ๐ฉ๐š๐ฌ๐š๐ง๐ ๐š๐ง๐ฆ๐ฎ ๐ฆ๐ž๐ฆ๐ข๐ฅ๐ข๐ค๐ข ๐ข๐ง๐ง๐ž๐ซ๐œ๐ก๐ข๐ฅ๐ ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ญ๐ž๐ซ๐ฅ๐ฎ๐ค๐š1. Jika sedang marah, marahnya tidak sesuai dengan masalahnya.Satu...
31/10/2025

๐‹๐ข๐ฆ๐š ๐ญ๐š๐ง๐๐š ๐ฉ๐š๐ฌ๐š๐ง๐ ๐š๐ง๐ฆ๐ฎ ๐ฆ๐ž๐ฆ๐ข๐ฅ๐ข๐ค๐ข ๐ข๐ง๐ง๐ž๐ซ๐œ๐ก๐ข๐ฅ๐ ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ญ๐ž๐ซ๐ฅ๐ฎ๐ค๐š

1. Jika sedang marah, marahnya tidak sesuai dengan masalahnya.
Satu masalah kecil bisa meledak menjadi masalah besar, yang merupakan ekspresi dari emosi yang melekat pada kejadian traumatis di masa lalu yang belum tuntas.

2. Berpikiran negatif (overthinking) apabila tidak mendapatkan respon dengan cepat.
Baru saja mendapatkan respon meski terlambat, tetapi langsung muncul berbagai pemikiran negatif. Ini bisa terjadi karena masih adanya trauma di masa lalu yang belum terselesaikan dan masih menyisakan emosi negatif akibat perlakukan diabaikan atau ditinggal yang menjadikan diri merasa kesepian.

3. Selalu membutuhkan validasi.
Misalnya sering bertanya,โ€Apa kamu masih sayang dengan aku, gak?โ€. Ini bukanlah sikap lebay, tetapi sangat dimungkinkan sekali di masa kecilnya dahulu kebutuhan diakui keberadaannya belum terpenuhi atau perasaan diterima apa adanya tidak didapatkan.

4. Susah untuk percaya meski sudah membuktikannya.
Meskipun dirinya merasa sudah mencintai, tetapi masih ada perasaan ragu-ragu apakah pasangannya juga mencintai dirinya. Hal ini bisa diakibatkan pernah mengalami kekecewaan yang mendalam di masa kanak-kanak dahulu.

5. Mudah sekali merasa dirinya tidak pantas dan layak untuk dicintai.
Meskipun pasangannya sudah benar-benar melakukan tindakan mencintai secara tulus dan penuh, namun oleh karena masih adanya trauma di masa lalu akibat perasaan tidak dicintai, dihargai, dan diterima apa adanya, sehingga di masa kini mudah merasa diri tidak pantas dan layak untuk dicintai oleh pasangannya.

๐๐ฎ๐ซ๐ง๐จ๐ฎ๐ญ ๐„๐ฆ๐จ๐ฌ๐ข๐จ๐ง๐š๐ฅPernahkah kamu merasa lelah terus-menerus, padahal tidak melakukan aktivitas berat? Atau merasa kosong,...
18/09/2025

๐๐ฎ๐ซ๐ง๐จ๐ฎ๐ญ ๐„๐ฆ๐จ๐ฌ๐ข๐จ๐ง๐š๐ฅ

Pernahkah kamu merasa lelah terus-menerus, padahal tidak melakukan aktivitas berat? Atau merasa kosong, sensitif, dan kehilangan semangat tanpa tahu kenapa?

Jika iya, bisa jadi kamu sedang mengalami burnout emosional. Kondisi ini tak hanya membuat tubuh terasa lemas, tapi juga memengaruhi pikiran, emosi, bahkan cara kita berinteraksi dengan orang lain.

Untuk itu, penting bagi kita mengenali tanda-tandanya sejak dini dan mengetahui cara mengatasinya agar tidak terus terjebak dalam lelah yang berkepanjangan. Simak!

๐Ÿญ. ๐—Ÿ๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐—ต ๐—•๐—ฒ๐—ฟ๐—ธ๐—ฒ๐—ฝ๐—ฎ๐—ป๐—ท๐—ฎ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป ๐—ง๐—ฎ๐—ป๐—ฝ๐—ฎ ๐—ฆ๐—ฒ๐—ฏ๐—ฎ๐—ฏ.
Merasa lelah sepanjang waktu meski tidak melakukan aktivitas berat, bisa jadi adalah tanda awal burnout emosional. Kelelahan ini bukan hanya fisik, tapi juga mental dan emosional. Bisa jadi ini disebabkan karena tubuh dan pikiran terus dipaksa bekerja tanpa jeda. Akibatnya, energi rasanya selalu habis padahal tidak melakukan banyak hal.

Untuk mengatasinya, kamu perlu memberikan waktu istirahat yang benar-benar berkualitas. Cobalah beristirahat dari rutinitas, tidur cukup, dan lakukan kegiatan yang menenangkan seperti berjalan santai di alam, meditasi, atau sekadar menonton film favorit.

๐Ÿฎ. ๐— ๐˜‚๐—ฑ๐—ฎ๐—ต ๐— ๐—ฎ๐—ฟ๐—ฎ๐—ต, ๐—ฆ๐—ฒ๐—ป๐˜€๐—ถ๐˜๐—ถ๐—ณ, ๐—˜๐—บ๐—ผ๐˜€๐—ถ ๐—ง๐—ถ๐—ฑ๐—ฎ๐—ธ ๐—ฆ๐˜๐—ฎ๐—ฏ๐—ถ๐—น.
Ketika kamu merasa mudah tersinggung, cepat marah, atau menangis tanpa alasan jelas, bisa jadi kamu sedang mengalami kelelahan emosional. Hal ini terjadi karena stres yang terus menumpuk tanpa tersalurkan, sehingga membuat sistem emosi tidak stabil.

Penting untuk menyadari dan menerima emosi tanpa menekan atau mengabaikannya. Kamu bisa menyalurkan perasaan lewat menulis diary, curhat dengan orang terdekat, atau melakukan teknik pernapasan dalam untuk menenangkan sistem saraf.

๐Ÿฏ. ๐—ฆ๐˜‚๐—น๐—ถ๐˜ ๐—™๐—ผ๐—ธ๐˜‚๐˜€ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ž๐—ผ๐—ป๐˜€๐—ฒ๐—ป๐˜๐—ฟ๐—ฎ๐˜€๐—ถ ๐— ๐—ฒ๐—ป๐˜‚๐—ฟ๐˜‚๐—ป.
Burnout bisa membuat pikiran terasa kabur, sulit berkonsentrasi, dan sering lupa akan hal-hal kecil. Ini terjadi karena otak terlalu lelah akibat tekanan yang terus-menerus, sehingga sulit untuk memproses informasi atau membuat keputusan.

Jika hal ini terjadi, cobalah untuk mengerjakan satu hal dalam satu waktu dan buat daftar tugas harian yang sederhana. Istirahatkan pikiran setiap melakukan tugas berat, kemudian lanjut kembali setelah pikiran tenang.

๐Ÿฐ. ๐— ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฎ๐˜€๐—ฎ ๐—ฅ๐—ฒ๐—ป๐—ฑ๐—ฎ๐—ต ๐——๐—ถ๐—ฟ๐—ถ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ง๐—ถ๐—ฑ๐—ฎ๐—ธ ๐—•๐—ฒ๐—ฟ๐—ต๐—ฎ๐—ฟ๐—ด๐—ฎ.
Saat burnout, kamu mungkin merasa seperti tidak berguna, gagal, atau tidak mampu melakukan apa pun dengan benar. Perasaan ini biasanya muncul karena ekspektasi yang tinggi, beban kerja berlebih, atau kegagalan yang tidak ditangani dengan sehat.

Cobalah untuk bersikap lembut pada diri sendiri saat lelah atau tidak maksimal. Lalu tulis 3 hal kecil yang kamu capai setiap hari dan batasi kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain.

๐Ÿฑ. ๐— ๐—ฒ๐—ป๐—ฎ๐—ฟ๐—ถ๐—ธ ๐——๐—ถ๐—ฟ๐—ถ ๐——๐—ฎ๐—ฟ๐—ถ ๐—Ÿ๐—ถ๐—ป๐—ด๐—ธ๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป ๐—ฆ๐—ผ๐˜€๐—ถ๐—ฎ๐—น.
Saat kamu merasa ingin menyendiri terus-menerus dan malas berinteraksi, bisa jadi tubuhmu meminta jeda dari tekanan sosial. Burnout sering membuat orang merasa bahwa bersosialisasi justru menguras energi. Namun, isolasi yang terlalu lama justru bisa memperparah kondisi emosional.

Hal yang bisa kamu lakukan adalah, tetap terhubung dengan lingkungan lewat interaksi ringan. Berbicara santai dengan sahabat atau keluarga yang kamu percaya bisa membuat pikiranmu fresh kembali.

๐Ÿฒ. ๐—š๐—ฎ๐—ป๐—ด๐—ด๐˜‚๐—ฎ๐—ป ๐—ง๐—ถ๐—ฑ๐˜‚๐—ฟ.
Burnout bisa mengganggu kualitas tidurmu. Saat kamu mulai kesulitan tidur di malam hari, kemungkinan karena pikiran terus aktif tanpa disadari.

Untuk memperbaikinya, buat rutinitas tidur yang menenangkan seperti menjauhi gadget sebelum tidur, minum teh herbal, atau membaca buku ringan. Meditasi atau latihan pernapasan juga bisa membantu pikiran lebih rileks sebelum tidur.

๐Ÿณ. ๐—ž๐—ฒ๐—ต๐—ถ๐—น๐—ฎ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป ๐— ๐—ถ๐—ป๐—ฎ๐˜ ๐—ง๐—ฒ๐—ฟ๐—ต๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ๐—ฝ ๐—›๐—ผ๐—ฏ๐—ถ.
Salah satu tanda paling menyedihkan dari burnout adalah, ketika hal-hal yang dulu membuatmu bahagia kini terasa hambar atau bahkan membebani. Ini terjadi karena mental dan emosimu sudah terlalu lelah untuk merasakan kesenangan.

Jika hal ini sudah terjadi, beri ruang untuk dirimu merenung dan merasakan betapa bahagianya saat kamu melakukan hobi. Mulailah dari aktivitas kecil yang dulu kamu sukai tanpa target apapun. Cobalah untuk mendengarkan lagu favorit, menggambar, atau sekadar duduk santai di tempat nyaman. Lambat laun, semangat itu bisa tumbuh kembali.

Burnout emosional bukanlah kondisi yang bisa diabaikan. Ia hadir secara perlahan dan mengganggu banyak aspek dalam hidup. Saat kamu merasakan tanda di atas, berikan dirimu ruang untuk beristirahat hingga pikrian merasa tenang. Merawat kesehatan mental bukanlah tanda kelemahan, melainkan bentuk keberanian dan kepedulian terhadap diri sendiri.

Sumber: Logika Filsuf

GriyaHipnoterapiMalang.com

๐‡๐ˆ๐๐๐Ž๐“๐„๐‘๐€๐๐ˆ ๐ƒ๐€๐ ๐†๐€๐๐†๐†๐”๐€๐ ๐๐ˆ๐๐Ž๐‹๐€๐‘A. Pengertian Gangguan BipolarGangguan bipolar adalah salah satu masalah kejiwaan yang m...
16/09/2025

๐‡๐ˆ๐๐๐Ž๐“๐„๐‘๐€๐๐ˆ ๐ƒ๐€๐ ๐†๐€๐๐†๐†๐”๐€๐ ๐๐ˆ๐๐Ž๐‹๐€๐‘

A. Pengertian Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar adalah salah satu masalah kejiwaan yang membuat penderitanya mengalami perubahan suasana hati secara fluktuatif dan drastis. Misalnya dari yang murung, tiba-tiba bisa berubah menjadi sangat bahagia atau sebaliknya.

Pada fase turun atau yang disebut sebagai periode depresi, penderita gangguan bipolar biasanya akan terlihat sedih, lesu, dan tidak bergairah. Sedangkan pada fase naik atau mania, penderita kondisi ini bisa menjadi sangat bersemangat, enerjik, dan banyak bicara.

Jika dilihat dari perputaran episode suasana hati, ada penderita gangguan bipolar yang mengalami keadaan normal di antara mania dan depresi. Meski begitu, ada sebagian penderita yang mengalami perputaran cepat dari fase ke fase tanpa adanya periode normal. Tiap fase gejala yang tergolong parah dapat berlangsung hingga beberapa minggu.

Pada gangguan bipolar, ada juga penderita yang mengalami mania dan depresi secara bersamaan. Misalnya, ketika penderita merasa sangat berenerjik, di saat bersamaan dirinya juga merasa sangat sedih dan putus asa. Gejala yang jarang terjadi ini dinamakan dengan periode campuran.

B. Gejala Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar merupakan salah satu penyakit kejiwaan yang menyebabkan penderita mengalami perubahan suasana hati secara drastis dari mania menjadi depresi atau sebaliknya. Karena itu gejala yang muncul pada penderita dengan kondisi ini akan tergantung kepada fase suasana hati mana yang tengah dia alami.

โ€ข Gejala-gejala pada fase mania

Fase mania ditandai dengan kenaikan suasana hati secara signifikan sehingga menyebabkan penderita gangguan bipolar yang mengalaminya akan merasa sangat gembira dan bersemangat. Mereka merasa sangat berenerjik dan merasa tidak lelah walau kurang tidur.

Kondisi-kondisi itu membuat mereka menjadi banyak bicara dengan sangat cepat dan mengalami peningkatan libido.
Mania juga membuat ego penderita menjadi tinggi sehingga tidak jarang mereka menjadi mudah tersinggung dan terusik, merasa dirinya sangat penting, merasa sangat bangga terhadap dirinya sendiri, dan dapat melakukan hal-hal sembrono seperti menghabiskan tabungan atau membuat keputusan besar yang berisiko tinggi atau yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Kadang-kadang pada kasus bipolar yang parah, penderita juga bisa mengalami gejala psikotik berupa delusi dan halusinasi. Saat berhalusinasi, seseorang akan merasa seperti mendengar atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, dan saat mengalami delusi, seseorang akan meyakini sesuatu yang pada umumnya tidak masuk akal atau tidak benar.

โ€ข Gejala-gejala pada fase depresi

Kebalikan dari fase mania adalah fase depresi. Fase ini ditandai dengan penurunan suasana hati secara signifikan, sehingga penderita bipolar akan merasa sangat sedih, cemas, sulit tidur, merasa bersalah, pesimis, dan cenderung putus asa.

Jika gejala ini makin parah, dikhawatirkan penderita dapat menyakiti dirinya sendiri atau bahkan bunuh diri.

Fase depresi juga dapat membuat penderita gangguan bipolar menjadi sulit untuk berkonsentrasi dan mengalami penurunan daya ingat, sehingga tidak jarang prestasi atau produktivitas mereka menjadi menurun.

Fase depresi juga dapat membuat hubungan penderita bipolar dengan orang-orang terdekat menjadi rusak akibat hilangnya minat penderita terhadap aktivitas sehari-hari dan menarik diri dari kehidupan sosial.

Jika dilihat dari perputaran episode suasana hati, ada beberapa penderita gangguan bipolar yang mengalami periode normal di antara mania dan depresi. Meskipun begitu, ada sebagian penderita yang mengalami perputaran cepat dari fase ke fase tanpa adanya periode normal. Tiap fase yang tergolong parah dapat berlangsung hingga beberapa minggu.

Pada gangguan bipolar, ada juga penderita yang mengalami mania dan depresi secara bersamaan. Misalnya, ketika penderita merasa sangat berenerjik, di saat bersamaan dirinya juga merasa sangat sedih dan putus asa. Gejala yang jarang terjadi ini dinamakan dengan periode campuran.

Selain memperbaiki pola hidup, rencana pengobatan biasanya mencakup pemberian obat-obatan yang dikombinasikan dengan penanganan lain misalnya terapi psikologis.

C. Penyebab Gangguan Bipolar

Hingga kini para ahli belum mengetahui penyebab terjadinya gangguan bipolar. Namun penyakit bipolar diduga dapat terpicu oleh beberapa faktor berikut ini:

โ€ข Adanya gangguan pada produksi atau keseimbangan zat-zat pengantar sinyal antar saraf di dalam otak, sehingga kinerja saraf yang bertugas mengatur suasana hati menjadi terganggu.
โ€ข Faktor genetika atau keturunan, mengingat sebagian besar kasus gangguan bipolar dialami oleh mereka yang juga memiliki saudara atau orang tua dengan kondisi yang sama.

Faktor pemicu lain adalah stres. Banyak kasus gangguan bipolar yang terjadi pada penderita yang sering mengalami tekanan dalam hidupnya, misalnya seperti ditinggal mati oleh orang yang dicintai, perceraian, putus hubungan dengan kekasih, tekanan di dalam keluarga, sekolah, atau dunia kerja, serta pengalaman pelecehan.

Selain stres, gaya hidup negatif diduga turut memiliki dampak terbentuknya gangguan bipolar dalam diri seseorang, seperti misalnya kecanduan alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan.

D. Diagnosis Gangguan Bipolar

Dalam mendiagnosis gangguan bipolar, psikiater biasanya akan terlebih dahulu menggali keterangan secara langsung dari pasien, keluarga atau teman dekat pasien. Psikiater akan bertanya seputar gejala pasien, misalnya apakah pasien pernah mengalami perubahan suasana hati secara drastis, apa yang dirasakannya ketika periode tersebut muncul, dan kapan periode tersebut terjadi.

Setelah itu psikiater juga akan menanyakan mengenai riwayat kesehatan keluarga pasien, apakah dirinya memiliki kakak, adik, atau orang tua yang mengidap gangguan bipolar. Dokter juga mungkin akan melakukan tes urin dan tes darah untuk memastikan gejala yang diderita bukan karena penyakit lain seperti gangguan tiroid.

Selain dengan cara bertanya langsung terkait kondisi pasien, diagnosis juga bisa dilakukan dengan membaca data dari buku harian suasana hati. Melalui metode ini, pasien akan diberi tugas oleh psikiater untuk mencatat tentang suasana hati yang dirasakannya tiap hari, pola tidur, dan hal-hal lain yang terkait dengan kondisi kejiwaan pasien.

Jika seluruh keterangan sudah terkumpul, baik secara lisan maupun data dari buku harian suasana hati, maka penyimpulan bisa lebih mudah dilakukan. Keterangan lengkap juga akan membantu dokter dalam memberikan pengobatan yang tepat.

E. Pengobatan Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar membutuhkan pengobatan jangka panjang. Oleh karena itu meski penderitanya sudah merasa sembuh, dokter biasanya tidak akan menghentikan pengobatan begitu saja hingga dirasa cukup.

Tujuan pengobatan jangka panjang bipolar adalah untuk menurunkan frekuensi terjadinya episode-episode mania dan depresi agar penderita dapat hidup secara normal dan membaur dengan orang-orang di sekitarnya. Selain langkah pencegahan kambuhnya salah satu fase bipolar, terdapat juga obat-obatan untuk menangani gejala-gejala ketika sedang kambuh.

Penderita bipolar akan dianjurkan untuk memperbaiki pola hidup, misalnya dengan cara berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan mengadopsi pola makan yang lebih sehat.

Rencana pengobatan biasanya mencakup pemberian obat-obatan yang dikombinasikan dengan penanganan lain yang diperlukan, misalnya terapi psikologis.

Sebagian besar penderita gangguan bipolar dapat membaik tanpa harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Perujukan ke rumah sakit biasanya dilakukan jika gejala makin parah dan dikhawatirkan perilaku penderita dapat membahayakan orang lain atau dirinya sendiri, seperti misalnya bunuh diri.

1. Obat-obatan

Ada sejumlah obat yang dapat digunakan untuk mengobati gangguan bipolar, tergantung gejala serta riwayat kesehatan masing-masing penderita, di antaranya:

โ€ข Antikonvulsan, seperti misalnya lamotrigine dan divalproex. Obat ini sebenarnya biasa digunakan untuk mengobati epilepsi, namun efeknya telah terbukti efektif dalam menangani gangguan bipolar. Obat yang berfungsi sebagai penstabil suasana hati jangka panjang ini juga digunakan untuk mengobati episode mania. Beberapa efek samping penggunaan antikonvulsan di antaranya adalah:

o Mengantuk
o Pusing
o Kenaikan berat badan

โ€ข Lithium, yakni obat yang mampu mencegah terjadinya gejala mania dan depresi serta menstabilkan suasana hati. Selama penggunaan obat ini, tes darah untuk memeriksa kadar lithium di dalam tubuh perlu dilakukan secara rutin. Hal tersebut untuk memastikan kadar lithium masih dalam kisaran yang aman sehingga mencegah terjadinya efek samping serius berupa gangguan pada ginjal dan kelenjar tiroid.

Efek samping penggunaan lithium lainnya adalah:
โ€ข Gangguan pencernaan
โ€ข Mulut terasa kering
โ€ข Gelisah
โ€ข Muntah
โ€ข Diare
โ€ข Antidepresan seperti fluoxetine. Pada beberapa penderita gangguan bipolar, obat pereda depresi ini dapat memicu episode mania. Oleh karena itu antidepresan kerap dipasangkan dokter dengan obat-obatan penstabil suasana hati. Salah satu efek samping penggunaan antidepresan adalah menurunnya libido atau lemah syahwat.
โ€ข Antipsikotik, misalnya olanzapine dan ariprazol. Sama seperti obat-obatan antikonvulsan, antipsikotik diresepkan untuk mengatasi episode mania dan juga efektif untuk menstabilkan suasana hati.

Beberapa efek samping penggunaan antipsikotik adalah:
o Peningkatan detak jantung
o Penglihatan kabur
o Gemetar
o Mengantuk
o Kenaikan berat badan
o Penurunan daya ingat

2. Terapi Psikologis

Terapi psikologis untuk gangguan bipolar dapat menunjang obat-obatan yang telah diberikan. Melalui metode ini diharapkan kesembuhan pasien bisa tercapai secara lebih efektif.

Di dalam terapi psikologis, pasien akan dikenalkan dengan masalah kejiwaan yang sedang mereka alami. Pasien juga akan diajak mengidentifikasi hal-hal yang dapat memicu terjadinya episode suasana, baik itu dalam bentuk pemikiran maupun perilaku pasien. Setelah faktor pemicu gejala diketahui, psikiater atau ahli terapi akan membimbing pasien untuk mau mengubah pemikiran dan perilaku negatif mereka tersebut menjadi positif. Melalui metode yang dinamakan terapi perilaku kognitif ini, pasien juga akan diajari cara menanggulangi stres secara efektif, serta diberi nasihat-nasihat seputar pola makan, tidur, dan olahraga yang baik untuk kesehatan.
Tidak hanya pasien, keterlibatan keluarga dalam terapi psikologis juga bisa sangat membantu. Tujuannya adalah agar keluarga memahami kondisi yang dialami pasien sehingga bisa bekerja sama untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam rumah tangga yang mungkin saja menjadi penyebab gangguan bipolar, serta mencari jalan keluarnya.

3. Hipnoterapi

Hipnoterapi sangatlah efektif dalam memulihkan kondisi emosi penderita gangguan bipolar. Dengan metode relaksasi pada kedalaman tertentu, terhadap pikiran bawah sadar yang sudah sangat reseptif dilakukan pemberian makna yang berbeda terhadap kejadian awal yang merupakan pencetus terjadinya gangguan bipolar. Emosi-emosi negatif dinetralisir, sehingga rasa cemas, marah dan sebagainya akan hilang dan penderita bipolar dapat merasakan kenyamanan. Relaksasi yang dalam akan meningkatkan beberapa neurotransmitter otak sehingga akan terjadi keseimbangan zat-zat pengantar sinyal antar saraf di dalam otak, dan kinerja saraf yang bertugas mengatur suasana hati menjadi normal. Seorang hipnoterapis yang handal juga akan menghilangkan dorongan sangat kuat yang timbul pada diri penderita bipolar yang memiliki keinginan untuk melukai diri sendiri (tentament suicide/ upaya bunuh diri) atau melukai orang lain.

F. Gangguan Bipolar dan Kehamilan

Merencanakan kehamilan bagi penderita bipolar wanita merupakan hal yang tidak mudah karena obat-obatan bipolar memiliki potensi efek samping dan dampaknya pada proses kehamilan belum sepenuhnya diketahui.

Perlu kerja sama antara sisi medis yang menangani bipolar penderita dan kehamilannya.

Wanita hamil yang menderita gangguan bipolar umumnya mengalami dilema. Di satu sisi, jika dirinya mengonsumsi obat-obatan penenang suasana hati, maka janinnya bisa berisiko mengalami cacat. Namun di sisi lain, jika obat-obatan tersebut tidak digunakan, maka gejala gangguan bipolar wanita hamil tersebut bisa makin buruk.

Wanita yang sedang menyusui juga menghadapi masalah yang sama karena sebagian besar obat gangguan bipolar dapat terserap oleh ASI dan dikhawatirkan sang bayi bisa terkena efek samping dari obat-obatan tersebut.

Sebagai jalan keluar dari permasalahan tersebut, bicarakanlah pada dokter Anda untuk mendapatkan solusi pengobatan yang tepat tanpa harus membahayakan kondisi bayi.

๐™Ž๐™ช๐™ข๐™—๐™š๐™ง:
๐˜ผ๐™™๐™ž ๐™’. ๐™‚๐™ช๐™ฃ๐™–๐™ฌ๐™–๐™ฃ ๐™„๐™ฃ๐™จ๐™ฉ๐™ž๐™ฉ๐™ช๐™ฉ๐™š ๐™ค๐™› ๐™ˆ๐™ž๐™ฃ๐™™ ๐™๐™š๐™˜๐™๐™ฃ๐™ค๐™ก๐™ค๐™œ๐™ฎ

๐‡๐ข๐ฉ๐ง๐จ๐ญ๐ž๐ซ๐š๐ฉ๐ข ๐๐š๐ง ๐€๐ฎ๐ญ๐จ๐ข๐ฆ๐ฎ๐งPenyakit autoimun hingga saat ini masih menjadi momok karena penyebabnya belum diketahui dan sul...
16/09/2025

๐‡๐ข๐ฉ๐ง๐จ๐ญ๐ž๐ซ๐š๐ฉ๐ข ๐๐š๐ง ๐€๐ฎ๐ญ๐จ๐ข๐ฆ๐ฎ๐ง

Penyakit autoimun hingga saat ini masih menjadi momok karena penyebabnya belum diketahui dan sulit disembuhkan. Yang kita ketahui adalah penyakit ini terjadi karena imun sistem yang seharusnya berfungsi mengenali dan menghancurkan benda asing, yang masuk ke dalam tubuh, yang dapat menyebabkan sakit seperti bakteri, virus, atau jamur patogen, ternyata menyerang sel atau jaringan tubuh sehat.

Serangan ini mengakibatkan peradangan dan penyakit autoimun. Apa yang memicu imun sistem hingga menyerang sel atau jaringan tubuh hingga kini masih belum diketahui secara pasti.

Dalam literatur disebutkan bahwa ada beberapa faktor yang besar kemungkinan menyebabkan terjadi penyakit autoimun yaitu terpapar bahan atau zat tertentu seperti merkuri, faktor keturunan, dan perubahan hormon.

Berikut ini adalah beberapa penyakit yang teridentifikasi melibatkan mekanisme autoimun: acute rheumatic fever, Addisonโ€™s disease, ankylosing spondylitis, antiphospholipid syndrome, autoimmune alopecia, autoimmune hemolytic anemia, autoimmune polyglandular syndrome, autoimmune thrombocytopenic purpura, Behcetโ€™s syndrome, celiac disease atau sprue, chronic fatigue immune dysfunction syndrome, dermatitis herpetiformis, dermatomyositis, diabetes mellitus type I, diffuse scleroderma, fibromyalgia syndrome, Goodpastureโ€™s syndrome, Gravesโ€™ disease, Guillain-Barre syndrome, Hashimotoโ€™s thyroiditis, Henoch-Schonlein purpura, autoimmune hepatitis, immune-mediated infertility, insulin-resistant diabetes mellitus, lupus erythematosus, microscopic polyangiitis, multiple sclerosis, myasthenia gravis, pemphigus foliaceus, pemphigus vulgaris, pernicious anemia, polyarteritis nodosa, polymyalgia rheumatica, polymyositis/dermatomyositis, psoriasis, psoriatic arthritis, Reiterโ€™syndrome, relapsing polychondritis, rheumatoid arthritis, Sjogrenโ€™s syndrome, stiff-man syndrome, sympathetic ophthalmia, systemic lupus erythematosus, systemic necrotizing vasculitis, vitiligo, and Wegenerโ€™s granulomatosis.

Dari sekian banyak penyakit autoimun di atas, yang paling sering dijumpai adalah rheumatoid arthritis, systemic lupus erythematosus, diabetes tipe 1,multiple sclerosis (MS), Gravesโ€™ disease, dan psoriasis.

Penyakit autoimun memiliki ciri khas berupa pola hilang-kambuh. Saat penyakit autoimun pertama kali dialami, banyak penderita mengalami remisi spontan dan sakitnya reda atau hilang dengan sendirinya.

Tujuan dari semua upaya pengobatan saat ini adalah untuk menyingkat fase akut dan mengurangi intensitas inflamasi dan simtom yang muncul pada fase akut penyakit ini.

Tujuan pertama pengobatan adalah untuk secepat mungkin membawa klien masuk ke tahap remisi sepenuhnya. Tujuan kedua pengobatan adalah untuk mempertahankan pasien pada kondisi remisi selama mungkin, idealnya seumur hidup mereka.

Informasi penting dan menarik dari bidang psikoneuroimunologi sangat layak diperhatikan untuk memahami penyakit autoimun. Menurut psikoneuroimunologi, sistem saraf pusat dan imun sistem saling berkomunikasi secara teratur dan rutin.

Di tahun 1970an, psikolog Robert Ader dan rekan sejawatnya, ahli imunologi Nicholas Cohen, keduanya dari University of Rochester School of Medicine, melakukan percobaan menggunakan tikus, berhasil menunjukkan bahwa respon imun sistem dapat dikondisikan (Ader dan Cohen, 1975). Selanjutnya, Ader dan Cohen (1981, 1982, 1985) memelajari sekelompok tikus yang mengalami lupus erythematosus. Ader mampu mengkondisikan tikus-tikus ini dan menurunkan keagresifan imun sistem mereka terhadap sel-sel tubuhnya sendiri, sehingga terjadi pengurangan inflamasi akut lupus secara signifikan.

Beberapa tahun kemudian, Olness dan Ader (1992) menggunakan model yang sama, berhasil membantu seorang anak perempuan penderita lupus, mengkondisikan imun sistemnya sehingga mengurangi jumlah kemoterapi yang semula direncanakan 12 kali turun menjadi hanya 6 kali, mencapai hasil pengobatan yang sangat baik dan bertahan lebih dari lima tahun.

Ader (2000) menyimpulkan bahwa sistem saraf pusat memengaruhi fungsi imun sistem. Sementara Dantzer (2001) dan Volmer-Conna (2001) menyatakan perilaku sakit yang berhubungan dengan infeksi akut sebenarnya adalah hasil dari komunikasi antara imun sistem dan otak, yang sebenarnya bersifat adaptif untuk kesembuhan dan keselamatan individu.

Otak terhubung dengan imun sistem melalui jalur limbic-hypnothalamic-pituitary. Otak memengaruhi imun sistem dengan mengeluarkan neurotransmitter dan hormon yang mengaktifkan reseptor spesifik pada permukaan limfosit T dan B. Hal ini mengaktifkan mekanisme intraseluler tertentu yang dapat menekan atau meningkatkan kinerja imun sistem. Molekul spesifik yang disekresi oleh sistem saraf pusat untuk memengaruhi imun sistem disebut neuroimmunotransmitter. Imun sistem dan sistem saraf adalah satu kesatuan dengan tujuan bersama untuk menjaga dan memelihara identitas diri organisme hidup (Booth dan Ashbridge, 1993).

Membantu Penderita Autoimun dengan Hipnoterapi
Penelitian pengaruh pikiran dan emosi terhadap imun sistem diawali oleh George F. Solomon dari Stanford University, orang Amerika pertama yang memelajari interaksi antara pikiran dan imun sistem. Solomon di tahun 1960an mengobati pasien-pasien penderita rheumatoid arthritis dan ia mengamati para pasien ini kambuh saat mengalami stres. Ia berhipotesis bahwa imun sistem, melalui mekanisme yang belum diketahui saat itu, terpicu untuk menyerang sendi-sendi para pasien ini pada saat mereka mengalami stres. Ia selanjutnya mengajukan hipotesis bahwa imun sistem pasti sangat sensitif terhadap stres dan responsif pada emosi dan pikiran (Solomon dan Moss, 1964; Solomon, Levine, dan Kraft, 1968; Solomon, Amkraut, dan Kasper, 1974; Solomon,1981).
Dari hasil penelitian diketahui bahwa imun sistem dipengaruhi oleh emosi yang dialami seseorang, baik emosi positif maupun negatif. Pengalaman hidup yang melibatkan emosi negatif seperti kesedihan mendalam, marah, terluka, persaan bersalah, dan depresi memengaruhi secara negatif dan menekan kinerja imum sistem dalam melawan bateri, virus, atau jamur pagoten (Ipsa, Devi, dan Ravindra, 2014; Kiecolt-Glaser dan Glaser, 2002).

Sementara hal-hal seperti optimisme, kegembiraan, kebahagiaan, tawa-canda, nutrisi yang sesuai, cukup tidur, dan manajemen stres yang baik efektif meningkatkan fungsi dan kinerja imun sistem seperti yang dinyatakan oleh Cousins (1976), Rossi (1993), Dreher (1995), Ravics (2000), Carhnetski dan Brenman (2001), Klasing (2007), dan Lange, Dimitrov dan Born (2010).

Earnest Rossi (1986, 1990, 1993; Rossi dan Cheek, 1998) melaporkan bahwa pikiran dan imun sistem berkomunikasi melalui beragam mekanisme, dan penggunaan hipnosis dapat membantu memulihkan kondisi penderita penyakit autoimun. Menurut Rossi, saat penderita masuk ke kondisi hipnosis, mereka dapat berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar dan berbicara langsung kepada jaringan dan sel-sel tubuh melalui bahasa gambaran mental yang melibatkan ke lima indra.

Penurunan tingkat keparahan serangan akut penyakit autoimun dan peningkatan remisi dapat dicapai melalui hipnoterapi, yaitu dengan dengan mengurangi konflik emosi intrapsikis yang berhubungan dengan masalah kesehatan atau sakit (Cheek dan LeCron,1968).

Ada banyak teknik hipnoterapi hipnoterapi yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan klien.

Teknik apapun yang mampu melakukan hal ini, juga dapat memberi kontribusi positif bagi regulasi positif imun sistem (Bowers dan Kelly, 1979). Sementara menurut Achterberg, McGraw dan Lawis (1981), pelatihan relaksasi dan praktik teratur relaksasi otot memiliki efek profilaktik dalam menunda dan besar kemungkinan bisa mencegah kambuhnya simtom rheumatoid arthritis.

Penelitian yang dilakukan Laidlaw, Booth, dan Large (1996) menunjukkan bahwa 32 dari 38 partisipan penelitian mampu mengurangi ukuran kulit yang memerah setelah menerima sugesti.

Kiecolt-Glaser dan rekan sejawatnya (Kiecolt-Glaser, Marucha, Atkinson dan Glaser, 2001) menyatakan hipnosis dapat digunakan sebagai modulator disregulasi selular imun sistem. Brigham-Davis (1994) melaporkan bahwa gambaran mental dapat digunakan dan memberi efek terapeutik pada penderita systemic lupus erythematosus, scleroderma, reumathoid arthritis, multiple sclerosis, amyotrophic lateral sclerosis, chronic fatique, immune dysfuntion syndrome, fibromyalgia, dan myasthenia gravis.Strategi yang digunakan Brigham-Davis yaitu membantu klien memandang imun sistem sebagai sahabat yang mengasihi dan melindungi tubuh mereka. Brigham-Davis menekankan pentingnya keseimbangan antara sel T helper dan Tsuppressor agar imun sistem dapat berfungsi optimal.

Rasa sakit dan tidak nyaman yang disebabkan oleh penyakit autoimun juga dapat dikurangi dengan hipnoterapi dengan hasil yang baik sesuai laporan dari Van Pelt (1961), Millikin (1964), Crasilneck dan Hall (1975), Smith dan Balaban (1983) dan Torem (2007).

Berikut ini adalah teknik yang bisa digunakan dalam hipnoterapi untuk membantu penderita autoimun: relaksasi pikiran dan tubuh (mind-body relaxation), pemberian sugesti, penguatan ego (ego strengthening), ego state therapy, pemberi label baru (relabeling), pemaknaan ulang (reframing), restrukturisasi, โ€œkembali dari masa depanโ€, dan metafora terapeutik dengan gambaran mental simbolik terbimbing (Torem, 1987, 1992a, 1992b, 1993, 2007).

Penyakit Autoimun yang Pernah Kami Tangani

Dari perspektif ilmu pikiran, sangat erat keterkaitan antara pikiran, emosi, dan tubuh. Emosi, menurut hukum pikiran, selalu butuh ekspresi. Ekspresi ini bisa ke arah luar dalam bentuk ucapan atau tindakan. Atau bila emosi direpresi, tidak bisa keluar, maka ia akan diekspresi melalui organ, dalam bentuk sakit fisik.

Bila sampai terjadi sakit fisik karena ekspresi emosi yang direpresi maka solusinya adalah mengeluarkan emosi ini dari sistem psikis, mengekspresikannya ke luar, dengan teknik atau cara yang tepat dan aman, sehingga tidak lagi mengganggu kesehatan.

Kami pernah menangani klien penderita myasthenia gravis, fibromyalgia, psoriasis, ankylosing spondylitis ,dan lupus erythematosus.

Walau gejala penyakit autoimun ini berbeda satu dengan yang lain, secara teknis terapi sebenarnya sama. Penyakit autoimun, dalam pemahaman kami, hipnoterapi klinis AWGI, adalah simtom yang diungkap oleh pikiran bawah sadar (PBS) dalam upaya menyampaikan pesan spesifik ke pikiran sadar. Akar masalah simtom ini, antara lain, bisa karena PBS menghukum individu atas kesalahan yang individu lakukan, bisa karena emosi negatif yang direpresi hingga akhirnya menumpuk di PBS dan diekspresikan melalui organ atau fisik, bisa karena perasaan bersalah, sugesti atau imprint dari figur otoritas, identifikasi, atausecondary gain.

Pada kasus myasthenia gravis, PBS klien memunculkan simtom dengan tujuan agar suami memberi perhatian pada klien. Rupanya klien merasa kurang mendapat perhatian dari suaminya. Dan yang menarik adalah saat terapis bertanya pada PBS klien dari mana PBS mendapat ide untuk memunculkanmyasthenia gravis dan mengapa bukan sakit lain, dengan lugas PBS menjawab bahwa ide ini ia dapat saat klien melakukan pemeriksaan darah di laboratorium.

Saat itu klien membaca brosur tentang myasthenia gravis. Dan PBS klien mendapat ide untuk memunculkan simtom ini dalam diri klien agar suami lebih sayang dan perhatian.

Melalui proses hipnoterapi, terapis melakukan edukasi pada PBS klien dan akhirnya PBS setuju untuk menghilangkan simtom ini dan hingga saat ini klien terbebas dari simtom myasthenia gravis.

Apakah klien sembuh? Kami, hipnoterapis klinis, tidak dalam posisi menyatakan demikian, karena ini adalah ranah medis. Yang bisa menentukan klien sembuh atau tidak adalah dokter. Kami hanya membantu menangani emosi atau program pikiran yang menyebabkan munculnya simtom. Dalam penanganan sakit fisik, prinsip yang kami, hipnoterapis AWGI, pegang teguh adalah hipnoterapi adalah terapi komplementer. Yang utama selalu adalah pengobatan yang dilakukan oleh dokter.

๐™Ž๐™ช๐™ข๐™—๐™š๐™ง:
๐˜ผ๐™™๐™ž ๐™’. ๐™‚๐™ช๐™ฃ๐™–๐™ฌ๐™–๐™ฃ ๐™„๐™ฃ๐™จ๐™ฉ๐™ž๐™ฉ๐™ช๐™ฉ๐™š ๐™ค๐™› ๐™ˆ๐™ž๐™ฃ๐™™ ๐™๐™š๐™˜๐™๐™ฃ๐™ค๐™ก๐™ค๐™œ๐™ฎ (๐˜ผ๐™’๐™‚๐™„)

Address

RS. Marsudi Waluyo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang 65153
Malang
65152

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Griya Hipnoterapi Malang posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Practice

Send a message to Griya Hipnoterapi Malang:

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram

Category

Layanan Hipnoterapi di Malang Raya

Griya Hipnoterapi Malang adalah sebuah layanan hipnoterapi dan parenting di kota Malang. Kami menyediakan layanan berupa konsultasi, konseling, hipnoterapi dan parenting. Selain itu kami juga mengadakan seminar parenting dan workshop pengembangan diri berupa in-house training bagi SDM di perusahaan.

Hipnoterapi adalah sebuah teknik terapi yang sudah terbukti secara ilmiah mampu mengatasi berbagai masalah yang berhubungan dengan aspek mental, emosi dan pikiran dengan cepat dan efektif.