28/05/2020
SALAH MINUM OBAT SAMPAI GILA DAN SEKARAT BAHKAN SAMPAI MATI JAUH LEBIH BAIK DARIPADA SALAH MENGAJI (Part-11)
-------------------------------------------------------
Assalamu'alaykum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh,
Bismillahir Rohmanir Rohiim,
Salam Sejahtera.
Bagaimana kabarnya hari ini Ikhwan dan Akhwat semua yang dimuliakan Allah ? penulis akan menyambung kembali tulisan dengan tema ini. Ya, agar tidak ada lagi yang bilang ini cerita hoax, rekayasa ataupun mengarang bebas. Semuanya fakta, nyata dan realitas kehidupan, tetap dengan tujuan menyelematkan saudara/i Muslim kita di Indonesia ini dari bahayanya aliran terlarang Wahhabisme.
Dan untuk kesebelas kalinya penulis menegaskan bahwa cerita ini diangkat dari kisah nyata, nama asli, tempat kejadian perkara, tahun, semuanya disamarkan agar tidak melanggar kode etik hukum di negeri ini.
----------------------------------------------------------
Siang itu perasaan tejo tidak bisa digambarkan lagi dengan kata-kata, senang sekali, melambung sampai ke langit tujuh, dalam satu kenderaan yang sama tejo merasa bahagia tak terkira, melihat dua ratu hatinya, yaitu ibunda tercintanya dan juga surti saling mengobrol ria, sesekali mereka tertawa dan bercanda, tejo yang saat itu disuruh ibunya menjadi supir hanya tersenyum-senyum saja melihat mereka dari spion dalam mobil sedan twin-cam hitam milik keluarga tejo (ya, di zaman itu, twin-cam masih termasuk barang mewah), sudah 3 jam mereka berkeliling, tapi tejo saat itu tak merasakan lelah, letih ataupun pegal akibat situasi kota hiruk pikuk yang macet dan saat mereka melalui jalan-jalan highway (tol) di kota mereka. Yaa Allah, sungguh tejo muda berhati mulya, seorang shufi sejati dari keluarga shufi dibesarkan oleh keluarga shufi, terlebih saat itu tejo merasakan bahagia yang tak henti tiada tara, melihat dua orang ratu hatinya begitu akrab, saat itu tejo sempat sedikit malu.
Tak lama, setelah mereka puas mengelilingi kota mereka, akhirnya ibu tejo meminta tejo untuk berhenti di salah satu restoran terkenal di kota mereka saat itu, ya, saat dimana salah satu restoran perusahaan waralaba yang memproduksi fast-food itu baru berdiri di kota mereka, ya, benar sekali, restoran itulah yang bernama Pizza-Hut, dan tejo pun dengan sigap saat itu memarkirkan mobilnya di parking area restoran itu, setelah berhenti, tejo pun turun dengan sigap dan semangat membukakan pintu agar kedua ratu hatinya bisa segera keluar. Oh... tejo sayang... alangkah baik hatinya kamu... alangkah malangnya nasib kamu... maaf para pembaca, entah kenapa penulis ikut terhanyut dalam bagian ini... T_T .
Setelah tejo mempersilahkan kedua ratu hatinya untuk duduk di bangku pilihan tejo, kemudian, sakin senangnya, bak seorang pelayan restoran tejo meminjam pulpen dan kertas dan menanyai ibundanya juga surti, "mau pesan apa ?", tanya tejo dengan wajah berseri, cerah, dan penuh semangat, ibundanya kemudian memesan satu porsi Pizza ukuran jumbo dan surti juga memesan, tapi tejo hanya menuruti saja, ya, tejo ikuti saja mereka maunya makan apa. Di sela-sela pembicaraan yang ceria dan harmonis itu, ada satu pertanyaan surti saat itu kepada ibunda tejo yang membuat wajah tejo tertunduk malu, memerah, dan membuat tejo terlihat seperti orang bodoh, ya, saat itu surti melontarkan pertanyaan begini, "Mami, tejo itu kenapa ya bawaannya serius melulu, pendiam, tak s**a bercanda, gak seperti anak-anak lain, kenapa ya Mami ?, surti sampai pusing kadang sampai pusing sendiri melihat tingkah laku dan perangai tejo.", saat pertanyaan itu dilontarkan surti, wajah ibunda tejo yang tadinya tertawa berubah menjadi serius, dan menjawab pertanyaan surti, "surti, nak, maklum saja lah ya, tejo kan anak ibu satu-satunya, gak punya adik gak punya abang tempat dia bermain dan bercerita di rumah, ibu juga kadang sibuk dengan kerjaan ibu, papinya tejo juga sibuk, jadi maklumlah nak ya, itulah kekurangan anak mami, tapi sebenarnya hati dia baik kok, dia gak pernah jahat jika tak dijahati, tejo juga memang pendiam, ya, wajarlah karena dia dari kecil dibesarkan di keluarga shufi yang alim, tejo lebih banyak diam sambil berdzikr dan bershalawat", mendengar penjelasan itu, mata surti saat itu tertunduk sambil melihat tejo yang sedang tertunduk juga karena malu dengan pertanyaan surti, ya, pandangan mata surti saat itu sampai saat ini masih diingat tejo walaupun tejo sempat mengalami LUPA INGATAN akibat suatu kejadian yang tak diharapkan. Tejo yang malang, dirimu sedari dulu selalu saja mengalami derasnya badai dan hantaman ombak di laut, selalu terhempas ke tepi batuan terhempas akibat hantaman ombak, Yaa Allah... penulis serasa tak kuat dan tak sampai hati jika menulis semua kisah tejo dan surti ini. Iya, wahai surti yang asli, janganlah lupakan semua masa lalu indahmu dengan seorang tejo, yang hingga kini dia masih menunggu dirimu. T_T.
Setelah puas bercerita, dan bercanda, serta obrolan sesama wanita antara surti dan ibunda tejo, akhirnya mereka pun kembali kembali ke mobil, karena jam sudah menunjukkan pukul 17:00WIB saat itu, iya, hari itu merupakan hari terindah bagi tejo muda, entahlah Yaa Allah, mungkin emas dan berlian setinggi gunung uhud pun tak dapat menandingi kebahagiaan tejo muda saat itu. Di sela-sela tejo mengemudi kenderaannya, ibunda tejo berkata, "surti, rumah surti dimana nak ? mami antar ya sama tejo ? kan tadi sudah pamit sama papa mama surti, jadi biar sekalian mami dan tejo yang antar pulang ya.", saat itu surti dengan semangat menyahut, "iya mami, di jl.ini, dekat situ, pokoknya tejo tahulah dimana." Iya, sorot mata semangat surti saat itu yang menunjukkan kebahagiaannya sama seperti tejo takkan pernah dilupakan oleh tejo dan ibundanya. Allahu Yaa Rabb ... mata ini kenapa sedari tadi tak berhenti mengeluarkan air mata dari tadi saat menulis kisah ini ?, romantika kisah ini sebenarnya takkan habis ditulis berapa part-pun, sampai akhirnya surti dan tejo kembali bertemu, namun, penulis lakukan semua ini, walaupun berat, karena harus membuka lagi semuanya, namun penulis lakukan agar menyelematkan saudara/i Muslim kita dari aliran terlarang dan berbahaya ciptaan kaum Najed, yaitu WAHHABISME, yang mana aliran wahhabisme inilah puncak sumber kerusuhan dan kehancuran negeri tercinta ini, yaitu Republik Indonesia.
Setelah berlalunya hari bahagia itu, keesokan harinya, seusai jam sekolah, surti muda dengan lembut dan sayang serta menggoda tejo, membuka tas tejo sambil berkata, "honey... nanti di rumah saja ya bacanya, ini surat keduaku, yang semangat sayang, jangan lesu-lesu d**g, aku ingin melihat tejo yang penuh semangat dan ceria.", tejo pun merasa senang tiada terkira, senyuman surti disambutnya juga dengan senyuman indah, tak lupa tejo membalas candaannya sembari membelai rambut surti, tejo berkata, "iya honey... terimakasih ya suratnya, nanti aku baca dengan penuh semangat, harum rambutmu, harum tubuhmu, dan setiap inchi dari tubuhmu juga bagian hidupmu, tetap akan aku s**ai dan cintai sampai kapanpun.", surti dan tejo yang saat itu sememangnya sudah berubah dari teman menjadi kekasih dan saling memadu cinta, surti pun melompat dan memeluk erat tubuh tejo muda yang saat itu langsing, berbentuk, atau bahasanya six-pack lah, iya, layaknya tubuh seorang atlet beladiri, sebab tejo muda juga adalah seorang atlet salah satu senibela diri yang berprestasi di kotanya saat itu.
Malam harinya, tejo muda setelah menyelesaikan tugas sekolahnya seperti biasa, dan setelah bertelepon ria dengan tejo, iya, saat itu, karena tejo memakai sim-card yang berbeda dengan surti (surti memakai sim-card telkom dan tejo memakai sim-card indosat), mereka memanfaatkan media telepon rumah mereka untuk saling berkomunikasi, karna itulah yang paling efektik dan paling ekonomis saat itu, iya, surti dan tejo sama-sama pandai, pandai dalam hal apa saja, apakah itu ekonomi, pelajaran, strategi, dan lain sebagainya, namun tejo muda punya sedikit kekurangan, apa itu ? iya, hatinya yang begitu lugu dan polos, layaknya para Shufi kekasih Allah. Surat kedua surti, malam itu dibaca tejo dibawah lampu belajar kamarnya yang bermerk philip saat itu, dengan penuh menggebu-gebu dan semangat, tejo pun memulai membacanya,
"Dear Honey,
Makasi ya semalam sudah ajak aku jalan-jalan sama mami, tau enggak, indah sekali rasanya jalan-jalan sama camer (calon mertua) aku, oh iya, sayang, datang d**g main ke rumah, kenalan juga sama camer kamu, honey ... kamu tahu enggak, berdua denganmu adalah saat-saat terindah bagiku, aku merasa sejak ada kamu, aku merasa terlindungi, merasa diperhatikan, gak seperti selama ini, selama ini kalau aku sakit bahkan pernah sakit, dibiarkan saja di opname di rumah sakit, malah jarang dijenguk sama ortuku, tetapi, karna kehadiran kamu honey aku sungguh bahagia, terlebih bila kamu melindungiku dari anak-anak nakal yang s**a iseng dan jahil sama aku, sekarang aku gak takut lagi, kan ada (bukan canada) kamu, oh ya, mulai sekarang jangan panggil namaku lagi dan aku takkan panggil nama kamu lagi, kita buat panggilan khusus ya, kamu panggil aku ( ... ) dan aku panggil kamu ( ... ), singkatan dari ( ... ), ya honey, cintaku, cinta pertama dan terakhirku...."
Maaf, sampai sini penulis rasanya tak kuat lagi membaca sambungan surat itu, ya, surat yang sudah sejak lama disimpan tejo ditempat rahasianya, yang tujuannya, suatu hari kelak tejo akan memperlihatkan kembali surat-surat itu pada surti yang asli, dear tejo, sungguh malang dirimu sayang... cintamu telah habis pada surti, nasib buruk selalu menimpamu sejak dulu... tejo yang malang, kenapa Allah, Tuhan semesta alam mengembalikan lagi semua ingatan masa lalumu ? padahal kamu tejo sudah bersusah payah melupakan semuanya ? hikmah apa lagi di balik semua kejadian ini ?, Ya, hanya Allah lah yang tahu jawaban itu, tejo lupa ingatan bukan atas kehendaknya, namun, semua ingatan dan memori tejo pulih juga bukan atas kehendak tejo, tetapi, tejo lupa ingatan atas perbuatan manusia babi (wahbabi) dan akhirnya Alhamdulillah, tejo bisa ingat semuanya dengan jelas karena pertolongan Allah melalui tangan-tangan para Guru tercintanya, walaupun para Gurunya terdahulu ada yg sudah berpulang ke Rahmatullah. Sampai hari ini, tejo masih menyimpan semua kenangan indahnya bersama surti, termasuk buku gambar biru lukisan asli tangan surti (ya, surti yang asli tahu perihal buku gambar ini).
Untuk penulisan bagian ini, penulis sudahi dulu sampai sini, tak tahu kenapa dan bagaimana, dada penulis merasa sudah bernafas menuliskan ini, Insyaa Allah, jika sehat dan diberi waktu luang, rizqi, penulis akan melanjutkan kembali kisah surti dan tejo, 'The Best and Hot Couple' pada zaman mereka. Apa yang terjadi selanjutnya ? apakah semuanya baik-baik saja ? apakah para babi-babi (wahbabi) itu sudah berhenti menyakiti tejo dan surti ?.
Silahkan tunggu kelanjutannya kisah ini di Part - 12 ...
(BERSAMBUNG) ke Part - 12 ...
Tertanda,
Penulis
H.SS.Muhammad Luthfi Sulaiman.Alkhalidiy.AnNaqshabandiy.
Link Part - 10 👇
https://web.facebook.com/LuthfiAnNaqshaband36/posts/1347307345475675