17/09/2025
Setiap krisis maupun tantangan selalu membawa peluang baru. Uang yang hanya disimpan tanpa bergerak tidak akan memberi manfaat, tetapi ketika uang itu dialirkan dengan tujuan yang jelas, maka ia bisa menjadi sumber kehidupan bagi banyak orang. Kebijakan pemerintah dalam menggerakkan dana negara ke sistem perbankan ini bisa menjadi pelajaran bahwa kekuatan besar tidak ada gunanya jika tidak digunakan untuk menolong pertumbuhan.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan bahwa pemerintah sudah menyalurkan dana sebesar 200 triliun rupiah yang sebelumnya tersimpan di Bank Indonesia ke 5 bank milik negara. Dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat 12 September 2025, Purbaya menyampaikan ia telah berjanji akan menempatkan dana 200 triliun rupiah ke perbankan, hal itu sudah diputuskan dan siang itu sudah disalurkan. Tidak hanya itu menteri keuangan baru juga menegaskan dana ini memang diarahkan agar masuk ke masyarakat lewat pinjaman modal dan bukan mengendap begitu saja.
5 bank yang mendapat alokasi dana tersebut adalah Bank Mandiri sebesar 55 triliun rupiah, BRI 55 triliun rupiah, BNI 55 triliun rupiah, BTN 25 triliun rupiah, dan Bank Syariah Indonesia 10 triliun rupiah. Menurut Reuters dan CNBC Indonesia, penempatan dana ini berbentuk deposito on-call atau simpanan berjangka pendek selama 6 bulan dengan bunga sekitar 4,02%. Nilai bunga ini setara 80% lebih sedikit dari suku bunga acuan Bank Indonesia yang saat ini 5%. CNBC Indonesia juga mencatat aturan jelas dari Kementerian Keuangan, bahwa dana tersebut tidak boleh dipakai untuk membeli obligasi atau surat berharga negara, melainkan harus benar-benar dipakai untuk menyalurkan kredit ke masyarakat dan dunia usaha.
Latar belakang kebijakan ini adalah karena saldo kas pemerintah di Bank Indonesia sempat menumpuk sampai sekitar 430 triliun rupiah akibat belanja negara yang berjalan lambat, sehingga menurut Reuters, pemerintah memilih memindahkan sebagian besar kas tersebut ke bank agar dana tidak hanya diam melainkan ikut menggerakkan ekonomi.
Dari sisi ilmu ekonomi, penempatan dana pemerintah di bank dianggap mampu mendorong pertumbuhan kredit. Penelitian oleh Naiborhu dan rekan pada tahun 2023 menjelaskan bahwa ketika pemerintah menyediakan dana murah ke bank, maka penyaluran kredit biasanya naik, walaupun hasilnya tetap dipengaruhi kondisi permintaan di lapangan dan juga pengawasan. Laporan IMF pada tahun 2024 tentang kesehatan sektor keuangan Indonesia juga menilai bahwa bank-bank dalam negeri memiliki cadangan likuiditas yang cukup kuat, namun masuknya dana sebesar 200 triliun rupiah tetap harus diawasi agar tidak menimbulkan masalah seperti kredit yang asal-asalan atau inflasi yang meningkat. Penelitian lain oleh Viverita dan tim pada tahun 2023 juga menemukan bahwa tambahan dana simpanan biasanya membuat bank lebih berani menyalurkan pinjaman, walaupun tetap perlu dukungan tata kelola yang baik.
Bagi dunia usaha, kebijakan ini adalah sinyal kuat bahwa kesempatan untuk mendapatkan pembiayaan terbuka lebih lebar. Dengan tambahan dana besar di 5 bank BUMN, peluang bagi pelaku UMKM, sektor perumahan, maupun pembangunan infrastruktur untuk mendapat pinjaman semakin besar. Karena itu pelaku usaha disarankan untuk menyiapkan rencana bisnis yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan agar bank lebih mudah menyalurkan pinjaman.
Menteri Purbaya kembali menegaskan, dana yang 200 triliun rupiah telah masuk ke sistem perbankan, yang bisa dibaca sebagai ajakan kepada dunia usaha untuk bergerak. Dana dalam jumlah sangat besar ini ibarat air yang dialirkan ke sawah kering, sehingga hanya akan bermanfaat jika ada benih yang siap tumbuh. Jika pelaku usaha berani mengambil peluang ini dengan inovasi dan kerja keras, maka dampaknya bisa membuka lapangan kerja, menumbuhkan ide-ide baru, dan memperkuat perekonomian bangsa.
Aliran dana hanyalah awal, sedangkan hasilnya bergantung pada bagaimana masyarakat dan dunia usaha memanfaatkannya. Uang yang bergerak bisa menciptakan kesejahteraan, tapi hanya jika disalurkan dengan bijak dan dimanfaatkan dengan semangat membangun. Karena itu, kebijakan 200 triliun rupiah ini bukan hanya soal angka, tetapi tentang kesempatan untuk bersama-sama menciptakan pertumbuhan yang nyata.
---
Disclaimer:
Tulisan ini merupakan ulasan sederhana terkait fenomena bisnis atau industri untuk digunakan masyarakat umum sebagai bahan pelajaran atau renungan. Walaupun menggunakan berbagai referensi yang dapat dipercaya, tulisan ini bukan naskah akademik maupun karya jurnalistik.