21/11/2019
TUMBUH KEMBANG ANAK
Dr. Caecilia Nancy Setiawan, SpA, MSiMed
Sebagai orangtua yang bekerja, kita seringkali mempercayakan sepenuhnya pengasuhan anak kepada orang lain seperti nenek atau tetangga atau bahkan asisten rumah tangga. Kita menjadi kurang memperhatikan perkembangan anak kita dengan baik, terkadang kita hanya berusaha membandingkan dengan anak lain yang sebaya dari segi penampilan fisik saja. Padahal sesibuk apapun seorang ibu sebaiknya memiliki catatan khusus tentang kesehatan, ketrampilan motorik dan mental yang seharusnya sudah dimiliki anaknya sesuai dengan usia anak tersebut. Anak yang sehat tidak hanya terkonotasikan sebagai anak yang terbebas dari suatu penyakit semata. Secara universal, anak sehat adalah anak yang dapat terpenuhi segala kebutuhannya secara fisik, mental, dan sosial.
Pertumbuhan anak yang sehat adalah penambahan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala sesuai k***a pertumbuhan. Penambahan lingkar kepala itu penting karena berhubungan dengan volume otak dan tingkat kecerdasan. Kalau penambahan lingkar kepala terlalu cepat harus hati-hati, karena bisa terlalu banyak cairan dan kalau kurang pun tidak baik karena kedua-duanya bisa mengakibatkan ada gangguan bicara, kecerdasan dan perilaku. Sedangkan tinggi dan berat badan mencerminkan cukup tidaknya asupan nutrisi dan ada tidaknya penyakit kronis. Jika nutrisi kurang, maka tinggi dan berat badan juga kurang. Jika nutrisi kurang dalam jangka waktu lama maka anak akan pendek. Pemantauan berat badan dan tinggi badan ini bisa dilakukan dengan KMS ataupun k***a pertumbuhan WHO.
Perkembangan anak dinilai berdasarkan kemampuan motorik kasar (seperti kemampuan duduk, berdiri, berjalan), motorik halus (seperti memegang dengan ibu jari dan jari, mencorat-coret, menyusun menara dari kubus), personal sosial (seperti tersenyum, tepuk tangan, menggunakan sendok garpu), dan bahasa (tertawa, meniru bunyi kata-kata, kombinasi kata). Perkembangan setiap anak memiliki keunikan tersendiri dan kecepatan pencapaian perkembangan tiap anak berbeda. Rentang waktu pencapaian tiap tahap perkembangan bervariasi. Misalnya seorang anak dikatakan normal jika ia dapat berjalan dengan baik mulai usia 11 hingga 15 bulan, sehingga seringkali terjadi perbedaan perkembangan di antara anak yang seusia. Seringkali orang tua tidak menyadari ketika buah hatinya mengalami keterlambatan perkembangan, misal anak sudah berusia 3 tahun tapi belum bisa bicara dengan dimengerti. Seharusnya sejak usia 1-2 tahun anaknya belum bisa bicara, orang tua sudah lebih waspada dan memeriksakan anaknya ke dokter anak.
Untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami keterlambatan perkembangan, diperlukan laporan atau keluhan orang tua dan pemeriksaan deteksi dini perkembangan pada anak. Pemeriksaan skrining perkembangan penting dilakukan dan harus dilakukan dengan menggunakan alat skrining perkembangan yang benar. Dengan mengetahui secara dini, maka dapat dicari penyebab keterlambatannya dan segera dilakukan intervensi yang tepat.
Secara umum, orang tua sebaiknya mengenal beberapa tanda bahaya (red flags) perkembangan anak yang sederhana seperti yang tercantum di bawah ini. Jika orang tua menemukan salah satu tanda bahaya di bawah ini, sebaiknya jangan menunda dan segeralah memeriksakan buah hati anda.
Tanda bahaya keterlambatan motorik kasar berupa : belum dapat membalik badan pada usia 6 bulan, belum bisa mengendalikan kepala saat usia 6 – 7 bulan, belum bisa duduk tegak tanpa pegangan di lantai saat usia 8 bulan, belum bisa merangkak atau mengesot dan ditarik ke posisi berdiri saat usia 12 – 13 bulan, belum bisa berjalan sendiri atau dititah saat usia 15 bulan.
Tanda bahaya keterlambatan motorik halus meliputi : tidak dapat memegang benda yang diletakkan di tangan dan tangan tetap terkepal erat saat usia 4 – 5 bulan, tidak dapat memegang benda dengan satu tangan pada usia 7 bulan, tidak dapat menyusun menara dua kubus pada usia 2 tahun.
Tanda bahaya keterlambatan perkembangan bahasa meliputi: kepala tidak menoleh pada sumber suara saat anak berusia 8 bulan, tidak bisa menyebutkan papa/mama kepada orang yang benar saat usia 14 bulan, belum bisa mengucapkan 1 kata pada usia 15 bulan, tidak ada kombinasi kata spontan saat anak berusia 2 tahun, dan hilangnya kemampuan bicara maupun kemampuan sosial (bermain sendiri, bila ada teman mendekat, dia menjauh atau lari) pada semua usia.
Tanda bahaya keterlambatan perkembangan personal sosial meliputi : tidak adanya senyuman sosial pada anak yang berusia 3 bulan, tidak ada tawa jika diajak bermain saat anak berusia 6 – 8 bulan, sulit ditenangkan, belum bisa menggunakan sendok garpu saat usia 21 bulan.
Jika gejala tersebut terjadi pada anak Anda, maka harus segera ditangani karena akan mempengaruhi tahap perkembangan selanjutnya. Penyebab keterlambatan tersebut bisa karena kurangnya stimulasi ataupun ada kelainan yang harus diketahui sedini mungkin. Untuk menghindari gangguan tumbuh dan kembang anak, maka kebutuhan nutrisi harus seimbang, aktifkan selalu si anak dengan cara diajak bermain oleh pengasuh atau orang tua, kurangi kebiasaan menonton TV, sering lakukan stimulasi sesuai umur, dan istirahat yang cukup sesuai kebutuhan anak.
Masa usia dua tahun pertama merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan paling pesat dibandingkan kelompok umur lainnya. Masa ini tidak dapat terulang lagi, sehingga disebut window of opportunity untuk menciptakan anak yang sehat dan cerdas. Intervensi kesehatan, asupan gizi yang cukup, imunisasi, dan kasih sayang harus diberikan pada periode ini untuk menjamin kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak yang optimal.