Komplek Ibnu Sina Pondok Pesantren Al-Fathaniyah

Komplek Ibnu Sina Pondok Pesantren Al-Fathaniyah Komplek Ibnu Sina Pondok Pesantren Al-Fathaniyah Tengkele Serang Banten

FUNGSI DAN KEWAJIBAN NEGARA Dalam "halaqah", pengajian/diskusi melingkar di Fahmina, pada suatu hari, aku lupa tanggalny...
17/02/2021

FUNGSI DAN KEWAJIBAN NEGARA

Dalam "halaqah", pengajian/diskusi melingkar di Fahmina, pada suatu hari, aku lupa tanggalnya, aku ditanya soal fungsi dan kewajiban negara dalam Islam.

Aku menjawab begini:

1. Negara didirikan, diadakan atau dibentuk sebagai wadah bagi warganya untuk memeroleh kesejahteraan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Dan itu untuk semua warga negara/rakyatnya, bukan untuk sebagian besar atau sebagian kecil rakyat.

2. Para pengelola negara adalah para pelayan bagi seluruh warga negara. Untuk tugas dan jasanya itu mereka diberikan upah yang sesuai dengan fungsi dan pekerjaannya itu.

3. Pengelola negara (pemerintahan) oleh karena itu wajib bersikap netral, imparsial dan bertindak adil kepada seluruh warganya, apapun agama/kepercayaannya atau identitas primordial lainnya.

4. Tugas dan kewajiban mereka adalah menjaga, melindungi dan menyediakan/memfasilitasi ruang aman dan tenteram bagi semua, bukan bagi sebagian besar atau apalagi sebagian kecil warganya dan tidak untuk memiskinkan, mendiskriminasi, menyingkirkan atau menyengsarakan mereka.

5. Dalam rangka itu p**a, negara tidak hanya wajib menyediakan tempat untuk didiami warganya dan tidak p**a sekedar menjadi ruang untuk mempertemukan manusia dengan manusia lainnya di sana, tetapi lebih dari ia juga hadir untuk memerdekakan semua manusia dari belenggu kezaliman (ketidakadilan) serta menjamin persahabatan dan persaudaraan kebangsaan dan kemanusiaan.

Salah seorang mahasiswa yang ikut dalam halaqah ini bertanya, apakah ada dalil atau dasar untuk pandangan ini?. Aku menjawab : Ya. "Shahifah al-Madinah"/ "Mitsaq al-Madinah"/ "Dustur al-Madinah", Piagam Madinah/Konstitusi Madinah.

6. Piagam Madinah merupakan landasan konstitusi sekaligus pengikat nilai dan norma yang ada dalam masyarakat Madinah (Nation State Madinah). Penyusunan naskah Piagam Madinah juga melibatkan seluruh komponen masyakat Madinah saat itu. Nabi memimpin penyusunan piagam ini. maka Di idalamnya sarat nilai-nilai demokrasi. Nilai-nilai demokrasi yang terkandung di dalam Piagam Madinah ini antara lain; persamaan, kebebasan, hak asasi manusia, musyawarah, dan toleransi.

16. 02.2021
HM

OSIS Al-Fathaniyah, Cetak Generasi yang PASTI Melalui LDKS
14/02/2021

OSIS Al-Fathaniyah, Cetak Generasi yang PASTI Melalui LDKS

Serang, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Al-Fathaniyah Menyelenggarakan Kaderisasi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) selama tiga hari dua malam be…

"Islam itu agama yang penuh dengan kasih sayang, karena itu berprasangka, menuduh orang munafik, mengkafirkan orang, tid...
30/01/2021

"Islam itu agama yang penuh dengan kasih sayang, karena itu berprasangka, menuduh orang munafik, mengkafirkan orang, tidak boleh. Apalagi sesama muslim". (KH. Matin Syarkowi, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Fathaniyah dan Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Serang)

______________________

NGAJI NIHAYATUZZAIN: "Masuknya Waktu Sholat"Qori ' : Abah KH. Matin SyarkowiPimpinan Pondok Pesantren Al-FathaniyahTengk...
12/01/2021

NGAJI NIHAYATUZZAIN: "Masuknya Waktu Sholat"

Qori ' : Abah KH. Matin Syarkowi
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Fathaniyah
Tengkele, Kota Serang Banten

Ngaji Kitab Nihayatuz Zain: Penjelasan Masuknya Waktu Sholat | KH. Matin Syarkowi______Kitab Nihayatuz Zain merupakan salah satu kitab fiqih mazhab Syafi’i y...

10/01/2021

NABI TAK PERNAH MENCACI-MAKI (1)

Para sahabat Nabi saw. Memberikan kesaksian bahwa Nabi Muhammad Saw, adalah manusia yang tidak pernah berkata-kata buruk, apalagi mengutuk atau mencaci-maki orang lain:

لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَاحِشًا وَلاَ لَعَّاناً ولا سباباً

“Nabi saw. bukanlah orang yang biasa mengucapkan kata-kata jorok/buruk, bukan pengutuk dan bukan p**a tukang cacimaki,” [HR. Muslim dari Anas].

Sahabat Abu Hurairah pernah meminta kepada Nabi agar mendoakan kecelakaan, keburukan atau kesengsaraan bagi orang-orang musyrik. Nabi Saw, mengatakan :

إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا ، وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً (رواه مسلم . حديث رقم 2599)

“Aku tidak diutus Tuhan untuk mengutuk orang. Aku diutus hanya untuk menyebarkan kasih sayang”. (HR. Muslim).

Tuhan telah memberikan pernyataan yang menegaskan tentang sifat kasih sayang dan kelembutan pribadi Nabi saw. yang agung tersebut. Allah mengatakan:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ .

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya,” [QS. Ãli Imrân (3): 159].

Bersambung

06.01.21
HM

07/01/2021

Diriwayatkan dari Aus bin Aus, Rasulullah SAW bersabda: ان من افضل ايامكم يوم الجمعة فيه خلق ادم و فيه قبض وفيه النفخة وفيه الصعقة فاكثروا من الصلاة علي فيه فان صلاتكم معروضة علي
Artinya, "Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling utama adalah Hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptaan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. Oleh karena itu perbanyaklah membaca shalawat kepadaku pada hari Jumat, karena shalawat kalian akan dipersembahkan kepadaku".

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/76046/nilai-lebih-baca-sholawat-pada-hari-jumat

AHLAN WA SAHLANCHANNEL YOUTUBE : AL-FATHANIYAH OFFICIAL
07/01/2021

AHLAN WA SAHLAN
CHANNEL YOUTUBE : AL-FATHANIYAH OFFICIAL

Pondok Pesantren Al-Fathaniyah, pada awalnya bernama Al-Ikhlas dengan lokasi hanya beberapa meter dari jalan raya, yaitu tepat berseberangan dengan penziarah...

02/01/2021

Cinta tak harus memiliki ala Qais Majnun

_______
Qais Majnun sebenarnya adalah tokoh fiktif yang dihidupkan oleh seorang penyair kenamaan Persia abad ke-12, tepatnya pada era Dinasti Saljuk, yaitu Nizami Ganjavi. Kisah romantika antara Qais dan Laila pada dasarnya bisa dibedah dari dua sisi. Pertama, sisi falsafi. Bahwa kisah ini secara keseluruhan sejatinya merupakan alegori atau simbol-simbol buat memahami hakikat cinta kepada Tuhan. Kedua, sisi tekstual. Dimana kita hanya cukup membaca dan menginterpretasikannya sesuai dengan teks yang tertulis. Nah, untuk rumus cinta tak harus memiliki ini, kita pakai pendekatan yang kedua.

Singkatnya begini, Qais mencintai Laila, juga sebaliknya, Tapi cinta mereka tehalang tabir tebal bernama; kelas sosial. Alhasil, pihak keluarga Laila berupaya untuk memisahkan keduanya dengan jalan menjodohkan Laila dengan lelaki lain. Dan di sinilah letak pelajaran yang bisa Anda ambil sebagai obat penawar kecewa.

Kalau orang-orang menyebut Qais gila (majnun) lantaran sering bermonolog sendiri di jalan-jalan seolah sedang berbicara dengan Laila. Sering kedapatan memeluk dan menciumi tembok rumah Laila seolah sedang memeluk dan menciumi Laila. Dan pernah suatu kali ketika dia sakit dan hendak dioperasi oleh dokter, dia malah berujar, “Jangan, jangan bedah tubuhku. Jika aku merasakan sakit, nanti Laila juga akan sakit. Karena dalam diriku ada Laila.”

Melihat fenomena tersebut, saya justru memandangnya sebagai sikap legawa dari si Qais, yang cintanya harus bertepuk sebelah tangan. Sebab baginya, Laila bukan lagi entitas di luar dirinya. Laila adalah dirinya sendiri. Laila bukan lagi sosok yang tak tejangkau. Tapi apa pun yang berkaitan dengan Laila, katakanlah tembok rumahnya, itu adalah wujud lain dari Laila. Maka, dia sudah tidak butuh lagi memiliki Laila secara badani. Sebab dia bisa terus mencintai Laila dengan medium yang lain.

Ini kalau Anda contoh, misalnya saja pujaan hati Anda penyayang kucing dan s**a bagi-bagi Whiskas gratis sama kucing jalanan, ya salurkan saja rasa cinta Anda dengan memperlakukan kucing sebagaimana yang pernah pujaan hati Anda lakukan. Kalau cium-cium tembok rumahnya, saya belum berani menyarankan. Qais atau kita mungkin nggak bisa memiliki atau bahkan menikahi Laila atau perempuaan dambaan. Tapi kita sudah berkesempatan mencintainya. Dan itu harusnya sudah lebih dari cukup. Kata Puthut EA,”Tidak selalu ada hubungannya antara pernikahan dengan cinta. Cinta ya cinta. Menikah ya menikah. Hanya orang yang beruntung jika bisa saling mencintai lalu menikah.”

Address

Jalan Raya Pandeglang KM. 03 Komplek. Tembong Indah (Tengkele) Kecamatan Cipocok Jaya
Serang
42126

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Komplek Ibnu Sina Pondok Pesantren Al-Fathaniyah posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram

Category