Klinik Spesialis Anak dr. Lucky Yogasatria Sp.A

Klinik Spesialis Anak dr. Lucky Yogasatria Sp.A Pemeriksaan dokter spesialis anak termasuk tumbuh kembang, imunisasi serta promosi kesehatan anak

09/11/2025

Kejadian ledakan di Sekolah memberikan kita peringatan yang keras 😢

Jangan lupa, kesehatan mental itu REAL!

08/11/2025

Bu, tahu nggak… satu aktivitas ini bisa menstimulasi motorik kasar, halus, dan kognitif anak sekaligus dan bonusnya, anaknya happy banget! 🩵
Yup, renang!

Bukan cuma bikin kuat atau berani air, tapi air itu sebenarnya “ruang belajar” paling lengkap untuk anak

✨ Saat menendang dan mengapung — otot leher, punggung, dan kaki terlatih
✨ Saat meraih mainan di permukaan — koordinasi tangan & mata diasah
✨ Saat mendengar instruksi “tiup gelembung… pegang dinding…” fokus, bahasa, dan memori kerja ikut berkembang
✨ Dan yang paling penting, tiap berhasil mengapung sebentar… anak belajar percaya diri

Penelitian dari Griffith University bahkan menunjukkan anak yang rutin berenang sejak dini punya milestone perkembangan lebih cepat dibanding teman sebayanya, baik fisik, bahasa, maupun kognitif.

Jadi renang itu bukan sekadar main air, tapi stimulasi lengkap dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Hari ini mungkin dia cuma belajar menendang air,
tapi tanpa disadari, dia sedang belajar mengatur napas, koordinasi tubuh, dan mengelola emosi. 💪🏼

Yuk, jadikan air sebagai ruang stimulasi yang menyenangkan
Ibu sudah coba kelas renang untuk anaknya? Cerita di komentar ya siapa tahu bisa jadi inspirasi buat buibu lain 💙

05/11/2025

Iya apa bukan?

04/11/2025

Ini bedanya batuk infeksi dan batuk karena alergi!

03/11/2025

Hernia bukan ni?

1 menit terpatahkan 🤣
28/10/2025

1 menit terpatahkan 🤣

“Kenapa sih, sekarang banyak orang yang ragu atau bahkan nggak percaya sama vaksin?”Padahal dul tuh, vaksinlah yang meny...
26/10/2025

“Kenapa sih, sekarang banyak orang yang ragu atau bahkan nggak percaya sama vaksin?”
Padahal dul tuh, vaksinlah yang menyelamatkan jutaan anak di seluruh dunia.
Mungkin jawabannya sederhana:
karena manusia itu makhluk pelupa, cenderung lebih percaya apa yang terlihat, dan gampang lupa pada bahaya yang sudah tidak mereka temui lagi.
Waktu penyakit-penyakit berat seperti polio, difteri, atau tetanus masih sering muncul,
semua orang berlomba-lomba vaksinasi.
Tapi begitu penyakitnya mulai hilang,
orang jadi lupa seberapa mengerikannya masa itu.

Tahun 1988, setiap hari ada lebih dari 1.000 anak lumpuh karena polio.
Setiap. Hari.
Sekarang?
Berkat vaksin, kasusnya turun lebih dari 99%.
Tapi justru karena sudah jarang terlihat,
banyak yang berpikir penyakit itu “sudah nggak ada” —
dan akhirnya mulai mempertanyakan kenapa masih perlu vaksin.

SLIDE 4 — Grafik siklus vaksin:
Dalam dunia imunisasi, ada siklus yang berulang:
📍 Tahap 1: penyakit masih banyak → semua takut
📍 Tahap 2: vaksinasi meningkat → penyakit menurun
📍 Tahap 3: orang lupa bahayanya → kepercayaan menurun (plus konten fear mongering dan konspirasi 😅)
📍 Tahap 4: penyakit muncul lagi → baru sadar pentingnya vaksin (entah kapan ini sadar lagi)

‼️kita sedang ada di tahap ketiga: fase hilangnya kepercayaan.

Begitu cakupan vaksin turun,
penyakit lama bisa kembali.
Contohnya, KLB campak di Amerika bahkan sampai ada kematian, heboh bener padahal negara itu sudah dinyatakan bebas campak sejak 2000.
Dan di Indonesia, kasus serupa terjadi di Madura dan Kalimantan beberapa tahun lalu.
Semua karena semakin banyak anak yang tidak divaksin.

Tapi karena penyakitnya sudah jarang terlihat,
yang akhirnya sering dibahas justru efek sampingnya,
padahal risikonya jauh lebih kecil daripada penyakit aslinya.

SLIDE 7 — Bandingkan risikonya:
Risiko kematian karena tetanus bisa mencapai 30.000 kali lebih tinggi dibandingkan efek samping berat vaksin DTP.

Mungkin bukan vaksinnya yang salah,
tapi kita yang sudah terlalu lama nggak melihat bahayanya penyakit.
Dan ketika rasa takut pada penyakit hilang,
tempatnya diisi oleh rasa curiga pada hal yang menyelamatkan kita dulu.

Gimana?

Yang mau cerah dunia pahami kenapa anak susah makan, gas ke bio
26/10/2025

Yang mau cerah dunia pahami kenapa anak susah makan, gas ke bio

Dok, banyak loh anak yang udah vaksin pneumonia, tapi tetep kena pneumonia?? Kalimat seperti ini sering banget muncul di...
24/10/2025

Dok, banyak loh anak yang udah vaksin pneumonia, tapi tetep kena pneumonia??
Kalimat seperti ini sering banget muncul di kolom komentar, yaaa wajar sih, karena banyak orang tua belum tahu bahwa pneumonia itu bukan cuma satu jenis.

Pneumonia bukan satu penyakit tunggal, tapi sekumpulan infeksi di paru-paru yang bisa disebabkan oleh bakteri, virus, bahkan jamur.
Kementerian Kesehatan RI juga menulis:

"Tidak ada penyebab tunggal pneumonia. Di negara berkembang, 60% kasus disebabkan oleh bakteri, sedangkan di negara maju lebih sering oleh virus.”
(Sumber: Kemenkes, 2023)

Kalau kita lihat dari penelitian besar di Amerika (EPIC Study – CDC),
penyebab pneumonia anak yang dirawat di rumah sakit ternyata didominasi virus.
‼️RSV 28%, Rhinovirus 27%, Metapneumovirus 13%, Adenovirus 11%…
Sedangkan bakteri seperti Streptococcus pneumoniae cuma sekitar 4%.

Jadi benar, anak bisa kena pneumonia walau sudah vaksin, karena vaksinnya hanya melindungi dari penyebab yang bisa dicegah, bukan dari semua jenis kuman.

Vaksin PCV (pneumokokus) melindungi dari Streptococcus pneumoniae,
vaksin DTP melindungi dari pertusis (batuk rejan),
vaksin influenza melindungi dari flu berat,
dan vaksin campak (MR) mencegah komplikasi pneumonia akibat measles.

Semua ini mencegah pneumonia berat dan berbahaya.
Tapi masih ada banyak virus lain (seperti RSV, rhinovirus, adenovirus) yang belum punya vaksin.

Jadi, bukan berarti vaksin “nggak bekerja.”
Justru karena sudah vaksin, tubuh anak lebih siap menghadapi infeksi dan risikonya jauh lebih ringan.
Vaksin mencegah pneumonia berat yang bisa bikin anak dirawat atau meninggal,
tapi tidak bisa mencegah semua penyebab pneumonia di dunia.

Yuk, ubah cara pandang kita:
Vaksin bukan berarti anak tak akan sakit sama sekali.
Tapi vaksin berarti anak punya tameng dari bentuk penyakit yang paling berbahaya.

Jadi kalau anak masih bisa pilek, batuk, atau sesak ringan setelah vaksin, itu tandanya tubuhnya sedang berlatih, bukan gagal dilindungi.

Gimana paham gak kira kira?
Boleh diskusi, debat kusir ga usah dilayani 🤭

Jurnal PCV itu BUKAN untuk bayi! SLIDE 1Judul jurnalnya:“Effectiveness of antipneumococcal vaccination against pneumonia...
23/10/2025

Jurnal PCV itu BUKAN untuk bayi!

SLIDE 1
Judul jurnalnya:
“Effectiveness of antipneumococcal vaccination against pneumonia in adults.”
Kata kuncinya: IN ADULTS.
Artinya: penelitian ini khusus orang dewasa usia di atas 50 tahun, bukan bayi atau anak.
Jadi hasilnya nggak bisa dipakai untuk menilai vaksin PCV pada bayi.

SLIDE 2
Bagian Background:
Peneliti justru menulis:PCV7/PCV13 in children has provided clear benefits.
Artinya: vaksin PCV pada anak terbukti memberi manfaat nyata, menurunkan penyakit berat seperti meningitis dan sepsis akibat pneumokokus.
Bahkan anak yang divaksin bisa melindungi orang di sekitarnya (efek tidak langsung).
Jadi ini justru pujian buat vaksin anak, bukan bantahan.

SLIDE 3
Tabel karakteristik peserta:
Mayoritas yang ikut studi ini adalah:
Usia 65 tahun ke atas
Banyak punya penyakit kronis (paru, jantung, diabetes, ginjal)

Artinya kelompok ini memang lebih rentan sakit dari awal.
Kalau kemudian tampak “lebih sering dirawat”, belum tentu karena vaksinnya tidak bekerja — bisa karena mereka memang lebih rapuh (bias penelitian yang disebut confounding by indication).

SLIDE 4–5
Bagian Limitations (keterbatasan studi):
Peneliti sendiri mengakui:
1.“Hanya sekitar 1% peserta yang menerima PCV13” → terlalu sedikit, jadi hasilnya kurang kuat untuk menilai efektivitas.
2. “Tidak ada data serotipe” → artinya mereka tidak bisa tahu apakah pneumonia yang muncul disebabkan oleh bakteri yang sebenarnya bisa dicegah oleh vaksin.
3. “Dilakukan hanya di satu wilayah (Catalonia)” dengan angka kasus pneumokokus yang sangat rendah (11 per 100.000 orang/tahun) → di daerah dengan penyakit langka, wajar kalau efek vaksinnya tidak terlihat besar.

👉 Ibarat ngukur jas hujan di daerah yang jarang hujan, tentu kelihatan “nggak terlalu berguna”.

SLIDE 6
Bagian Conclusion:
“Neither PPV23 nor PCV13 were associated with reduced risk…
Nevertheless, caution is needed before generalising the results.”

Terjemahan gampangnya:
Vaksin dewasa ini tidak menunjukkan penurunan risiko rawat inap di data 2019, tapi hasil ini tidak boleh digeneralisasi karena desain studinya observasional dan penuh batasan.
Alias: belum tentu vaksinnya tidak berguna, bisa jadi data

Update terbaru sementara yes. Link semua ada di bio!
25/09/2025

Update terbaru sementara yes. Link semua ada di bio!

Bisa buat hidup saya tenang tanpa tergantung nasgor teri hijau kalian gak sih?Ga usah dimention, adminnya nanti ngamuk l...
23/09/2025

Bisa buat hidup saya tenang tanpa tergantung nasgor teri hijau kalian gak sih?

Ga usah dimention, adminnya nanti ngamuk lagi 🫤

Address

Jalan Sudirman No 80
Singaraja
81116

Opening Hours

Monday 18:00 - 21:00
Tuesday 18:00 - 21:00
Wednesday 18:00 - 21:00
Thursday 18:00 - 21:00
Friday 18:00 - 21:00

Telephone

+62881037272306

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Klinik Spesialis Anak dr. Lucky Yogasatria Sp.A posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Practice

Send a message to Klinik Spesialis Anak dr. Lucky Yogasatria Sp.A:

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram

Category