18/03/2022
MENGENAL TUHAN DENGAN SEKS
Wuiiihh... gila pasti nih orang... Tuhan dikaitkan dengan sesuatu yang tabu... jorok... dan hina...
Mungkin akan terdengar sebagai sebuah kegilaan bagi mereka yang menganggap dirinya paling benar tanpa mengetahui dasar dari apa yang saya sampaikan ini.
Mungkin bagi mereka yang fanatik, tentu akan menganggap saya adalah seorang bangsat dan bajingan. Well... saya terima dengan lapang dada apa yang anda katakan kepada saya. Apapun yang kamu tuduhkan kepada saya, memang benarlah adanya di pemikiranmu.
Tapi... sebentar lagi saya akan memberi sebuah wawasan baru kepada teman-teman semua yang mau dan dengan senang membaca tulisan ini.
Saya bukanlah seorang agamais ataupun spiritualis ataupun atheis, theis ataupun p***s... eh antitheis maksud saya... hahaha
Saya hanyalah seorang manusia yang mempelajari seks hingga makna terdalamnya. Itu saja...
Oke, mungkin teman-teman yang baik hati dan tidak sombong yang membaca artikel ini akan memiliki persepsi baru mengenai hubungan seks. Tapi bagi saya, itu adalah hak anda... saya tidak memaksakan anda harus mengikuti apa yang saya sampaikan.
Sudah lama saya mempelajari mengenai seks dari berbagai kitab kuno yang ada di bumi kita ini peninggalan nenek moyang kita. Salah satunya adalah TANTRAYANA dalam TANTRALOKA yang menjelaskan bahwa praktek seks melampui simbol-simbol apapun, jelek-cantik/tampan, kaya-miskin, laki-laki-perempuan-waria-priawan, maskulin-feminin, heteroseksual-homoseksual, semua melampui dan tak beridentitas.
Dalam tantrayana menggunakan tubuh sebagai medium untk mencapai pencerahan manusia. Tubuh bukan dilihat sebagai hal yang kotor. Kunci dari praktek seks ajaran Tantrayana ada relasi yang setara, cinta kasih, adil, non diskrminasi, tanpa kekerasan. Karena pada saat itulah sang dewa atau Tuhan menyatu dalam tubuh itu. Artinya persetubuhan dalam ajaran Tantrayana tidaklah aktivitas yang dilaksanakan dengan sembarangan pasangan, substansinya perwujudan cinta kasih dengan orang yang kita cintai.
Seksualitas pada jaman dahulu di nusantara, sebelum masuknya agama-agama ‘import” ke tanah air kita sangat digambarkan sebagai bagian dari kehidupan manusia. Bukan untuk ditabukan untuk dibahas dalam kajian publik. Seks menjadi satu kesatuan dalam nilai-nilai keyakinan masyarakat yang harus mendapatkan tempat yang sama dihadapan Tuhan.
Hal ini bisa tergambar dalam candi-candi di Borobudur, Prambanan, candi Suku maupun candi Ceto. Artefak Lingga-Yoni (p***s-va**na) digambarkan sebagai hal yang wajar untuk diketahui publik sebagai simbol kesuburan. Sampai sekarang simbol Tugu Monas dengan puncak emas juga merupakan simbol Lingga-Yoni yang selalu dapat kita lihat di Jakarta.
Artefak-artefak di candi tersebut membuktikan adanya pemujaan terhadap Ardhanareswari, simbol penyatuan Shiwa dan Shakti, penyatuan antara yang maskulin dan feminin. Penyatuan apa yang disebut dengan laki-laki dan perempuan, manusia yang Androgini. Tidak maskulin tidak juga feminin, menyatu dalam satu tubuh untuk mencapai pencerahan sang Tuhan.
Pemujaan pada Lingga dan Yoni di Candi Sambisari, kalasan, Yogyakarta juga menjadi bukti bagaimana dualisme energi maskulin dan feminin dianggap sebagai bentuk kesempurnaan Tuhan. Seksualitas sebagai sesuatu yang spritual bukan hal yang kotor dan menjijikan seperti yang banyak kita pahami sekarang ini
Jika kita melihat semua bukti sejarah dari bangsa besar dan peninggalan leluhur yang tentunya perlu kita lestarikan ini tentu seks bukanlah sesuatu yang tabu harusnya. Seks adalah sebuah jalan menuju pencerahan jika menurut pandangan saya secara obyektif.
Seperti saat kita melakukan hubungan seks dengan orang yang kita cintai, disitulah asal-muasal penciptaan manusia. Disitulah Tuhan bekerja dengan sangat indahnya, membuat sebuah mahakarya yang tiada bandingannya di dunia ini.
Itulah mengapa saya sangat setuju jika dalam ajaran agama yang sekarang menyebutkan bahwa manusia adalah khalifah di bumi ini. Karena sudah bisa dipastikan tidak ada satu manusiapun yang sama, bahkan sampai sidik jaripun tidak ada yang sama meskipun itu kembar identik. Masing-masing manusia memiliki tugas sendiri-sendiri dalam hidupnya.
Itulah mengapa saya juga sangat setuju bahwa semua manusia sudah memiliki garis takdir dan nasibnya sendiri-sendiri. Jika seks dipandang sebagai sesuatu yang kotor, menurut saya karena selama ini kita sudah terdogma bahwa anggapan khalayak umum mengenai tubuh manusia adalah sesuatu yang bisa dijual yang artinya ini adalah komoditas.
Tubuh wanita yang telanjang dada atau kelihatan pahanya
dianggap menumbuhkan hasrat seksual karena memang sedari kecil sudah terdogma bahwa itu adalah hal yang tabu. Jika kita sedari kecil tidak mendapatkan sebuah nilai bahwa hal tersebut bukanlah sesuatu yang menjijikkan, kotor ataupun tabu.. bisa dipastikan kita akan mampu mengenal CINTA tanpa terlumuri oleh nafsu birahi.
Ketika CINTA datang tumbuh secara alami pada diri manusia, disitulah kita mengenal essensi ketuhanan.
Jika anda hanya memandang seks adalah sebuah pertukaran lendir saja, ya mungkin itu memang kebenaran yang kamu miliki saat ini.
Jika kamu memandang seks adalah sebuah kebutuhan, ya memang itu adalah kebenaran yang kamu miliki saat ini.
Saya menghargai apapun yang kamu anggap benar dalam dirimu.
Dan inilah pandangan sesuatu yang juga saya anggap kebenaran versi saya. Semoga kalian dapat mengambil hikmah dari ceramah saya melalui tulisan ini. Ambil yang baik, dan pertimbangkan yang buruk, bisa jadi hal itu adalah sebuah kebenaran yang bakal kamu yakini di kemudian hari nanti.
Semoga Kamu tercerahkan meskipun dalam va**na tidak ada LAMPU.
SALAM CROTT 💦💦💦
More info https://t.me/zoompria