01/04/2022
Efek Konsumsi Madu untuk Diabetes, Benarkah Lebih Sehat dari Gula?
Pasien diabetes (diabetesi) sering kali dianjurkan untuk menghindari konsumsi makanan yang mengandung gula.
Pasalnya, hal ini dapat meningkatkan kadar gula darah mereka. Maka dari itu, banyak diabetesi yang beralih menggunakan berbagai pengganti gula sebagai pemanis makanan, salah satunya madu.
Namun, benarkah konsumsi madu pasti lebih aman untuk diabetes?
Pengaruh konsumsi madu terhadap kadar gula darah
madu penyubur kandungan
Diabetes melitus adalah penyakit yang terjadi akibat tingginya kadar glukosa di dalam darah.
Glukosa sendiri adalah gula darah yang menjadi sumber energi utama untuk tubuh.
Pasien diabetes tipe 1 tidak memiliki hormon insulin yang cukup untuk menyerap glukosa.
Sementara itu, pasien diabetes tipe 2 tidak dapat mengubah glukosa menjadi energi.
Kedua kondisi ini menyebabkan glukosa menumpuk di dalam darah sehingga kadar gula darah naik.
Selain itu, kenaikan kadar gula darah dapat dipengaruhi dari konsumsi makanan tertentu.
Tak hanya makanan yang mengandung gula, American Diabetes Association memaparkan bahwa setiap makanan yang tersusun atas karbohidrat juga berkontribusi pada kenaikan kadar gula darah.
Gula tebu, gula bit, atau madu mengandung karbohidrat sederhana yaitu sukrosa atau gula alami.
Artinya, konsumsi madu turut memengaruhi kadar gula darah.
Saat mengonsumsi madu, sistem pencernaan akan memproses sukrosa untuk kemudian dilepas menjadi glukosa ke dalam darah.
Oleh karena itu, sebenarnya tidak ada pengaruh yang berarti bila Anda menggunakan madu sebagai pengganti gula untuk diabetes.
Pasalnya, keduanya menimbulkan efek peningkatan yang sama terhadap kadar gula darah.
Namun, pengecualian jika Anda lebih menyukai cita rasa madu sebagai pemanis ketimbang gula.
Meskipun begitu, hal ini tak lantas menyatakan bahwa konsumsi madu dan gula sama-sama dilarang untuk diabetes.