20/08/2023
Banyak saya temui ibu-ibu khususnya mengeluh "Oalah mas, aku iku opo-opo wes ora tak pangan, dikandani wong ngene tak lakoni ngene, dikandani ngono tak lakoni ngono, dokter, dukun, terapi rono-rono tak parani, sak munine wong tak lakoni, tapi yo panggah ra waras, terakhir sampean iki mugo2 wae jodo".
namun ketika saya tanya " sampean berobat g*e iki kaping piro, sampean berobat nk wong iki, iku, kae, kapeng piro ????
jawabanya pasti sekali dua kali saja dan selalu berganti mengikuti kata orang "jarene dan jarene".
jika begini pola fikirnya maka sampai habis usia tidak akan ada jalan, yang pasti tau-tau tambah tua, tau-tau sakitnya tambah, tau-tau mati namun perjuangnya nol.
Berobat itu tak ubahnya sekolah, jika yang anda kejar adalah iming-iming disana sekolah terbaik, disana sekolah unggulan dan seterusnya, mana mungkin anda bisa menyelesaikan sekolah dengan satu waktu, memang mencari guru pembimbing ataupun terapis yang bisa mengarahkan itu harus, tapi tidak semua yang baik itu dicampur aduk jadi satu. konsistensi dan kesungguhan itu sangat perlu, jika hanya sehari dua hari berobat dengan A, lusa ganti B bagaimana mungkin anda bisa merasakan hasilnya.
Rubah pola pikir anda "mencari yang terbaik", dengan pola pikir "menjadi yang terbaik untuk diri sendiri". 🙏🙏🙏🙏